Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiran politikus-politikus partai disindir Menteri Pemuda dan Olahraga (Imam Nahrawi) berimbas pada buruknya tata kelola sepak bola nasional.
Menpora menilai para anggota federasi sepakat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI demi pembenahan tata kelola sepak bola nasional. Menpora pun berharap nantinya pengurus otoritas sepak bola nasional tidak lagi dikuasai para politisi.
Menpora memahami bahwa pemilihan ketua umum PSSI beserta jajaran pengurusnya merupakan wewenang dari anggota atau pemegang hak suara. Namun, ia berharap para pemangku kepentingan sepak bola nasional menjadikan momentum ini untuk reformasi pengurus PSSI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelayakan ketua umum PSSI bukan urusan pemerintah, itu urusan voters. Saya hanya berharap pilih sosok yang baik hati, cinta lahir batin dengan sepak bola, dan yang mengayomi. Terakhir, jangan dari partai politik," kata Imam, Kamis (28/4).
Pernyataan Imam sontak menyindir status Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang pernah menjadi salah satu tim sukses pemenangan salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden pada 2014 silam.
Kala itu, La Nyalla bahkan sempat cuti sementara waktu dari jabatan Ketua Umum PSSI lantaran terlibat dalam tim pemenangan kampanye Pemilihan Presiden dua tahun lalu.
Tak hanya La Nyalla, Hinca Pandjaitan yang kala itu menjabat Ketua Komisi Disiplin PSSI juga terlibat aktif dalam salah satu partai politik. Kini, Hinca yang merupakan Wakil Ketua Umum PSSI juga menjabat Sekjen Partai Demokrat.
"Sepak bola jangan dikaitkan dengan politik. Karena sepak bola ini adalah industri dan kegemaran bangsa. Kalau dikaitan dengan politik maka tergantung dengan kepentingan lokal nantinya. Maka kepentingannya juga maka akan menjadi kecil lagi," ujar Imam.
Sebelumnya, Kemenpora menegaskan akan segera mencabut sanksi adminsitratif terhadap PSSI dalam waktu dekat. Namun, keputusan itu hanya akan diambil jika anggota federasi menyepakati tersenggalaranya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Penyelenggaraan KLB dianggap menjadi syarat mutlak yang harus dilaksanakan sesuai dengan surat rekomendasi dari FIFA selaku otoritas sepak bola dunia.
"Surat rekomedasi dari FIFA ini sudah kami terima. Ini akan menjadi momentum untuk melihat apakah PSSI mau tunduk terhadap FIFA atau tidak," ujar Imam.
Imam juga yakin para pemegang hak suara bisa berpikir jernih untuk menentukan pemimpin PSSI yang lebih ideal nantinya. Setidaknya tidak tersangkut masalah hukum seperti yang dialami La Nyalla Mattalitti saat ini.
"Ya, masa sudah tersangkut (hukum) begitu masih dipilih. Saya kira voters (pemilik hak suara) juga berpikir waras dan mau ada perubahan. Tapi, jangan berandai-andailah (jika La Nyalla tetap dipertahankan sebagai Ketum PSSI)."
(kid)