Pelatih Persinga Sebut Keputusan PT GTS Terlalu Dini

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Selasa, 16 Agu 2016 22:08 WIB
Pelatih Persinga Ngawi, Mochammad Hasan, menilai sanksi diskualifikasi yang diberikan PT GTS terlalu dini dan terkesan terburu-buru.
Persinga Ngawi dicoret dari ISC B dan lima pemainnya dikenakan denda Rp50 juta. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Persinga Ngawi, Mochammad Hasan, kecewa dengan sanksi yang diberikan operator Indonesian Soccer Championship (ISC), PT Gelora Trisula Semesta (GTS).

PT GTS mendiskualifikasi Persinga dari kompetisi ISC B setelah lima pemainnya dianggap melakukan penganiayaan terhadap wasit.

Insiden pemukulan wasit terjadi pada laga Persinga melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, Minggu (7/8). Setelah kalah 0-3 dari tuan rumah PSS Sleman, para pemain Persinga melampiaskan kekesalan kepada wasit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasan menilai keputusan itu tidak adil bagi timnya. "Kami dianggap melakukan pembiaran terhadap perilaku pemain kami. Padahal ada aturan bahwa kami (official) tidak boleh melewati garis lapangan apapun kondisinya," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com , Selasa (16/8) malam.

"Kami juga melakukan briefing setelah kejadian tersebut dan melanjutkan permainan sampai akhir meskipun dua pemain kami terkena kartu merah."

Hasan juga mempertanyakan cara PT GTS membuat putusan PT GTS yang berubah-ubah dalam tempo yang singkat.

Semula pihak Persinga menerima surat pada 10 Agustus bahwa lima pemainnya yakni Slamet Hariyadi, Andre Eka Prasetya, M Fatkhur Rosi, M Zamnur, dan Moch Pujiantoro tidak boleh bermain selama 6 bulan. Tak hanya itu, Persinga juga didiskualifikasi sebagai hukuman sementara.

Tiga hari kemudian, Hasan mendapat email revisi hukuman dari PT GTS. Hukuman M Zamnir berubah dari 6 bulan larangan bertanding menjadi 6 kali larangan betanding. Adapun Slamet Hariyadi jadi hanya dilarang dua kali bertanding. Sementara hukuman tiga pemain lainnya tidak berubah.

Hasan semakin bingung ketika PT GTS memutuskan pada 15 Agustus bahwa Persinga resmi didiskualifikasi.

"Padahal kami masih punya hak untuk banding sampai tanggal 17 Agustus dan kami akan menggunakan hak kami ini. Ini namanya pembunuhan karakter Persinga. Padahal hanya sekali itu anak-anak merasa kepemimpinan wasit kebangetan sekali," ucap Hasan.

Hasan menilai wasit yang berperan di tengah lapangan berlaku baik, tapi tidak demikian bagi hakim garis. "Ya perkiraan kami yang bermain itu wasit yang di kanan-kiri itu. Memang setiap kami bermain lawan Sleman, memang wasit selalu bantu PSS," ucapnya.

Hasan pun masih berharap agar keputusan diskualifikasi Persinga dapat dicabut. Ia juga membantah bahwa pemainnya didenda Rp 50 juta oleh PT GTS.

"Kami kena denda kalau para pemain kami tidak memenuhi panggilan Komdis. Tapi kami penuhi itu.Jadi keputusan PT GTS ini terkesan terburu-buru," ujarnya. (jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER