Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah bursa transfer musim panas selesai, ada satu hal yang bisa disimpulkan, banyak bintang yang kembali pulang ke 'rumah' yang pernah ditinggalkan.
Alvaro Morata, Mario Goetze, Mats Hummels, Paul Pogba, dan terakhir David Luiz menutup sensasi bintang yang pulang ke rumah lama. Meski mereka melakukan langkah yang sama, ada cerita berbeda di balik tiap nama.
Morata, Hummels, dan Pogba bisa berada dalam kategori yang sama, kategori bintang yang kembali ke 'rumah lama'setelah sukses di dunia luar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Morata sudah bergabung dengan Real Madrid sejak usia 16 tahun dan mendapat promosi di tim utama ketika berumur 18 tahun. Namun empat tahun di Madrid, karier Morata jalan di tempat.
Morata akhirnya dilego ke Juventus dan di 'tempat pembuangan' tersebut Morata sukses bersinar. Morata bahkan ikut menyakiti Madrid saat semifinal Liga Champions 2014/2015. Bukti bersinarnya Morata di Juventus adalah posisi ujung tombak utama Spanyol di Piala Eropa 2016.
Kegemilangan Morata akhirnya membuat Madrid terdorong untuk mengaktifkan klausa pembelian kembali Morata. Morata kini ada di Madrid dan siap jadi ujung tombak utama tim ini.
 Alvaro Morata diyakini kini bisa jadi striker utama Real Madrid saat ini. (AFP PHOTO / PIERRE-PHILIPPE MARCOU) |
Pogba juga memiliki cerita serupa dan Juventus lagi-lagi terlibat di dalamnya. Setelah merasa tak berkembang karena gagal menembus tim utama, Pogba memutuskan hengkang ke Juventus dengan status bebas transfer,.
Pogba pun mengalami metamorfosis di Juventus. Dari sekadar gelandang muda, Pogba kini menjelma jadi gelandang elite dunia usai bermain empat musim di 'Bianconeri'.
Jangan salahkan United bila akhirnya mereka rela menjadikan Pogba sebagai pemain termahal dunia dengan nilai 105 juta euro, setelah beberapa musim sebelumnya 'Setan Merah' melepasnya dengan cuma-cuma.
Langkah Hummels pun serupa Morata dan Pogba. Disia-siakan di Bayern Munich sewaktu muda, Hummels berkembang jadi bek top dunia di Borussia Dortmund. Namun setelah meraih ketenaran di Dortmund, Hummels tak bisa melupakan hasratnya untuk berkostum Munich dan berdiri sebagai pemain utama.
Seperti Hummels, Pogba dan Morata pun belum melupakan mimpi mereka yang pernah terputus sebelumnya.
"Saya akan menyesal seumur hidup bila saya tak kembali ke Real Madrid. Saya sangat gembira karena saat ini saya menjalani mimpi saya," tutur Morata seperti dikutip dari Football Espana.
"Ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk kembali ke Manchester United. Baik dari segi fisik maupun mental, kini saya merasa sangat siap," ucap Pogba seperti dikutip dari Sky Sports.
Mimpi Pogba, Hummels, dan Morata saat muda memang pernah dikubur klub lama mereka. Namun mereka kini justru kembali ke rumah dengan status dan derajat yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya, untuk melanjutkan mimpi mereka yang pernah terputus sebelumnya.
 Meskipun sudah identik dengan Borussia Dortmund, Mats Hummels tak ragu untuk kembali ke klub lama yang sempat tak memberinya kesempatan berkembang, Bayern Munich. (AFP PHOTO / CHRISTOF STACHE) |
Rumah yang Setia MenungguLain halnya dengan kisah Goetze. Goetze adalah pemain yang telah banyak mendapatkan pujian sejak usia muda. Namanya bahkan sempat disandingkan dengan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sebagai bakat besar yang jarang terlihat di dunia sepakbola.
Goetze kemudian membuat keputusan besar di tahun 2013 saat ia memilih hijrah ke Munich. Keputusan itu menimbulkan kemarahan dari sebagian besar pendukung Dortmund. Pasalnya keputusan itu dibuat sebelum duel final antara Munich lawan Dortmund di final Liga Champions 2013.
 Mario Goetze bertekad bisa kembali mendapatkan kepercayaan dari suporter Borussia Dortmund. (AFP PHOTO / dpa / Guido Kirchner) |
Alih-alih pindah ke klub luar negeri, keputusan Goetze menyebrang ke Munich jelas menimbulkan kekecewaan yang lebih besar. Namun ternyata, Goetze mengalami hari-hari yang kurang menyenangkan di Munich.
Walaupun koleksi golnya terbilang lumayan bagi ukuran gelandang di dua musim awal, Goetze tak pernah benar-benar puas atas perannya di Munich. Menit bermainnya terbatas dan ia harus setia mengikuti rotasi yang dilakukan.
Ketika akhirnya penampilan Goetze menurun drastis musim lalu, Goetze pun menyadari bahwa ia harus menyelamatkan kariernya bila tak ingin terus terpuruk. Beruntung bagi Goetze, Dortmund masih setia menunggu kepulangan Goetze di Stadion Westfalen.
Kembalinya Goetze dalam kondisi terluka tak disambut bahagia seluruh elemen suporter. Goetze sadar masih ada hati yang terluka.
"Saya bisa memahami bahwa banyak suporter yang masih belum bisa menerima keputusan saya namun saya akan berusaha melakukan apapun untuk kembali memenangkan hati mereka," kata Goetze seperti dikutip dari Guardian.
Rumah yang Memanggil PulangBila Goetze kembali pulang dalam kondisi terluka, maka David Luiz justru menjejakkan kaki di London dalam kondisi perkasa.
Chelsea yang menjual David Luiz lantaran tergiur kibasan uang yang ditawarkan Paris Saint-Germain, akhirnya menyadari bahwa mereka butuh bek sekelas David Luiz untuk bisa eksis di persaingan papan atas Liga Inggris.
Chelsea menyadari kesalahan yang mereka lakukan dan bersedia merunduk dan meminta David Luiz untuk kembali pulang.
 David Luiz tak ragu kembali ke Chelsea yang pernah melego dirinya beberapa musim lalu. (AFP PHOTO/GLYN KIRK) |
Chelsea kemudian patut gembira karena David Luiz tak memendam kecewa besar pada Chelsea yang memaksanya pergi dengan status bek termahal dunia. David Luiz menjawab panggilan pulang dengan anggukan kepala.
"Saya sangat bahagia bisa kembali berada di sini. Saya gembira ketika menyadari saya memiliki kesempatan kedua untuk bermain di Chelsea."
"Saya sangat mencintai Chelsea dan itulah alasan mengapa saya ada di sini," tutur David Luiz.
(ptr)