Jakarta, CNN Indonesia -- FIFA bakal menjadi pusat perhatian masyarakat internasional saat induk sepak bola dunia itu menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) FIFA 2016, Jumat (26/2). Kongres tersebut bakal memilih Presiden FIFA menggantikan Joseph "Sepp" Blatter yang saat ini sedang terhukum akibat kasus korupsi.
Namun, sorotan tajam bukan hanya soal pemilihan Presiden dan pengurus baru FIFA. Agenda KLB tersebut diharapkan menjadi tonggak reformasi FIFA pascaskandal korupsi sejumlah oknum pejabat organisasi tersebut.
Komite Reformasi FIFA yang diketuai oleh Francois Carrard ini pun sudah mengajukan proposal reformasi yang akan disahkan di KLB FIFA, Jumat (26/2). Lalu, apa saja yang akan berubah ketika reformasi terjadi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diambil dari sumber resmi FIFA,
CNNIndonesia.com mencoba merangkum poin-poin reformasi yang coba diwujudkan induk sepak bola dunia itu.
Pemisahan yang JelasSalah satu poin penting dalam reformasi adalah pemisahan yang jelas antara fungsi politik dan fungsi manajerial. Untuk fungsi politik, peran Komite Eksekutif akan digantikan oleh Konsul FIFA yang berwenang membuat arah kebijakan strategis.
Konsul FIFA ini nantinya tak lagi mengurusi masalah teknis seperti yang pernah dilakukan oleh Komite Eksekutif sebelumnya. Untuk fungsi manajerial, sekretaris jenderal FIFA yang langsung mengawasi dan mengeksekusi perihal operasional dan komersial.
Pemilihan Konsul FIFA
Sebagai pengganti Komite Eksekutif, anggota-anggota Konsul FIFA akan dipilih dari enam konfederasi sepak bola di bawah FIFA, melalui pemilihan langsung. Pemilihan diawasi langsung FIFA dan dengan regulasi pemilihan tersendiri.
Setiap kandidat akan diverifikasi kelayakannya oleh badan independen Komite Review FIFA. Nantinya, akan ada 36 anggota Konsul FIFA, lebih banyak dari jumlah anggota Komite Eksekutif dulu, yakni 24 anggota.
Pembatasan Masa Jabatan
Poin krusial lainnya untuk mencegah monopoli kekuasaan adalah pada pembatasan masa jabatan Presiden FIFA, maksimal 12 tahun. Begitu pula dengan Konsul FIFA, Komite Kepatuhan dan Audit FIFA, serta badan yudisial.
Keterwakilan Wanita
Reformasi FIFA berupaya memaksimalkan keterwakilan untuk kaum wanita. Salah satunya adalah minimal harus ada enam wakil dari kaum hawa di enam konfederasi dalam pemilihan Konsul FIFA. Tujuannya adalah agar melahirkan keputusan lebih beragam dan adil.
Asas Transparansi
Salah satu prinsip transparansi yang coba diwujudkan adalah keterbukaan terhadap kompensasi seperti gaji dan bonus setiap pejabat FIFA. Keterbukaan itu meliputi kompensasi dari Presiden FIFA, anggota Konsul FIFA, Sekretaris Jenderal, dan badan-badan lainnya di FIFA.
Kontrol Keuangan
Reformasi FIFA juga berarti bakal mengontrol ketat setiap lalu-lintas uang masuk dan keluar di induk sepak bola dunia itu. Adalah Komite Kepatuhan dan Audit, lembaga independen yang akan mengawasi seluruh aliran dana dalam setiap komite di FIFA.
Komite Pemangku Kepentingan
Salah satu yang coba diupayakan FIFA untuk memperluas keterlibatan pemangku kepentingan adalah dengan adanya komite-komite tambahan lainnya. Di antaranya adalah perwakilan dari pemain, klub, dan liga.
(bac)