Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Sepak Bola Asia (AFC), meminta federasi sepak bola dunia (FIFA), agar tak menghentikan bantuan dana ke asosiasi sepak bola negara-negara terhukum.
Menurut anggota delegasi AFC, Mariano Araneta Jr, negara-negara terhukum seperti Indonesia dan Kuwait, bakal terpuruk pembangunan sepak bolanya jika seluruh bantuan dari FIFA juga dihentikan.
Salah satu yang kini sedang diperjuangkan AFC adalah agar bantuan dana untuk pembinaan sepak bola usia muda dan program akar rumput lainnya tetap mengalir. Rabu (6/4) ini delegasi AFC yang khusus menangani anggota asosiasi yang mengalami masalah juga segera menggelar pertemuan untuk upaya tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Asosiasi sepak bola anggota kami dihukum karena tindakan yang berada di luar kontrol mereka," demikian pernyataan resmi Araneta seperti dikutip
Reuters, Rabu (6/4).
Menurutnya, sanksi dan embargo bantuan tersebut amat membuat asosiasi anggota yang terhukum semakin hancur. "Mereka tidak hanya dilarang tampil di pertandingan internasional, tapi juga kehilangan dana bantuan untuk membangun sepak bola di akar rumput," tegas Araneta.
"Pembangunan sepak bola tentu yang paling terkena dampak sanksi terhadap asosiasi negara ini. Mereka kehilangan sponsor, sebagaimana juga dengan dana dari AFC dan FIFA," ujar pria asal Filipina itu.
"Pada gilirannya, mereka juga kehilangan banyak karyawan dan pembatalan proyek penting."
Delegasi AFC ini juga akan meminta penegasan soal sejauh mana persoalan yang dianggap serius terkait intervensi pemerintah. Pasalnya, hukuman berat ini menurut Araneta, juga justru menghambat pembangunan sepak bola di asosiasi negara anggota AFC.
Indonesia resmi dijatuhi sanksi pembekuan pada akhir Mei 2015 dan tak boleh tampil di kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019.
Sedangkan Kuwait dihukum pada Oktober 2015. Meski sudah melalui enam kali laga, timnas Kuwait kehilangan hak untuk tampil di kualifikasi Piala Dunia 2018 pada putaran selanjutnya.
Kuwait juga tak boleh tampil di kualifikasi Piala Asia 2019 putaran ketiga pada 12 April nanti. "Kami harus bisa menjamin bahwa pembangunan sepak bola asosiasi anggota terhukum ini tak ikut runtuh," ucap Areneta.
"Kami juga harus menempuh segala cara yang memungkinkan untuk menghindari intervensi dari pihak ketiga di asosiasi anggota kami."
(bac)