Jakarta, CNN Indonesia -- Enam putaran dan 14 tikungan. Itulah hal yang harus dilalui Valentino Rossi untuk membuat titel juara dunia yang sudah di depan mata nyaris hilang.
Nyaris hilang karena setelah disinyalir sengaja melakukan kontak yang membuat pebalap Respsol Honda Marc Marquez terjatuh di MotoGP Malaysia, Rossi mendapat penalti tiga poin.
Bukan hanya itu, di seri terakhir di Valencia, dengan selisih tujuh poin dari pesaing terdekat di tangga klasemen pebalap MotoGP, Rossi harus memulai dari start paling belakang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua itu terjadi setelah enam lap dan 14 tikungan di sirkuit Sepang, Malaysia, 25 Oktober 2015. 'Tendangan' yang dilakukan Rossi telah membuat Marquez harus mencium aspal dan gagal melanjutkan balapan.
Usai balapan, Rossi dikecam tidak sportif dan Marquez dikecam karena melanggar 'aturan tak tertulis', yakni jangan mengganggu pebalap yang sedang bersaing untuk meraih juara dunia.
Kejadian itu tak pelak membuat rival yang juga rekan satu tim Rossi, Jorge Lorenzo, kembali terbuka lebar peluangnya mengejar gelar juara dunia ketiga baginya.
Lalu muncullah persoalan persaingan antara koneksi Spanyol dan koneksi Italia dalam perburan gelar juara dunia MotoGP tahun ini. Lorenzo, diklaim Rossi, mendapatkan dukungan baik di luar maupun di dalam lintasan balap dari pebalap-pebalap Spanyol, termasuk Marquez.
Posisi Tak MenguntungkanRossi yang masih berada di puncak klasemen saat ini berada dalam posisi tak menguntungkan akibat insiden Marquez tersebut. Tak heran, Rossi pun mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS) tentang penalti yang ia terima.
Rossi tentu tahu dirinya memiliki rekam jejak yang tak sempurna di MotoGP Valencia dibandingkan para pebalap tuan rumah seperti Lorenzo, Marquez, dan pebalap Repsol Honda lainnya, Dani Pedrosa.
 Valentino Rossi (kanan) dan Jorge Lorenzo (kiri) saling bersaing merebut gelar juara dunia di seri terakhir, MotoGP Valencia, 8 November 2015. (CNN Indonesia/Haryanto Tri Wibowo) |
Selain itu, Rossi juga berada dalam kondisi kurang menguntungkan lantaran catatan Lorenzo yang lebih baik dalam hal raihan puncak podium.
Rossi berhasil memenangkan empat MotoGP tahun ini, sementara Lorenzo enam kali.
Hal tersebut membuat Lorenzo berhak meraih gelar juara dunia apabila poin kedua pebalap itu imbang usai MotoGP Valencia.
Berdasarkan perhitungan kalender juara yang dilansir dari situs MotoGP, Rossi berhak juara. Salah satunya, andai Lorenzo finis di depan Rossi, jaraknya tak boleh jauh yaitu satu urutan setelahnya.
Baca: Skenario Lengkap Juara Dunia Rossi atau LorenzoRutin Naik Podium, Kesulitan di KualifikasiKendati baru meraih kemenangan di empat seri balapan (Qatar, Argentina, Belanda, dan Inggris), raihan poin Rossi saat ini unggul dari Lorenzo berkat konsistensinya selama 12 seri balapan pertama musim 2015.
Selama 12 seri balapan berturut-turut, Rossi selalu rutin naik podium. Catatan itu baru terhenti di MotoGP San Marino. Kala itu pebalap tertua dalam MotoGP 2015 ini finis di peringkat kelima.
Namun, Rossi kembali naik podium di dua balapan berikutnya di GP Aragon dan GP Jepang. Gagal podium kedua Rossi terjadi di seri ke-16 di Australia. Ia hanya mampu finis keempat di Phillip Island.
Dalam catatan CNN Indonesia, balapan di sirkuit Phillip Island itu merupakan salah satu balapan paling berkesan pada musim ini. Pasalnya, empat pebalap terdepan yakni Lorenzo, Rossi, Marquez, dan pebalap Ducati Andrea Iannone saling bertukar posisi lebih dari 50 kali.
Satu-satunya kekurangan Rossi pada musim ini adalah hasil pada hari balap berbeda dengan hasil pada latihan bebas maupun kualifikasi.
Tercatat, sepanjang musim ini hanya satu kali Rossi berhasil memuncaki sesi kualifikasi yakni di GP Belanda, dimana '
The Doctor' berhasil keluar sebagai yang tercepat.
Sedangkan ketika menjuarai seri pembuka di Qatar, Rossi hanya memulai balapan dari posisi kedelapan. Hal serupa kembali diulangi pebalap berusia 36 tahun itu ketika ia menjuarai seri ketiga di Argentina.
 Valentino Rossi (46) terkena penalti tiga poin karena disinyalir menendang Marc Marquez (93) di MotoGP Malaysia. (REUTERS/Darren Staples) |
Marquez, Momok Rossi di 2015Marquez, yang diragukan sendiri oleh Rossi mengidolai dirinya, telah menjadi momok mengesalkan di musim ini.
Marquez tak bisa mempertahankan gelar juara dunia tahun ini. Namun, dia dan Rossi selalu bersinggungan langsung walaupun tak bersaing.
Setidaknya ada tiga duel panas antara Rossi dan Marquez musim ini. Pertama adalah MotoGP Argentina, ketika Marquez dan Rossi saling bersenggolan di dua lap terakhir.
Hasilnya? Rossi keluar sebagai juara dan Marquez gagal menyelesaikan balapan setelah terjatuh dari tunggangannya, Honda RC213V.
Keduanya kembali terlibat kontroversi lainnya, ketika saling bersaing hingga lap terakhir di GP Belanda, 27 Juni lalu.
Saling susul-menyusul di lap terakhir, Rossi berhasil keluar sebagai juara setelah dirinya disenggol Marquez sehingga 'memotong jalur' dan keluar sebagai juara.
Kendati demikian, Rossi terbebas dari hukuman lantaran dirinya dan Marquez dianggap nyaris bertabrakan, yang memaksa pebalap Italia itu 'memotong jalur'.
Tak berhenti di situ, Marquez kembali menjadi momok bagi Rossi, ketika pebalap Spanyol itu terlihat berusaha menghambat laju Rossi di MotoGP Malaysia.
Mulai terlibat saling susul-menyusul sejak lap keempat, Rossi yang kehilangan kesabaran memaksa Marquez melebar pada lap ketujuh di tikungan ke-14.
Hal itu kemudian membuat Rossi dan Marquez bersenggolan. Marquez pun jatuh, dan 'disinyalir' akibat tendangan Rossi.
Insiden itu membuat Rossi harus rela memulai balapan dari baris terakhir pada seri terakhir.
Start dari posisi terakhir di mana Rossi memiliki catatan buruk di sana tentu berpeluang mengancam hilangnya gelar juara dunia dari tangan Rossi.
Rossi terakhir kali menjuarai seri tersebut pada tahun 2004 silam. Sementara itu selama tiga tahun terakhir, pebalap Spanyol lah yang mendominasi yakni Dani Pedrosa (2012), Jorge Lorenzo (2013), dan Marquez (2014).
Gelar juara tahun ini memang hanya menjadi rebutan Rossi dan Lorenzo. Namun, Marquez merupakan tantangan tersendiri yang harus dilewati '
The Doctor'.
(kid)