Jakarta, CNN Indonesia -- Valentino Rossi sangat yakin bahwa motor M1 Yamaha miliknya lebih kompetitif dibandingkan musim lalu. Namun hal itu justru menuntun Rossi pada kenyataan pahit dirinya tertinggal 59 poin dari Marc Marquez di paruh musim.
Pada musim lalu, Rossi rutin naik podium meskipun performa motornya tidak sebaik milik Jorge Lorenzo dan Marc Marquez. Rossi bahkan memimpin klasemen jelang seri terakhir sebelum ditaklukkan Lorenzo secara menyakitkan di akhir musim.
Sejak awal musim, Rossi telah menyatakan bahwa performa motornya musim ini lebih baik dan itu dibuktikan dengan penampilan apik The Doctor di lintasan. Sayangnya, Rossi sering melakukan blunder sehingga kini harus menerima nasib pahit tertinggal dengan selisih yang signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada musim lalu, Rossi tak pernah gagal finis di paruh awal, dan terus berlanjut hingga musim usai. Sementara pada tahun ini, Rossi sudah tiga kali gagal finis dan harus pulang dengan nol poin.
Di GP Amerika Serikat, Rossi melakukan blunder dengan terjatuh di awal perlombaan. Masalah makin pelik bagi Rossi saat motor yang diakui kehebatannya malah mengalami masalah di Mugello, Italia.
Gagal finis di enam seri awal, peluang Rossi untuk bersaing di perburuan gelar kembali terbuka setelah ia memenangi GP Katalonia. Rossi 'hanya' tertinggal 24 poin dengan posisi dirinya sangat percaya diri menghadapi seri GP Belanda.
Namun kepercayaan diri Rossi ini yang kemudian jadi bumerang baginya. Rossi terlalu berambisi memburu kemenangan tanpa menghitung batas dan situasi yang ada di sekitarnya.
Di Assen, Rossi tampil brilian dan melesat di baris depan saat hujan deras mengguyur perlombaan. Ketika posisinya sejatinya sudah aman, Rossi memilih untuk memacu gasnya secara maksimal melebihi batas aman untuk semakin menjauhkan dirinya dari kejaran pebalap di belakangnya.
Akhirnya, ia malah terjatuh dan memberikan jalan lapangan bagi Marquez untuk memperbesar keunggulan.
Kecerobohan Rossi kembali terulang di GP Jerman. Rossi yang ada di nomor urut dua dan tengah bersaing dengan Andrea Dovizioso mengabaikan perintah tim untuk segera masuk pit dan mengganti motor.
Rossi terus bersaing dengan Dovizioso tanpa memperhatikan Marquez sudah ganti ban dan memburu dengan cepat dari belakang. Ketika akhirnya Rossi masuk pit, Marquez dengan mudah menusuk ke barisan terdepan dan tak lagi terkejar oleh Rossi.
Selisih 59 poin dengan sembilan seri tersisa bukanlah pekerjaan mudah bagi Rossi untuk tetap memimpikan gelar juara.
"Situasi saat ini sangat sulit. Di sembilan seri awal, saya banyak membuang kesempatan meraih poin yang semestinya bisa saya dapat karena kesalahan yang saya lakukan."
"Jarak yang terbentang dengan Marquez saat ini sangat menyulitkan," kata Rossi berterus terang.
Di paruh kedua kompetisi, Rossi masih bisa jadi ancaman Marquez bila ia mulai tampil nothing to lose dan tampil lebih tenang dalam perlombaan.
Dengan beban untuk jadi juara yang jauh lebih berkurang karena situasi sulit saat ini, Rossi akan bisa lebih tampil lepas di sembilan seri tersisa.
"Kami masih ada di pertengahan kejuaraan. Sembilan seri tersisa masih merupakan jarak yang panjang."
"Tim kami harus bekerja lebih baik, tampil lebih kompetitif, meraih hasil maksimal, dan kemudian barulah melihat apa yang akan terjadi di akhir kompetisi nanti," tutur Rossi.
(ptr)