Jakarta, CNN Indonesia -- Ada tujuh sosok dari berbagai latar belakang yang mengincar jabatan Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) 2015/19.
Pada Jumat (28/8), tujuh calon itu pun menjalani uji kelayakan di hadapan sembilan panelis di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta.
Ketua KONI Pusat Tono Suratman mengatakan kriteria utama dari Ketua Satlak Prima terbaru adalah integritas. Selain itu juga diutamakan calon yang memiliki latar belakang di bidang olahraga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tono mengatakan akan ada tiga nama yang diseleksi dan rencananya diumumkan pada awal pekan depan untuk diserahkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi.
Berikut penuturan singkat para tujuh calon Kepala Satlak Prima saat uji coba kelayakan tersebut:
1. SuwarnoSuwarno adalah Ketua Satlak Prima sejak Januari 2014. Pria yang semula menjabat sebagai Wakil Ketua Satlak Prima itu mengganti ketua sebelumnya, Surya Dharma.
Berbekal pengalamannya sebagai Ketua Satlak Prima, Suwarno mengatakan akan menggelar pelatihan nasional serta uji latih tanding kepada atlet maupun pelatih lebih banyak lagi. Menurutnya, hal itu menjadi penyebab dan tolok ukur kualitas seorang atlet atau pelatih.
"Prestasi harus menjadi suatu kebutuhan bagi seorang atlet," kata Suwarno.
Selain itu, Suwarno berpendapat salah satu kesulitan yang dihadapi Indonesia dalam meraih prestasi adalah kaderisasi atlet.
2. Achmad SoetjiptoCalon kedua yang menjalani uji kelayakan adalah Achmad Soetjipto. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Umum PB Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI).
Di hadapan sembilan panelis, Achmad mengungkapkan angannya untuk merevitalisasi pembinaan olahraga Indonesia. Ia ingin agar atlet-atlet Indonesia mencapai tempat di Asia, bahkan dunia.
Fungsi dari Satlak Prima yang ia harapkan adalah keberadaan
sport science yang bisa mengarahkan proses mendapatkan prestasi. Selain itu, ia juga menilai harus ada koordinator yang bisa membangun hubungan timbal balik dan saling percaya antar PB dan dengan institusi di atasnya.
"Kalau yang namanya sistem pembinaan sudah bagus,
performance itu '
ngintil' (mengikuti) sendiri di belakang. Kalau kita masih berkelahi silang pendapat terus menyangkut format, menyangkut bentuk, menyangkut visi, tidak akan mungkin tercapai," tutur Achmad.
Achmad pun ingin agar Satlak Prima fokus untuk membantu peningkatan prestasi dan mengevaluasi semua elemen pendukung. Terkait untuk anggaran, ia menilai anggaran ideal yang telah ditetapkan untuk Satlak Prima sebaiknya tak dikompromikan lagi.
"Selama ini kan
compromise," ujarnya.
3. Lukman NiodeAnggota Dewan Pakar PB Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Lukman Niode menginginkan sistem manajemen yang sederhana dalam tubuh Satlak Prima.
Menurut Lukman struktur organisasi Satlak Prima saat ini dinilainya masih terlalu bengkak. Ia pun ingin agar itu dapat dibuat lebih ramping, setidaknya maksimal 52 orang.
"Tidak ada yang perlu hebat-hebatan. Tetapi yang perlu adalah bagaimana kerja kita mengatur operasionalnya kepada PB-PB, itu nomor satu," kata Lukman.
Ia pun menyorot struktur organisasi yang sederhana itu harus dapat bekerja sama baik dengan Kemenpora, KONI Pusat, dan KOI.
"Jadi buat lebih simpel semuanya, jangan dibikin ribet. Jadi enggak susah-susah
amat," katanya.
"Ada lagi masalah soal koordinasi, dualisme, informasi bocor, tapi itu bukan ranah Prima. Tingkatkan
sport science dan yang penting kerja-kerja-kerja," ujar mantan atlet renang di dasawarsa 1980an itu mengikuti slogan Presiden RI Joko Widodo.
4. Richard Sam BeraMantan perenang nasional yang berkali-kali mengharumkan nama bangsa di Asia Tenggara, Richard Sam Bera pun berminat menjadi Ketua Satlak Prima.
"PB (Pengurus Besar persatuan-persatuan olahraga di Indonesia) harus berbenah diri. Kalau ada perbedaan target antara Prima, pemerintah, PB, kita harus duduk bersama. Koordinasi dengan PB sangat penting karena kita selama ini lemah di situ," kata Richard dalam uji kelayakan di Kemenpora.
Richard menggarisbawahi perlunya sebuah kejelasan bagi setiap tindakan Ketua Satlak Prima, terutama dalam pencapaian target 10 besar Asian Games.
Ia pun berharap agar pendidikan di tingkat sekolah yang berkaitan dengan pembinaan, dan regenerasi atlet semakin digalakkan.
"Sangat penting bekerjasama dengan diknas dan dikti supaya Indonesia punya banyak pilihan dan banyak juara," katanya.
 Anton Subowo (tengah). (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf) |
5. Anton SubowoSeperti beberapa calon sebelumnya, Ketua Umum PB PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) Anton Subowo pun mengedepankan
High Performance Operational Plan (HPOP).
Hal itu, kata Anton, akan menjadi cara untuk mengejar ketertinggalan cabor-cabor di Indonesia.
HPOP itu sendiri mengacu pada pola pembinaan, identifikasi faktor-faktor sukses, target cabor lewat program jangka panjang dan jangka pendek, analisa perbedaan standar atlet, dan perencanaan strategi.
Selain itu, andai terpilih sebagai Ketua Satlak Prima kelak, Anton menyatakan dirinya akan fokus pada cabang olahrga sesuai skala prioritas yakni cabor unggulan, wajib, dan tambahan.
Salah satu dari skala prioritas itu, kata Anton, adalah potensi olahraga panahan, menembak, angkat besi, dan bulutangkis dalam Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta kelak.
6. MulyanaMulyana adalah akademisi dari Universitas Negeri Jakarta. Ia merupakan dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan di universitas tersebut.
Terkait hasratnya menjadi Ketua Satlak Prima, Mulyana berharap kelak bisa memvalidasi seluruh atlet unggulan Indonesia. Untuk itu, lanjut Mulyana, ia akan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi.
Mulyana ingin mengajak perguruan tinggi yang memiliki keunggulan cabor untuk sama-sama terlibat dalam memajukan kualitas olahraga di Indonesia. Beberapa cabor dikatakannya ada yang sudah terlibat, tapi belum optimal.
Ia pun berharap ada inovasi--terutama lewat kajian teknologi, memperluas jaringan dengan federasi olahraga internasional, transparansi dalam seleksi, serta mendukung pembinaan pembibitan untuk regenerasi atlet yakni mendorong keaktifan pengembangan hingga tingkat daerah.
"Di daerah juga seharusnya ada Prima, jadi akan menunjang prima pusat. Tapi tetap PB jadi kuncinya, Prima hanya bisa menerima," katanya.
7. Sadik AlgadriWakil Sekrtaris Jendreal PB Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) ini mengawali presentasi di hadapan panelis uji kelayakan dengan menawarkan tiga strategi.
Strategi jangka pendek adalah meloloskan 12 cabor unggulan seperti panahan, atletik, dan bulu tangkis agar lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Lalu untuk strategi jangka menengah, Sadik menargetkan supaya Indonesia meraih juara umum SEA Games Kuala Lumpur 2017 dan memperjuangkan cabor-cabor unggulan Indonesia untuk dipertandingkan di SEA Games 2017.
Adapun untuk strategi jangka panjang adalah prioritas terhadap 15 cabor unggulan yang berpotensi untuk meraih 16 medali emas.
Ketiga strategi tersebut berdasar kepada lima pilar yakni pemerintah pusat (Kemenpora), pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kota), KOI, KONI (pusat, kabupaten/kota, kecamatan), induk cabang olahraga, serta organisasi fungsional.
Sadik pun optimis akan prestasi Indonesia kelak dengan mengatakan, "Dengan bersatunya visi dan misi antara lima pilar tersebut, Indonesia dapat meraih prestasi."
(kid/kid)