Ikuti Langkah Coca-Cola, Visa Kritik Keras FIFA

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2015 16:02 WIB
Setelah Coca-Cola dan McDonalds bersuara keras, sponsor besar FIFA lainnya, Visa, juga menuntut agar reformasi di tubuh FIFA dilaksanakan pihak independen.
FIFA mendapatkan kritik keras dari Coca-Cola, McDonalds, dan Visa. (CNN Indonesia/Fajrian)
New York, CNN Indonesia -- Visa Inc mengikuti langkah Coca-Cola Co dengan meminta FIFA untuk merekrut komisi independen untuk melaksanakan langkah-langkah reformasi pada badan otoritas sepak bola dunia tersebut.

Kepala perusahaan kartu kredit itu berkata bahwa respons FIFA terhadap tuduhan korupsi "sangat tidak mencukupi" dan menunjukkan ketidakpahaman akan kebutuhan mendesak untuk mengubah diri.

"Kami memandang perusahaan kami, citra kami, dan klien kami dengan tingkat kepentingan tinggi dan kami coba menerapkan standar paling tinggi pada diri kami sendiri," kata Charlie Scharf, CEO Visa pada pertemuan paruh tahun mereka. "Kami ingin bermitra dengan pihak-pihak yang berpikir dan bertindak seperti kami."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak percaya FIFA mengikuti standar tersebut."

FIFA sedang berada tekanan dari sponsor setelah mereka terkait skandal terbesar dalam dunia sepak bola. Jelang Kongres FIFA pada akhir Mei lalu, jaksa penuntut Amerika Serikat mengeluarkan surat tuntutan terhadap sembilan petinggi FIFA dan juga lima petinggi perusahaan pemasaran olahraga.

Mereka dituduh melakukan serangkaian kejahatan terorganisir dan juga aksi korupsi dalam 25 tahun terakhir -- termasuk di antaranya tuduhan suap dalam pemberian status tuan rumah Piala Dunia 2010 dan turnamen di bawah zona CONCACAF.

Pekan lalu, dua sponsor FIFA, Coca-Cola dan McDonald Corp, meningkatkan tekanannya pada FIFA dan menekankan bahwa mereka menginginkan perubahan. Juru bicara perusahaan minuman ringan tersebut berkata bahwa mereka telah menyurati FIFA dan meminta agar FIFA mendukung ide adanya komisi independen untuk reformasi.

Visa menekankan kembali permintaan tersebut: "Pertama, komisi yang independen, pihak ketiga, yang dipimpin oleh satu atau lebih pemimpin yang tidak memihak, sangat penting dalam memformulasikan reformasi," kata Scharf. "Kedua, kami percaya bahwa kepemimpinan FIFA saat ini tidak mampu melaksanakan reformasi yang berarti." (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER