Terungkap Alasan Jakpro Tak Sanggup Bangun Velodrome

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jan 2016 20:20 WIB
Di atas kertas, PT Jakpro tidak mungkin melakukan lelang pembangunan Velodrome sejak tahun lalu karena satu alasan penting.
Ilustrasi Velodrome. (REUTERS/Charles Platiau)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jakarta Propertindo baru mendapatkan surat penunjukan untuk merevitalisasi Velodrome dan Equestrian pada 28 Desember 2015. Demikian dinyatakan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.

Dalam beberapa hari ke belakang, PT Jakpro selalu menjadi pesakitan karena dianggap lamban dalam mengerjakan dua arena untuk Asian Games 2018, yaitu Velodrome dan Equastrian.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga sempat mencak-mencak karena lelang pekerjaan tidak dilakukan sejak tahun lalu. Ahok pun menuntut seluruh direksi PT Jakpro untuk mengundurkan diri jika tak sanggup menyelesaikan Velodrome yang berlokasi di Rawamangun.
Saefullah mengatakan bahwa penunjukkan PT Jakpro sebagai pihak yang akan mengerjakan revitalisasi Velodrome dan Equastrian baru dilakukan akhir Desember 2015. Di atas kertas, hal itu membuat PT Jakpro nyaris tak mungkin melakukan lelang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Soal venue (arena), terakhir itu saya paraf (surat penugasan) dan pada 28 Desember baru sampai ke PT Jakpro," kata Saefullah pada Rabu (13/1).

Sebelum PT Jakpro ditunjuk untuk merevitalisasi Velodrome dan Equastrian, Pemerintah Provinsi DKI terlebih dahulu membebankan pembangunan ke Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta. Namun, menurut Saefullah, pada Desember 2015 lalu Disorda DKI baru mengakui bahwa mereka tak mampu melakukan revitalisasi.

"Mereka (Disorda) tak sanggup karena spesifikasinya khusus dari Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) dan mengacu lagi pada ketentuan yang lebih tinggi," kata Saefullah.
Setali tiga uang dengan Saefullah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjelaskan bahwa perencanaan awal revitalisasi arena berkuda dan balap sepeda tersebut diserahkan kepada Disorda DKI. Namun karena revitalisasi ini bukanlah level Disorda, baru pada Desember 2015 dialihkan ke PT Jakpro.

"Ini proyek yang besar dan butuh tenaga ahli dari United Cycling International," kata Djarot.

Oleh sebab itulah, PT Jakpro diminta untuk menggelar lelang terbatas dan menggandeng pengembang dari luar negeri dan pengembang lokal agar proyek ini bisa segera selesai.

Terlepas dari segala misteri tersebut, dalam rapat Senin (11/1) lalu Ahok menegaskan bahwa BUMD pimpinan Abdul Hadi tersebut harus sanggup untuk menyelesaikan proyek Asian Games tersebut. Jika memang tak sanggup, Ahok meminta agar seluruh direksi mundur dari jabatannya.

"Ini yang membuat saya marah sebenarnya, kenapa lelang bukan dari tahun lalu, makanya perkembangan yang harus dilakukan adalah kami harus langsung melakukan lelang," kata Ahok.

"20 bulan itu harusnya cukup, semua kerja jika rekomendasinya cepat meskipun waktunya mepet."
(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER