Lantai Latihan Angkat Besi Rusak, PABBSI Siap Mengungsi

Titi Fajriyah | CNN Indonesia
Rabu, 21 Des 2016 20:35 WIB
Dengan kondisi lantai ruangan Olympic Center yang sering rusak akibat tertimpa beban berat, atlet-atlet angkat besi siap diungsikan ke tempat latihan lain.
Pelatnas angkat besi saat ini berlatih di Olympic Center, Cibubur. Mereka mengeluhkan kondisi latihan yang kurang memadai. (Antara/Wahyu Putro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi tempat pelatnas angkat besi di Olympic Center, Cibubur, dianggap tak layak karena lantai yang sering rusak akibat tertimpa beban yang beratnya lebih dari 100 kilo gram.

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Djoko Pramono pun menyiapkan opsi tempat lain.

"Tiap hari ada besi ratusan kilo yang terlempar ke lantai. Masak mau diganti atau pindah-pindah terus latihannya? Sudah saya siapkan dengan dua lapis karpet-karpet yang dulu di Senayan, ditambah tripleks yang tebal dan ditambah karet lagi di atasnya. Tapi namanya besi sekian ratus kilo, hancur juga," kata Djoko kepada CNNIndonesia, Selasa (20/12) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, angkat besi telah merekayasa tiga ruangan untuk disatukan dan dijadikan tempat latihan sementara. Sebelumnya kelas-kelas tersebut merupakan tempat latihan untuk cabor taekwondo dan karate.

Kondisi ini pun sudah disampaikan Djoko pada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi maupun Ketua Satlak Prima Ahmad Sutjipto. Djoko meminta izin agar timnas angkat besi bisa mencari tempat baru untuk berlatih sementara tempat latihan di Olympic Center dibetulkan sesuai standar latihan.

"Tapi tidak boleh, katanya ini kebijakan presiden. Ya sudah, saya bilang kami ikut dulu tapi jangan terlalu lama. Saya sudah bilang ke Pak Tjip (sapaan Ahmad Sutjipto), kasihan prestasi anak-anak nantinya. Mau tidak mau saya tetap harus ikut latihan di sana," jelas Djoko.

Saat ini, ada 11 lifter nasional yang tinggal dan berlatih di Olympic Center. Sampai akhir Desember ini, mereka masih menjalani proses recovery setelah tiga bulan setelah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 tidak berlatih.

Djoko menyebut, pihaknya pernah memberikan usulan agar pelatnas angkat besi bisa dimulai sejak Oktober 2016. Namun, keinginan itu ditolak lantaran Satlak Prima mengaku tidak punya anggaran.

"Saya akan melihat sampai akhir Januari ini, seperti permintaan Pak Tjip. Kalau presiden datang (ke Olympic Center yang direncanakan pertengahan Januari 2017), akan saya kasih lihat bahwa ternyata kami belum bisa latihan di sini."

"Kami juga terima kasih, tapi silakan bangun dulu yang baik dan kami akan cari tempat dulu. Itu maksud saya. Nanti saya akan bilang seperti itu ke presiden," ujar Djoko yang merupakan Komandan Kontingen Indonesia di SEA Games 2011.

Saat ini, PABBSI juga telah menyiapkan sedikitnya dua opsi sebagai tempat latihan pelatnas di luar Olympic Center.

Djoko menegaskan, ia dan lifter nasional rela berlatih di bawah tenda dan merekayasa tempat latihan sementara menggunakan dana pribadi PABBSI sambil menunggu tempat latihan yang mumpuni dari pemerintah.

"Saya sudah punya pelarian, bawa ke Bogor, di tempat latihan di dekat Stadion Pakansari ada atau ke Bandung di tempat PON 2016 (Jalak Harupat), ada asramanya lengkap sudah ada. Kalau Januari belum beres, mungkin kami akan latihan di sana, sambil nunggu di sini (dibangun), monggo kami di sana dulu," katanya.

Pengakuan tidak nyaman juga datang dari salah satu lifter yang menyumbangkan medali perak Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil Eko Yuli Irawan. Ia mengaku sudah dua kali tempat latihannya dibetulkan karena lantainya rusak akibat beban berat dari besi yang diangkat atlet.

Hal itu membuat Eko dan pelatnas angkat besi lain tidak nyaman. Bahkan, ada tiga lifter putri yang saat ini belum ikut bergabung di pelatnas.

"Ya, tidak nyaman. Tapi mau bagaimana. Kami suka mengeluh ke pelatih, nanti pelatih bicara dengan manajer untuk disampaikan ke Satlak Prima. Tapi masa mau ngeluh terus. Kami diminta sabar sampai akhir Januari di sini," kata Eko. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER