Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Transisi menyatakan bahwa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak berhak melarang klub mengikuti Piala Kemerdekaan dan bahwa klub-klub tak perlu khawatir dengan sanksi PSSI jika mengikuti turnamen yang akan dimulai pada 1 Agustus nanti.
Usai
workshop dua hari yang diselenggarakan Tim Transisi dan klub-klub di hotel Royal Kuningan, 20 klub menyatakan bahwa mereka akan tampil di Piala Kemerdekaan. Jumlah ini bisa saja bertambah menjadi 24, setelah empat klub Liga Super Indonesia (LSI) menyatakan niat ikut dalam turnamen tersebut, seperti yang diungkapkan salah satu anggota Tim Transisi, Cheppy Wartono.
Akan tetapi, menurut Cheppy, sejumlah klub ragu untuk terlibat dalam turnamen tersebut karena merasa khawatir dengan sanksi PSSI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PSSI sebenarnya tidak berhak melarang, ini yang harusnya diungkapkan ke publik," ujar Cheppy Wartono, saat berdiskusi dengan
CNN Indonesia di Hotel Royal Kuningan, Jumat (3/7).
"Faktanya sampai sekarang mereka juga tidak terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Jadi klub-klub harusnya tidak perlu takut."
Pria berusia 48 tahun itu menegaskan, Piala Kemerdekaan merupakan sebuah ajang resmi yang diselenggarakan pemerintah, sehingga para pesertanya tidak perlu merasa takut.
"Ada beberapa klub yang berkali-kali minta bantuan kami (kekhawatiran terhadap sanksi PSSI)," ujar Cheppy melanjutkan. "Tapi saya selalu mengatakan ini (Piala Kemerdekaan) merupakan sebuah event resmi yang digelar oleh pemerintah."
"Jadi tidak ada alasan bagi klub-klub untuk takut pada ancaman pihak lain. Masa takut sama lembaga yang skalanya lebih kecil dari pemerintah?
Kompetisi dari Berbagai Kasta Sepak Bola NasionalSelepas dari turnamen Piala Kemerdekaan, Cheppy juga menyatakan Tim Transisi bersiap untuk mengadakan turnamen-turnamen lanjutan.
Apalagi, diakui Cheppy, ada beberapa klub Liga Nusantara yang sebenarnya ingin terlibat di Piala Kemerdekaan, yang belum dapat difasilitasi pihak Tim Transisi.
"Kami mohon maaf bagi klub-klub dari Liga Nusantara, yang kompetisinya belum dapat bergulir dan belum dapat terlibat di Piala Kemerdekaan," ujar Cheppy.
"Tetapi nanti di Piala Presiden mereka semua nanti dapat terlibat, karena kompetisi itu akan melibatkan semua klub dari berbagai tingkatan. Sistemnya seperti Piala FA di Inggris."
Setelah turnamen Piala Kemerdekaan, Tim Transisi memang menjadwalkan sejumlah turnamen lain seperti Piala Presiden, Piala TNI-Polri, Piala Kapolri, hingga Piala Pemuda.
"Nantinya akan ada Piala Presiden yang direncanakan diikuti 30 hingga 40 klub dan melibatkan dari klub amatir, divisi utama, hingga LSI," ujar Cheppy menjelaskan.
"Setelah itu ada Piala TNI-Polri, yang lingkupnya kecil saja. Itu nanti akan diisi empat hingga delapan klub LSI. Sedangkan Piala Kapolri nanti formatnya akan mirip dengan Piala Presiden."
"Selain itu ada juga permintaan Piala Pemuda untuk khusus tim U-21, yang melibatkan tim-tim dari seluruh Indonesia," ujar Cheppy melanjutkan.
(vws)