Jakarta, CNN Indonesia -- Hukuman terberat sepanjang sejarah Olimpiade akhirnya dijatuhkan Rusia. Itu setelah Federasi Atletik Internasional (IAAF) akhirnya resmi melarang tim atletik dari Rusia untuk tampil pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.
Sanksi tersebut dijatuhkan karena dugaan keterlibatan Rusia dalam kasus doping yang terjadi jelang digelarnya Olimpiade 5-21 Agustus mendatang.
Keputusan itu diumumkan Jumat (17/6) waktu setempat setelah IAAF melakukan pertemuan setelah Rusia dipastikan tidak cukup memulihkan kepercayaan dunia dalam hal integritas para atletnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Komite Olimpiade Internasional (IOC) baru akan mendiskusikan keputusan pada Selasa (21/6) terkait sanksi di cabang tersebut.
Jika panitia Olimpiade mengubah aturan melawan Rusia, itu akan jadi kebijakan tak lazim karena biasanya ada penundaan dalam badan olahraga yang spesifik.
Atlet-atlet di cabang olahraga atletik telah dikarang untuk tampil di kompetisi internasional dalam tujuh bulan terakhir, setelah adanya hasil laporan dari Badan Antidoping Dunia (WADA). Dalam laporan itu otoritas Rusia terbukti terlibat dalam skandal doping.
Meski pemerintah Rusia menyangkal tuduhan itu, otoritas atletik negara itu tak melakukan banding seperti yang diberikan pada November 2015 lalu.
Namun, pemerintah Rusia justru berupaya melakukan lobi penentu kebijakan dunia bahwa mereka bisa dipercaya dalam Olimpiade. Upayanya mulai dengan mematuhi standar yang ditetapkan hingga hanya mengirim atlet yang tak terlibat kasus disiplin terkait penggunaan doping.
Dengan mengizinkan atlet-atlet tanpa mengindahkan sejarah pelanggaran kasus doping untuk berkompetisi, seperti yang akan didiskusikan IOC nanti, bisa menimbulkan kontroversi lain.
Kecanggihan operasi Rusia, seperti yang dibeberkan sejumlah pelaku, memang tampak seolah atlet yang menggunakan steroid bersih. Cara itu mulai dari menukar sampel urin atau menelan obat dengan menggunakan minuman beralkohol untuk meminimalkan periode ketika itu bisa dideteksi.
Sejam sebelum IAAF mengumumkan hukuman tersebut, Menteri Olahraga Rusia, Vitaly Mutko, sempat mengirimkan surat secara pribadi terhadap otoritas itu. "Rusia secara penuh mendukung perang terhadap doping," demikian tulis Mutko dalam suratnya itu.
Ia pun berjanji akan memberikan sanksi langsung dan akan menggunakan pengawas obat-obatan independen untuk para atletnya. Namun, upaya itu tidak cukup meyakinkan sehingga IAAF tetap melarang tim atletik Rusia tampil di Olimpiade.
(bac)