Surat Coca-Cola di Balik Mundurnya Sepp Blatter?

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2015 12:39 WIB
Di belakang layar, Coca-Cola sempat memberikan surat bernada keras kepada FIFA agar mereka membereskan skandal tersebut.
Sepp Blatter mengundurkan diri hanya empat hari setelah ia terpilih kembali sebagai presiden FIFA. (REUTERS/Arnd Wiegmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu minggu setelah pengunduran diri Sepp Blatter sebagai presiden FIFA, satu pertanyaan masih tersisa yaitu mengenai alasan ia memutuskan hal tersebut, hanya empat hari seusai Kongres pemilihan presiden digelar.

Dalam surat pengunduran dirinya, Blatter sempat menyatakan bahwa ia kini tak lagi memiliki mandat untuk memimpin organisasi sepak bola itu karena kehilangan kepercayaan dari suporter, pemain, klub, dan juga seluruh orang yang mencintai sepak bola.

Hal itulah yang dijadikan alasan Blatter untuk melepaskan tampuk kepemimpinan organisasi yang 17 tahun sebelumnya telah ia pegang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, berbagai spekulasi masih muncul. Salah satunya datang dari Chries Eaton, mantan kepala keamanan FIFA yang mengatakan bahwa pengunduran diri mendadak itu bisa saja dipicu oleh hal yang saat ini belum diketahui oleh publik.

"Sangat tidak mungkin bahwa tidak ada motivasi di balik keputusan tersebut, suatu motivasi yang belum kita ketahui dan baru akan muncul di lain waktu," ujar Eaton pada Sabtu (6/6) lalu.

Sementara itu, jurnalis Bloomberg, Tariq Panja, mengatakan bahwa Blatter sendiri adalah ahli taktik. "Pengunduran ini membuat Blatter terlepas dari tekanan, setidaknya selama enam bulan untuk melakukan yang perlu ia lakukan di dalam diri FIFA untuk mengamankan masa depannya, atau memilih pengganti yang tepat."

Satu penjelasan lain, adalah adanya tekanan besar dari sponsor agar FIFA membereskan skandal terbesar dalam sejarah sepak bola tersebut, yang salah satunya datang dari Coca-Cola.

Ketika tujuh petinggi FIFA ditangkap, Coca-Cola sendiri sempat memberikan pernyataan resmi yang secara 'ringan' menegur FIFA bahwa mereka berharap FIFA bisa "menyelesaikan masalah tersebut secara menyeluruh" dan bahwa skandal itu telah "mencederai" Piala Dunia.

Namun, sebagaimana dikabarkan Bloomberg, di belakang layar, para petinggi Coca-Cola memberikan surat privat dengan nada cukup keras. Mereka meminta FIFA untuk mengambil aksi dan juga melaporkan kembali rencana FIFA pada Coca-Cola untuk membereskan masalah tersebut.

Coca-Cola sendiri memiliki kepentingan di dunia sepak bola, terutama karena mereka menggunakan Piala Dunia untuk memasarkan produk mereka ke 175 negara, dengan uang promosi Coca Cola di Piala Dunia lebih besar ketimbang di Olimpiade.

Sementara itu, bagi FIFA, pendapatan dari sponsor adalah sumber pemasukan kedua terbesar setelah hak siar.

Surat dari Coca-Cola tidak lantas menghentikan Blatter untuk mengundurkan diri dari pemilihan presiden. Blatter pun lalu memastikan jabatan presiden FIFA tetap di tangannya saat Pangeran Ali bin Al-Hussein undur diri di putaran kedua pilpres.

Coca-Cola pun kemudian kembali memberikan pernyataan resmi ke publik yang senada dengan surat pertama.

"Kini FIFA harus mencari peluang untuk mengembalikan kepercayaan yang telah hilang. Kami memaksa FIFA untuk mengambil aksi konkret untuk menyelesaikan isu-isu yang muncul, dalam cara yang transparan dan secepatnya."

Dua hari kemudian, Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, berada di belakang suap 10 juta dolar untuk mengamankan status Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010 -- hal yang kemudian membuat sorotan kembali datang untuk Zurich dan FIFA.

Namun, sebagaimana dikabarkan Bloomberg, pada posisi itu, Blatter telah merancang surat pengunduran dirinya.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER