Polda Metro Jaya: Tiket Final Jangan Sesuai Kapasitas GBK

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2015 20:49 WIB
PPGBK menyatakan kapasitas Stadion Utama mencapai 80 ribu, namun Kapolda Metro Jaya mengimbau tiket final Piala Presiden dijual di bawah jumlah kapasitas itu.
Stadion Utama Gelora Bung Karno. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Andai final Piala Presiden tetap digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian meminta tiket yang dijual tidak sesuai kapasitas stadion tersebut.

Hal itu disarankan Tito karena menimbang kondisi SUGBK yang tidak sama lagi seperti pertama kali dibangun.

Kapasitas SUGBK yang pertama kali digunakan pada 1962 itu adalah 100 ribu orang. Kemampuan menampung penonton itu pun terus mengurang. Dan, seperti dikutip dari situs resmi pengelola GBK, stadion itu kini memiliki kapasitas sebanyak 80 ribu orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita minta tiket dikeluarkan di bawah daya tampung itu. Jangan sampai tiket dijual semaunya, daya tampung 70 ribu, tiket keluar 80 ribu itu bermasalah. Ini gedung lama dan kemudian sudah banyak lapuk tempat duduknya," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/10) usai rapat koordinasi pengamanan jelang final Piala Presiden.

Tito mengatakan besok ia akan melakukan tinjauan langsung ke SUGBK. Hal tersebut untuk memastikan kembali kesiapan dan kondisi fisik bangunan, agar tidak terjadi permasalahan seandainya final jadi dilaksanakan di stadion tersebut.

Lebih lanjut, Tito menuturkan mediasi antarsuporter akan dilakukan kembali pada Kamis (15/10) besok.

"Nanti hari Kamis atau Jumat juga akan diberikan imbauan dan statement resmi. Terkait masyarakat yang ingin datang sendiri. Apa (sebaiknya mereka) tidak menggunakan seragam (tim kesayangan), kemudian menggunakan seragamnya di GBK. Itu juga mungkin bisa dilakukan," ujar Tito.

Pengamanan Tim Finalis dan Suporter

Tito menyatakan pihaknya merencanakan pengamanan khusus bagi tim finalis Piala Presiden dan para suporternya andai final Piala Presiden jadi digelar di SUGBK.

"Kalau rute, masuk rute Jakarta akan dibuat pengamanan khusus. Namun, kalau pertandingan (final) di Bali atau Solo, otomatis disimpan saja atau batal," ujarnya.

Sementara itu, Tito mengimbau masyarakat yang tak berkepentingan untuk sementara tidak melintasi kawasan yang kemungkinan dilintasi tim-tim finalis maupun suporternya.

Di sisi lain, Tito meminta pendukung Persija--Jakmania--maupun Viking yang mendukung Persib tidak saling melancarkan aksi provokatif yang berisiko menimbulkan keributan.

"Suporter harus tertib santun dan jangan provokatif. Saya imbau ini, baik pendukung Persib maupun The Jakmania. Saya minta jangan terpengaruh. Ini hanya beberapa oknum. Malu kita. Kita sudah 70 tahun merdeka. kita harus tunjukkan sebagai bangsa beradab," ujar Tito.

Sebelumnya, penyelenggaraan final Piala Presiden antara Persib dan Sriwijaya FC yang direncanakan digelar di SUGBK pada akhir pekan ini terancam batal dan digelar di kota lain. Penyebabnya adalah rivalitas antara pendukung Persib dan Persija.

Persija memang tidak berlaga di partai final, namun bentrokan akibat rivalitas Jakmania dengan Viking tetap berisiko terjadi seperti tahun lalu usai Final Liga Super Indonesia (ISL) 2014. Kala itu bentrokan terjadi di kawasan tol JORR, saat rombongan bobotoh yang baru menyaksikan partai final ISL di Palembang melintasi Jakarta menuju Bandung. (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER