London/St. Louis, CNN Indonesia -- Agensi anti-pencucian uang di pemerintahan berkata bahwa institusi keuangan belum cukup ketat mengawasi aktivitas finansial mencurigakan yang terjadi di tubuh organisasi sepak bola internasional, FIFA, dan mereka meminta bank untuk meningkatkan aktivitas pengawasan.
Peringatan tersebut muncul dari Kelompok Kerja Aksi Keuangan (FATF) yang bermarkas di Paris, setelah tujuh petinggi FIFA ditangkap di Zurich, Swiss, pada bulan lalu atas tuduhan korupsi dan suap serta kejahatan lain yang dilakukan selama 20 tahun terakhir.
Dengan penyelidikan yang terus berlanjut, dan kini melebar pada penyelidikan proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, peringatan tersebut akan membuat pihak bank semakin waspada jika mengurusi rekening bagi organisasi dan individu terkait sepak bola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa bank Amerika Serikat dan Eropa sudah meningkatkan pengawasan terhadap rekening-rekening terkait FIFA, dan satu bank telah mengatakan bahwa mereka tidak akan lagi menangani bisnis yang berkaitan dengan FIFA karena tuduhan korupsi tersebut.
Dalam keterangan yang kini telah dihapus dari situs resminya, FATF menyatakan "laporan-laporan mengenai tuduhan korupsi dan pencucian uang berskala besar oleh beberapa petinggi FIFA menggarisbawahi betapa pentingnya institusi-institusi keuangan mengidentifikasi dan mengawasi pelanggan berisiko tinggi."
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa institusi keuangan "terlihat tidak memberikan pengawasan yang cukup pada aktivitas keuangan dari para petinggi yang terkena kasus, karena banyak dari transfer terkait kasus tuduhan korupsi tersebut melewati sistem keuangan internasional tanpa terdeteksi."
FATF, yang beranggotakan negara-negara seperti Amerika Serikat, China, Brasil, Swiss dan banyak negara Eropa lain, berkata bahwa "debat publik yang terus berlanjut tentang integritas suatu lembaga, seharusnya menjadi sinyal bagi institusi keuangan. Mereka seharusnya memperlakukan pelanggan terkait institusi tersebut sebagai pelanggan berisiko tinggi."
Reuters mendapatkan kabar tentang pernyataan itu, yang tampaknya diunggah pada 16 Juni, dari seorang pejabat tinggi yang mengetahui kasus FIFA. Pernyataan itu bisa ditemukan di mesin pencarian internet, namun tidak bisa diakses dari situs FATF.
Presiden FATF, Roger Wilkins, mengatakan kepada Reuters bahwa ia mengambil keputusan untuk menghapus pernyataan tersebut karena khawatir dengan pemilihan frasa dan kata-kata, serta kekurangan bukti untuk mendukung pernyataan.
"Kami tidak ingin ikut campur penyelidikan yang sedang berlangsung. Bagaimana pernyataan tersebut disusun bisa menimbulkan kesalahpahaman," katanya melalui sambungan telepon.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa institusi keuangan tersebut telah melakukan hal salah, atau gagal melakukan sesuatu terkait dengan hal ini."
Laporan Kendali NarkotikaMeski laporan mengenai penyelidikan FIFA tertanggal 27 Mei, sejak bertahun-tahun lalu telah ada kecurigaan tentang praktik korupsi yang dilakukan di FIFA dan di afiliasi mereka di tingkat daerah. Kecurigaan juga terlihat dari beberapa buku yang diterbitkan dalam sembilan tahun terakhir untuk mempertanyakan kegiatan FIFA.
Satu pertanyaan yang sering diajukan di lingkaran dalam bank-bank Amerika Serikat adalah apakah pihak bank telah bertindak dengan cukup cepat jika mereka telah menerima informasi tentang rekening tertentu dari pihak otoritas, demikian dinyatakan satu sumber yang dekat dengan industri tersebut.
Selain itu, pada Maret, dalam laporan rutin mengenai kendali atas narkotika, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat menunjukkan kekhawatiran mereka bagaimana hukum di Swiss, yang mengatur FIFA, telah menciptakan adanya potensi untuk korupsi dan pencucian uang.
Laporan ini sering digunakan oleh bank-bank di Amerika Serikat untuk menilai risiko terhadap pelanggan asing dan juga bank-bank yang berkorespondensi dengan mereka.
"Asosiasi olahraga seperti Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) atau Komite Olimpiade Internasional bukan entitas bisnis, namun asosiasi. Mereka tidak membayar pajak dan, sebagai asosiasi, menerima pengecualian terkait kerangka hukum anti-korupsi Swiss," kata laporan Departemen Dalam Negeri.
"Pengecualian yang diberikan kepada entitas-entitas ini membuat mereka lebih berisiko terkena aktivitas pencucian uang. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan adanya pengubahan peraturan untuk organisasi-organisasi ini, dengan banyak di antara mereka yang diduga melakukan praktik korupsi," kata pernyataan tersebut merujuk pada pemerintah Swiss.
Meski dengan sekian banyak peringatan, tuduhan terhadap petinggi FIFA menegaskan bahwa banyak sekali transaksi mencurigakan yang terjadi di bank-bank Amerika Serikat, Eropa, dan di tempat lainnya, diizinkan untuk terjadi.
Jaksa penuntut dari Amerika Serikat berkata bahwa para tertuduh sangat bergantung pada sistem perbankan di Amerika Serikat untuk melakukan dan menyembunyikan tindakan kejahatan mereka.
 Salah satu proses penyelidikan yang dilakukan otoritas Swiss adalah terhadap tuduhan suap di pemilihan tuan rumah Piala Dunia Rusia. (REUTERS/Dylan Martinez) |
Tanda Peringatan DiniTetap saja, beberapa petinggi bank khawatir bahwa mereka akan diminta melakukan terlalu banyak hal.
Dari perspektif bank, pembayaran untuk korupsi dan penyuapan "sulit untuk diikuti dan dicari" karena "sering kali, meski tidak selalu, terlihat seperti praktik bisnis yang sah," kata senior divisi Kepatuhan di salah satu bank skala besar di Amerika Serikat.
"Kami melakukan yang kami bisa terhadap urusan-urusan seperti ini, yaitu melihat data yang kami miliki -- yang biasanya tidak komplet dalam konteks penyuapan -- dan bekerja sama dengan penegak hukum untuk menyelesaikannya," kata sumber tersebut.
Sementara itu, seorang petugas Kepatuhan di bank di Inggris bertanya: "Apakah saya harus melakukan riset? Apakah saya perlu tahu siapa petugas pemasaran di setiap perusahaan sepatu, dan siapa yang mengambil keputusan terkait promosi untuk satu pemain, dan apakah saya harus melihat rekeningnya untuk melihat apakah ia menerima uang tambahan sebesar US$ 50 ribu?"
Juru bicara untuk empat bank terbesar di Amerika Serikat, JPMorgan Chase, Wells Fargo, Bank of Amerikca, dan Citigroup, menolak berkomentar atas pernyataan FATF tersebut. Demikian pula HSBC Holdings di London.
Di masa lalu, FATF sendiri pernah menunjukkan perhatian mereka terhadap bagaimana sepak bola digunakan sebagai kendaraan untuk pencucian uang. Pada 2012, grup tersebut memberikan peringatan, "uang investasi yang mengalir ke sepak bola telah meningkat secara eksponensial, dan beberapa di antaranya terkait dengan kejahatan."
"Meski dengan pertumbuhan yang cepat dari sektor sepak bola, peraturan dan struktur di dunia sepak bola belum mengikuti perkembangan tersebut," kata FATF.
Sebelumnya, pada Juli 2009, FATF juga mengeluarkan jurnal setebal 40 halaman yang berjudul "Pencucian Uang Lewat Sepak Bola". Dokumen tersebut menyatakan bahwa sepak bola rentan terkena aksi pencucian uang, karena kurangnya manajemen profesional di berbagai level.
FATF menyatakan bahwa institusi mereka akan mendiskusikan isu ini dalam pertemuan di Brisbane, termasuk "apakah perlu adanya standar atau panduan yang baru, atau apakah standar yang saat ini masih dinilai mencukupi jika diterapkan sepenuhnya."
(vws)