Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) mengatakan pihaknya akan menentukan keputusan atas gugatan salah satu kandidat Presiden FIFA, Pangeran Ali bin Al Hussein. Ali mengajukan agar proses pemilihan presiden FIFA menggunakan biilk pemilihan yang transparan untuk mencegah kecurangan.
Untuk menentukan keputusan tersebut, CAS pun menyatakan berpeluang untuk menskors pilpres FIFA yang akan berlangsung di Zurich, Swiss, pada 28 Februari 2016. Ada lima kandidat—termasuk Ali—yang menyalonkan diri jadi Presiden FIFA untuk mengganti Sepp Blatter.
Blatter semula menyatakan ingin mundur akibat skandal keuangan yang melibatkan belasan pejabat teras FIFA dan marketing olahraga. Namun, kini Blatter tak lagi berada di kursi Presiden karena Komite Etik FIFA telah menskorsnya selama delapan tahun bersama dengan Presiden UEFA Michel Platini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengacara Pangeran Ali yang berasal dari Paris -- dari Firma Szpiner, Toby, Ayela, dan Semerdjian -- mengatakan mereka telah meminta persetujuan FIFA agar CAS memutuskan mengenai masalah bilik pemilihan ini, namun mendapat penolakan.
Mereka kemudian meminta CAS untuk menskors proses pemungutan suara. Seperti dilansir Reuters, Ali bahka telah mengirimkan bilik pemungutan suara yang transparan itu ke Zurich untuk dipelajari agar bisa dipakai saat kongres. Ia mengklaim bilik transparan itu akan mencegah pemilik suara FIFA memotret pilihan mereka di surat suara untuk dikirim ke salah satu kandidat yang mendekatinya.
Komite Etik FIFA meresponnya dengan mengatakan bahwa telpon genggam dan kamera akan dilarang untuk dibawa ke bilik pemilihan, sehingga tidak ada foto yang dapat diambil.
Sebanyak 209 asosiasi anggota FIFA akan memilih pemimpin baru ketika badan sepak bola dunia itu ingin memulihkan diri dari berbagai skandal keuangan. Kejaksasan Swiss pun ikut menyelidiki manajemen FIFA dan pemberian hak tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 kepada Rusia dan Qatar.
Blatter dan presiden UEFA Michel Platini diskors selama delapan tahun oleh Komite FIFA terkait pembayaran dana senilai dua juta dolar yang disetujui Blatter untuk legenda sepak bola Prancis itu dan tak dapat dipertanggungjawabkan.
(kid)