2015, Tahun Suram Sepak Bola Indonesia

Haryanto Tri Wibowo | CNN Indonesia
Kamis, 31 Des 2015 18:46 WIB
Sepakbola Indonesia memasuki masa suram di tahun 2015 seiring jatuhnya pembekuan dari FIFA lantaran pertikaian Kemenpora-PSSI.
Gelaran turnamen seperti Piala Presiden dan Piala Jenderal Soedirman tak akan mampu menggantikan kerinduan suporter akan bergulirnya Liga Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Suram! Kata itu paling tepat menggambarkan bagaimana situasi sepak bola Indonesia sepanjang 2015. Karena ego dua pihak yang bertikai, Kemenpora dan PSSI, sepak bola Indonesia seakan mati suri.

Berawal dari keputusan Menpora, Imam Nahrawi, untuk membekukan PSSI pada 18 April 2015, saat itu pula sepak bola Indonesia menjadi suram. Berkat pembekuan itu pula sepak bola Indonesia dijatuhi hukuman oleh FIFA pada 30 Mei 2015.

Hingga kini pokok pertikaian antara Kemenpora dengan PSSI tidak jelas adanya. Pihak Kemenpora menganggap PSSI tidak menjalankan tata kelola sepak bola yang benar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ironisnya, hingga delapan bulan sejak pembekuan PSSI, Kemenpora juga tidak melakukan langkah nyata untuk membenahi tata kelola sepak bola Indonesia.

Dua turnamen digelar: Piala Presiden dan yang saat ini masih berjalan Piala Jenderal Soedirman (PJS). Namun, dua turnamen ini bukan jalan keluar yang dibutuhkan sepak bola Indonesia. Dua turnamen ini hanya memberi hiburan sesaat kepada pecinta ‘si kulit bundar’.

Terbukti para pesepakbola yang menjadi pelaku utama di lapangan terus berteriak. Sebagian besar pemain mengatakan turnamen bukan solusi yang mereka inginkan. Yang mereka inginkan adalah adanya kompetisi.

Pasalnya, turnamen hanya akan memberi kepastian kontrak sekitar tiga sampai enam bulan. Dengan adanya kompetisi, para pemain setidaknya mendapatkan jaminan kontrak satu tahun dari klub.

Selebihnya para pemain harus memutar otak untuk memastikan kebutuhan mereka dan keluarga terpenuhi. Mencari peruntungan di negara lain pun menjadi salah satu opsi.

Adam Alis Setyano (East Riffa), Dedi Gusmawan (Zeyar Shwe Myay), serta dua pemain naturalisasi Greg Nwokolo (BEC Tero Sasana) dan Victor Igbonefo (Osotspa Samutprakan), ada sejumlah pemain yang memilih untuk meninggalkan Indonesia karena tidak jelasnya kompetisi di Indonesia.

Bahkan klub ’sehat’ sekelas Persib Bandung juga harus merelakan sejumlah pemain kunci mereka karena tidak adanya kompetisi. Usai tersingkir dari ajang PJS, Tim Maung Bandung kehilangan sejumlah pemain penting seperti Makan Konate, Firman Utina, Vladimir Vujovic, hingga Achmad Jufriyanto.

Masih Suram

Di 2016, sepak bola Indonesia dipastikan masih akan suram. Pihak Kemenpora hanya bisa berharap dalam kongres luar biasa FIFA pada 26 Februari mendatang, otoritas sepak bola tertinggi di dunia itu akan berbeda dengan tidak adanya antek-antek Sepp Blatter.

Pertanyaannya adalah: Apakah rezim baru FIFA nantinya akan menghalalkan campur tangan pemerintah? Jawabannya jelas tidak. Jadi sepak bola Indonesia hampir pasti masih akan suram di 2016 selama PSSI dan Kemenpora belum berdamai.

Para pecinta sepak bola Indonesia juga masih harus kecewa. Pasalnya, Timnas Indonesia akan absen di sejumlah ajang bergengsi selama sanksi FIFA masih berlaku. Selain absen di kualifikasi Piala Dunia 2018, Tim Merah Putih juga akan absen di ajang Piala AFF 2016. Timnas Indonesia kelompok umur juga dipastikan tidak bisa tampil di pertandingan internasional.

Hingga berakhirnya 2015, belum ada tanda-tanda perdamaian antara PSSI dengan Kemenpora. Bahkan setelah adanya kunjungan delegasi FIFA-AFC ke Indonesia, kedua kubu yang bertikai belum mencapai kata sepakat.

Kunjungan delegasi FIFA-AFC yang sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo justru membuat pihak PSSI dan Kemenpora kembali beda pendapat. Jika PSSI berpendapat delegasi FIFA-AFC memerintahkan untuk bergabung dalam Komite Ad Hoc Reformasi, Kemenpora justru mengklaim mereka sepakat untuk membentuk Tim Kecil.

Belum ada tanda-tandanya perdamaian antara PSSI dan Kemenpora hingga di pengujung 2015, maka bisa dipastikan sepak bola Indonesia masih akan suram di 2016. (har/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER