WAWANCARA KHUSUS

Presiden Sirkuit Sepang: Indonesia Harus Serius Gelar MotoGP

Bowie Haryanto | CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2015 11:00 WIB
Presiden Sirkuit Sepang Internasional, Tan Sri Mokhzani Tun Dr Mahathir, berbagi rahasia soal seluk-beluk mengurus sirkuit tuan rumah F1 dan MotoGP.
Presiden Sirkuit Internasional Sepang, Tan Sri Mokhzani Tun Dr Mahathir ketika ditemui CNN Indonesia, di Sirkuit Sepang, Sabtu (24/10). (CNN Indonesia/Haryanto Tri Wibowo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak Sirkuit Sentul tidak pernah menggelar ajang MotoGP sejak 1997, Malaysia dengan Sirkuit Internasional Sepangnya mampu mendominasi ajang MotoGP dan Formula One (F1) di kawasaan Asia Tenggara.

Malaysia merupakan merupakan negara pertama dan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang hingga kini mampu menggelar F1 dan MotoGP.

CNN Indonesia berkesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Presiden Sirkuit Sepang Internasional, Tan Sri Mokhzani Tun Dr Mahathir, di sela ajang MotoGP Malaysia pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putra kedua mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, itu berbagi informasi mengenai sejarah Sirkuit Sepang dan bagaimana cara mengelola sirkuit kelas dunia tersebut.

Berikut ini wawancara Tan Sri Mokhzani dengan CNN Indonesia:

1. Bisa Anda jelaskan mengenai sejarah Sirkuit Sepang?

Sirkuit Sepang bermula dari ide yang muncul sekitar 1996 ketika kami memutuskan untuk membawa balap mobil Formula One (F1) ke Malaysia. Jadi kesepakatan dengan F1 adalah mulai dari 1999 sirkuit sudah jadi. Dari situ hingga sekarang, kami terus menjadi tuan rumah F1 dan MotoGP setiap tahunnya.

Karena sirkuit ini permanen, maka kami juga menjadi tuan rumah balap lainnya, begitu juga aktivitas lainnya. Hampir setiap harinya selama satu tahun.

2. Bagaimana cara mengelola sirkuit sekelas Sirkuit Sepang?

Pemerintah membantu kami mendanai balapan yang besar: F1, MotoGP, dan lainnya. Untuk aktivitas lainnya, kami membiayai diri sendiri. Itu artinya menjual kegunaan trek dan fasilitas sekitar sirkuit. Ini bisnis yang menguntungkan.

3. Bagaimana Anda melihat persaingan di kawasan Asia?

Di Asia tidak banyak negara yang bisa menggelar F1, hanya ada Malaysia, Singapura, Jepang, dan Australia. Biasanya ada lebih banyak, termasuk Korea Selatan yang juga berhenti.

Karena kami punya balapan ini, promosi untuk F1 sangat besar. Tentunya tidak semua orang bisa menghadiri semua balapan. Jadi kami beruntung, karena kami tahu apa yang bisa kami tawarkan di Sirkuit Sepang. Orang-orang selalu datang setiap tahunnya. Kami mampu menarik lebih dari 100 ribu orang setiap tahunnya saat F1. Angka yang sama juga berlaku untuk MotoGP.

Meski ada balapan lain di negara lainnya, ini selalu berbeda. Meski tim dan pebalapnya sama, setiap kota selalu memberi pengalaman yang berbeda. Jadi selalu menyenangkan bisa menghadiri balapan F1 atau MotoGP.

Sirkuit Sepang bermula dari ide yang muncul sekitar 1996 ketika Malaysia ingin balap mobil Formula One (F1) ke Negara Jiran itu.(Reuters/Olivia Harris)
4. Tantangan terberat untuk mengelola sirkuit?

Sejujurnya tantangan terberat dalam mengelola sirkuit adalah isu keamanan. Kami harus memastikan jika kami ingin menggelar MotoGP atau F1, atau event balap lainnya, kami harus memastikan seluruh isu keselamatan sirkuit sudah terpenuhi.

Baik itu keselamatan pebalap, tamu, penonton. Kami harus memastikan itu semua aman, itu yang paling utama. Setelah itu memastikan kami mendapatkan untung dalam menggelar setiap event, tapi itu prioritas kedua.

5. Sirkuit Sepang baru saja menggelar MotoGP untuk 25 tahun beruntun, bagaimana perasaan Anda?

Ini sejarah lainnya tercipta, bagi MotoGP dan Malaysia. Sebelum ini kami menggelar MotoGP di Batu Tiga, yang juga sudah menjadi sirkuit yang terkenal sebelum Sepang.

Tapi, popularitas MotoGP berkembang pesat, terutama dalam delapan tahun terakhir. Jadi dengan memiliki fasilitas seperti Sirkuit Sepang, kami bisa melihat perubahan yang terjadi di MotoGP.

Saat ini MotoGP punya sepeda motor yang lebih cepat, lebih banyak orang datang menyaksikan balapan, regulasi keselamatan juga berubah. Jadi kami bisa melakukannya di sirkuit ini.

Saya sangat senang dan bangga, karena seperti yang Anda lihat, kami bisa mendatangkan banyak sekali penonton. Utamanya juga karena kami punya pebalap yang tampil di Moto3 dan Moto2, dan Insya Allah dalam beberapa tahun ke depan mereka bisa tampil di MotoGP.

Sangat penting bagi kami memiliki pahlawan lokal. Jika Anda memiliki pahlawan lokal, itu berarti Anda akan mendapatkan lebih banyak penonton lokal.

6. Lebih pilih mana F1 atau MotoGP? Mana lebih menguntungkan?

Menguntungkan atau tidak, Anda tinggal melihat penonton yang datang ke sirkuit. Biasanya 30 persen penonton yang datang untuk F1 adalah wisatawan asing, itu artinya sangat bagus untuk pendapatan dari pariwisata.

Untuk MotoGP angka wisatawan asing lebih kecil, tapi kami mendapatkan jumlah penonton yang lebih banyak. Jadi dari situ saja angka pendapatan berbeda. Tapi, bagi kami, kami selalu menerima penonton ajang F1 atau MotoGP. Karena F1 dan MotoGP memiliki pengalaman yang berbeda, tapi kami memastikan mereka mendapatkan akhir pekan yang menyenangkan dan aman.

7. Apakah Anda penggemar dunia balap?

Oh, saya pebalap. Saya pernah tampil di balapan mobil endurance 12 jam. Saya pernah juara pada 2007. Jika saya masih mendapatkan kesempatan lagi, maka saya akan melakukannya.

Indonesia punya populasi yang sangat besar. Sebuah populasi yang lapar akan ajang internasional. Tan Sri Mokhzani Tun Dr Mahathir
8. Siapa idola Anda?

Untuk balap motor, tentu saya akan melihat pebalap seperti Valentino Rossi. Dia adalah pebalap legenda dan semuanya masih berusaha mengalahkannya di atas sirkuit.

Untuk balap mobil saya melihat pebalap seperti Michael Schumacher dan Ayrton Senna. Saat ini ada Lewis Hamilton dan Sebastian Vettel. Mereka semua pebalap fantastis. Mereka adalah idola saya.

9. Indonesia berusaha menjadi tuan rumah MotoGP pada 2017, bagaimana tanggapan Anda?

Saya pikir itu ide yang bagus, karena Indonesia punya populasi yang sangat besar. Sebuah populasi yang lapar akan ajang internasional. Jika Indonesia bisa membangun sirkuit baru atau memperbaiki Sentul, saya pikir itu akan bagus untuk MotoGP.

Di Malaysia kami sudah memiliki MotoGP sejak lama, dan tidak ada negara lain di Asia Tenggara yang mendorongnya. Tidak ada banyak sirkuit yang memenuhi syarat untuk standar keamanan. Saya berharap Indonesia merencanakan ini dengan serius dan bisa melakukannya pada 2017.

10. Jadi Anda tidak menganggap Indonesia sebagai kompetitor?

Indonesia bukan kompetitor. Ini sangat sederhana. Indonesia punya populasi 250 juta penduduk. Sirkuit Sepang hanya bisa menampung 150 ribu penonton, jadi ini bukan kompetisi. Kita hanya akan meningkatkan perkembangan MotoGP di Asia Tenggara. Ada permintaan sirkuit baru untuk menggelar MotoGP, bahkan untuk event balapan lainnya.

Jadi, ketika Anda mempromosikan MotoGP di Indonesia, maka orang-orang ingin mengetahui bagaimana balapan di sana. Saya yakin masyarakat Malaysia ingin melihat MotoGP di Indonesia, dan juga sebaliknya.

Komunitas ajang balap motor di Asia Tenggara sangat besar. Jika ada semakin banyak balapan di Asia Tenggara, maka pasti MotoGP akan berkembang. Itu bagus untuk semuanya.

Valentino Rossi bersiap di paddock tim Yamaha sebelum latihan bebas MotoGP Malaysia, 23 Oktober 2015. Sepang telah menjadi tuan rumah MotoGP selama 25 tahun secara beruntun. (CNN Indonesia/Haryanto Tri Wibowo)

11. Apakah Anda memiliki saran untuk Indonesia?

Saya pikir, pendapatan dari investasi ke sesuatu event seperti MotoGP akan jauh lebih besar daripada uang yang harus dibayar ke Dorna. Untuk Malaysia, kami mendapatkan pemasukan yang besar dari hak siar dan pariwisata ke Malaysia.

Salah satu hal yang penting lainnya adalah, kami berhasil menarik minat pebalap muda Malaysia. Jadi mereka bisa mengerti dunia balap profesional seperti apa, bukannya balap-balapan di jalanan. Karena balapan di jalanan sangat berbahaya.

Uang yang kami keluarkan untuk MotoGP terbilang kecil daripada keuntungan yang kami dapatkan. Tapi, ini bukan hanya soal ekonomi, ada hal penting lainnya. Jika Indonesia punya peluang menjadi tuan rumah MotoGP, saya harap itu akan terjadi.

12. Apa harapan Anda kepada pemerintah Indonesia terkait asap?

Saya berharap akan ada solusi, dan kebakaran bisa dipadamkan secepat mungkin. Jelas jika Anda melihat asap di sekitar sirkuit, ini tidak menyehatkan bagi semua orang.

Ini situasi yang menyedihkan. Bagi saya ini sebuah krisis, karena kami bisa melakukan banyak hal, tapi kami tidak berhenti bernapas. Insya Allah, hingga Tuhan memerintahkan kita untuk berhenti bernapas.

Kami belum tahu apa pengaruhnya terhadap kesehatan untuk jangka panjang. Jadi saya berharap akan ada solusi dan memastikan ini tidak akan terjadi lagi. (har)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER