Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilihan presiden FIFA dilanjutkan ke putaran kedua setelah tak ada satupun kandidat yang mendapatkan dua per tiga total suara di Kongres Luar Biasa FIFA di Zurich, Jumat (26/2).
Berdasarkan peraturan Kongres, kandidat hanya bisa dinyatakan menang di putaran pertama jika mereka mendapatkan dua per-tiga suara. Hal ini menyebabkan pemilu berlanjut ke putaran kedua dan tidak ada satupun kandidat tereliminasi. Ketika berita ini dinaikkan, anggota FIFA sedang bersiap untuk kembali masuk ke bilik suara.
Kandidat dengan jumlah suara paling tinggi adalah Gianni Infantino (Sekretaris Jenderal UEFA) yang mendapatkan total 88 suara, sementara Salman bin Ibrahim Al-Khalifa (Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia)meraih 85 suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Pangeran Ali bin Al-Hussein (presiden Federasi Sepak Bola Yordania) mendapatkan 27 suara, sedangkan Jerome Champagne (mantan petinggi FIFA) meraih tujuh suara.
Tokyo Sexwale yang seharusnya menjadi kandidat kelima telah mengundurkan diri setelah menyampaikan visi-misinya di depan Kongres.
Saat ini tersedia 207 suara anggota FIFA untuk diperebutkan empat kandidat setelah Kuwait dan Indonesia tidak bisa memilih karena masih menjalani sanksi FIFA.
Di putaran kedua, kandidat harus mendapatkan suara mayoritas (minimal lebih dari 50 persen) untuk terpilih sebagai pemenang, atau tepatnya 104 suara. Jika hal ini belum tercapai, maka pemilihan berlanjut ke putaran ketiga.
Tapi tak semua kandidat bisa mengikuti putaran terakhir dan kandidat yang meraih suara paling sedikit di putaran kedua tereliminasi.
Kandidat ditetapkan sebagai pemenang di putaran ketiga jika mendapatkan suara mayoritas (lebih dari 50 persen). Jika belum ada pemenang, maka dilanjutkan ke putaran-putaran selanjutnya dengan mekanisme yang sama dengan putaran ketiga.
Infantino sendiri menjadi calon yang didukung negara-negara Eropa dan Amerika Selatan, sementara Sheikh Salman mendapat sokongan negara-negara Asia dan Afrika. Zona CONCACAF (Amerika Utara dan Tengah serta Kepulauan Karibia) telah menyatakan diri tidak mendukung satu pun kandidat dan tidak ketahui akan menjatuhkan suara kepada siapa. Demikian pula dengan zona Oseania.
(vws)