Komite Etik PSSI akan Panggil Djohar Arifin

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2015 20:54 WIB
Komite Etik PSSI akan memanggil Djohar Arifin Husin guna meminta penjelasan karena mantan ketua umum PSSI itu memenuhi undangan Menpora Imam Nahrawi.
Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 Djohar Arifin Husin(CNN Indonesia/Martinus Adinata)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sidang Komite Etik PSSI akan memanggil Djohar Arifin Husin. Hal itu dilakoni untuk meminta penjelasan terhadap Djohar setelah mantan ketua umum PSSI itu memenuhi undangan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Juru Bicara PSSI Tommy Welly kepada CNN Indonesia dalam pesan singkat menyatakan pemanggilan pria berusia 64 tahun itu akan dilakukan secepatnya.

Tentang pertemuan Djohar dan Imam itu sendiri merupakan tindak lanjut dari permintaan Komisi X DPR RI agar PSSI melakukan pertemuan dengan Menpora untuk menyelesaikan persoalan sepak bola Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan hanya PSSI, pertemuan Djohar dan Menpora itu pun dipermasalahkan Komisi X DPR RI. Bahkan Komisi X DPR RI tak menilai itu sebagai bentuk kepatuhan Imam terhadap hasil keputusan Rapat Kerja antara Menpora dan komisi yang membidangi bidang olahraga, pendidikan, dan kesejahteraan sosial tersebut.

Akibatnya pada hari ini (24/6) Komisi X DPR RI membatalkan Rapat Kerja dengan Menpora untuk membicarakan laporan rencana penyelenggaraan kompetisi dalam menghidupkan kembali persepakbolaan di Indonesia, dan langkah-langkah strategis menyikapi sanksi FIFA.

Sikap Komisi X menolak atau batal bertemu dengan Menpora tersebut disambut baik Tommy. Menurutnya keputusan tersebut adalah hal yang sangat tepat.

Komisi X DPR RI meminta Menpora seharusnya bertemu dengan Ketua Umum PSSI yang dipilih dalam Kongres di Surabaya yang menggantikan Djohar, La Nyalla Matalitti.

"Komisi X DPR RI sebagai wakil rakyat harus menunjukkan ketegasan dan kewibawaannya. Terutama ketika dengan terang-terangan Menpora memelintir permintaan Komisi X DPR RI untuk bertemu dengan PSSI (La Nyalla) tapi justru berkelit dengan bertemu Djohar Arifin Husin yang sudah bukan Ketua Umum PSSI lagi," kata Tommy.

Tommy pun menilai apa yang dilakukan Menpora merupakan upaya berkelit dan menghindar.

"Padahal seharusnya sebagai pemerintah, Menpora harus mengedepankan niat untuk membereskan masalah, bukan memperumit masalah. Pertemuan dengan Djohar juga sebagai upaya yang dapat menimbulkan benih-benih perpecahan di keluarga sepak bola," tutur Tommy yang juga menjabat sebagai Direktur Kompetisi PSSI.

Adapun La Nyalla dalam pesan singkat menanggapi pertemuan Menpora dengan Djohar itu dengan ringkas, "Itu sama saja perbuatan akal-akalan untuk mengakali rakyat Indonesia."

La Nyalla lantas tak mau menanggapi batalnya pertemuan antara Komisi X DPR RI dengan Menpora hari ini.

Sementara Deputi IV Kemenpora, Djoko Pekik, mengaku Kemenpora sudah siap menghadiri Rapat Kerja yang tak jadi diselenggarakan. Salah satunya Kemenpora akan melaporkan hasil pertemuan dengan Djohar sehari sebelumnya.

"Bahkan sudah di Gedung DPR dari jam 11.00 (WIB) karena ada Rapat Kerja dengan Komisi III. Rencananya tadi langsung ke komisi X jam 13.00, namun ada berita Rapat Kerja ditunda. Ya kita tunggu undangan berikutnya dari Komisi X," kata Djoko lewat pesan singkat kepada CNN Indonesia.

Saat ditanya apakah Kemenpora akan membuka pintu komunikasi dengan mengundang La Nyala seperti yang DPR inginkan, Djoko tak menjawab.

Secara terpisah, Komisi X DPR RI dalam siaran pers menyatakan pembatalan pertemuan dengan Menpora diputuskan dalam rapat internal dengan mengacu hasil Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Menpora RI pada 10 Juni 2015.

"Komisi X DPR RI memandang Menpora RI tidak memiliki niat baik dan mengabaikan hasil keputusan raker (10 Juni 2015) tersebut. Hal ini dikarenakan Menpora RI sampai batas waktu tanggal 23 juni 2015 belum melakukan pertemuan dengan PSSI hasil KLB Surabaya 2015," demikian salah satu bunyi dalam siaran pers tersebut.

Disamping itu, Komisi X juga menyatakan akan melakukan rapat koordinasi dengan Pimpinan DPR RI guna bertanya tentang perkembangan surat kepada Presiden RI pada 28 Mei 2015 yang meminta Presiden memerintahkan Menpora RI untuk segera mengakhiri kisruh permasalahan sepakbola nasional.

(kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER