Manajer Madura United Curhat Soal Pembuatan KITAS

CNN Indonesia
Jumat, 21 Apr 2017 15:40 WIB
Manajer Madura United, Haruna Soemitro, mengungkapkan pengalamannya dalam mengurus Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) pemain asing yang ada di timnya.
Haruna Soemitro (kanan) menganggap pengurusan KITAS pemain asing bukan hal yang mudah. (ANTARA FOTO/Rian)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajer Madura United, Haruna Soemitro, mengungkapkan pengalamannya dalam mengurus Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) pemain asing yang ada di timnya. Haruna mengeluhkan panjangnya birokrasi di Indonesia dalam mengurus KITAS pemain asing.

Haruna menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya para pecinta sepak bola, perlu mengetahui proses membuat KITAS pemain asing sesungguhnya tidak sederhana.

"Semua orang harus sadar birokrasi di Indonesia masih ruwet, panjang, dan tidak sesuai dengan semangat pemerintah Indonesia yang ingin mempermudah dunia usaha," kata Haruna kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/4) sore.

Permasalahan pemain asing tanpa KITAS di kompetisi Liga 1 menjadi ramai setelah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mempermasalahkan keputusan Persib Bandung memainkan Michael Essien dan Carlton Cole saat melawan Arema FC di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, 15 April lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara di sisi lain, ratusan ribu pekerja asing datang tanpa KITAS dan tidak ada orang yang peduli tentang itu. Di sepak bola ada 30-40 pemain asing, yang karena sorotannya di media lebih besar, jadi persoalan," ucap Haruna,

"Jangan kemudian kita semua mudah menyimpulkan seolah-olah klub Indonesia ini keras kepala. Sementara di depan mata kita ratusan tenaga kerja asing tidak kena apa-apa," sambungnya.

Lebih lanjut, Haruna menuturkan proses mendapatkan KITAS pemain asing harus melewati empat langkah: verifikasi PSSI, verifikasi BOPI, Departemen Tenaga Kerja, dan Imigrasi. Proses ini, lanjutnya, menghabiskan waktu lebih hingga dua pekan.

"Jadi bagi saya, sebetulnya orang terlalu gegabah melihat persoalan ini disalahkan kepada PSSI atau operator (PT Liga Indonesia Baru). Karena (birokrasi) ini adalah persoalan bangsa kita," ujar Haruna.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER