ANALISIS

Meramal Peta Persaingan MotoGP 2017: Rossi Butuh Keajaiban

CNN Indonesia
Senin, 13 Mar 2017 13:03 WIB
Perubahan besar-besaran pada susunan pebalap membuat MotoGP 2017 sukar diprediksi. Lalu bagaimana peta persaingan di enam pebalap teratas musim ini?
Valentino Rossi mengaku belum menemukan pengaturan motor yang tepat untuk M1 2017. (AFP PHOTO / GIUSEPPE CACACE)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga belas hari jelang dimulainya MotoGP 2017, para pebalap papan atas mengantongi hasil berbeda dalam tiga tes pramusim yang digelar di Sirkuit Sepang, Malaysia, kemudian di Sirkuit Phillip Island, Australia, dan Sirkuit Losail, Qatar.

Maverick Vinales, pebalap 22 tahun yang direkrut Movistar Yamaha untuk menggantikan Jorge Lorenzo, mendapat hasil paling memuaskan: berulang kali jadi yang tercepat dan menuai pujian dari kolega-koleganya. Sementara itu, Marc Marquez mendapat hasil yang naik turun, mendapat hasil bagus di beberapa tes dan terpuruk di beberapa bagian.

Lalu bagaimana peta persaingan jelang musim baru di antara enam pebalap teratas saat ini?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maverick Vinales

Ketika baru saja direkrut Yamaha untuk mendampingi Rossi, Vinales memang sudah diprediksi akan memberikan persaingan ketat. Akan tetapi, nyaris tak ada yang menyangka pebalap Spanyol ini hanya membutuhkan waktu singkat untuk beradaptasi dengan motor Yamaha M1.

Dalam 11 hari tes resmi di tiga sirkuit, Vinales tak pernah terjatuh dan bahkan enam kali jadi yang tercepat. Ini termasuk mencatatkan simulasi balapan terbanyak di hari terakhir tes di Sirkuit Losail. Saking stabilnya, bahkan Andrea Dovizioso dan Marc Marquez memperkirakan Vinales akan jadi juara pada seri pembuka musim pada 26 Maret nanti di Qatar.

Rossi sendiri mengakui bahwa proses Vinales menyambut musim baru ini jauh lebih baik ketimbang timnya. "Saya kira ia dan timnya dalam waktu singkat mampu membuat motor M1 ini mengeluarkan kapasitas maksimal, sementara kami terhambat," kata Rossi.

Namun berjaya di tes pramusim bukan segalanya. Vinales masih harus membuktikan dirinya memiliki manajemen balapan yang baik --seperti yang ditunjukkan Rossi selama ini-- dan juga ketika menghadapi tekanan dari musuh-musuhnya saat balapan sebenarnya.

Balapan pertama di Losail nanti akan menjadi jawaban jika Vinales benar-benar bisa jadi pesaing utama Marc Marquez dalam perebutan gelar juara.  

Valentino Rossi

Kontras dengan Vinales, Rossi mengakhir tes hari ketiga di Losail dengan terpuruk di posisi ke-11. Padahal, di hari kedua ia sempat menyaingi para pebalap tercepat dengan menduduki posisi dua, hanya kalah cepat dari Vinales.

Rossi juga tak menggelar simulasi balapan sama sekali di hari terakhir tes setelah merasa dirinya tak punya cukup kecepatan.

Hasil pramusim Rossi bisa disebut sebagai salah satu yang terburuk dalam beberapa musim terakhir, terutama jika dibandingkan dengan 2016 ketika ia tampil menggebrak. Bukan hanya lebih buruk dari Vinales, tapi ia juga tertinggal dari musuh besarnya, Marc Marquez.

Dalam dua pekan ke depan, Rossi dan timnya harus segera menemukan pengaturan motor yang bisa membuatnya nyaman dalam menggeber M1 baik di trek lurus maupun ketika memasuki tikungan.

"Saya berharap kejaiban dalam dua pekan ke depan. Kenyataannya adalah, M1 2017 adalah motor berbeda dari yang sebelumnya dan kami belum tahu caranya untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya," kata Rossi soal peluangnya menatap musim baru.

Satu hal yang bisa membuat Rossi terhibur adalah hasil tes Vinales menunjukkan bahwa M1 adalah motor yang lebih baik dan lebih cepat dari tahun lalu. Rossi hanya perlu menemukan rahasia untuk mengendalikannya.

Honda Sukses Adaptasi ECU

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER