Bangkok, CNN Indonesia -- Bek
Timnas Indonesia Putu Gede Juni Antara tak mau larut dalam kesedihan usai menerima kartu merah pada laga perdana
Piala AFF 2018. Ia menegaskan sanksi kartu merah lumrah terjadi dan bisa dialami pemain kelas dunia sekalipun.
Putu Gede harus keluar lapangan usai menerima kartu merah kedua di menit ke-90. Sebelumnya, pemain Bhayangkara FC ini sudah mendapat kartu kuning di menit ke-60.
Selepas pertandingan, Putu Gede sudah meminta maaf kepada pelatih dan rekan setimnya. Namun, ia mengaku tak mau larut dalam trauma karena insiden kartu merah bisa dialami pemain manapun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada trauma. Kalau dipercaya pelatih saya pasti siap. Kartu merah sebenarnya biasa dalam sepak bola bukan hanya saya saja. Pemain dunia juga pernah mengalaminya," kata Putu Gede yang ditemui usai latihan bersama Timnas Indonesia di Stadion Rajamangala, Jumat (16/11).
 Putu Gede tidak terganggu trauma kartu merah di Piala AFF 2018. (ANTARA FOTO/INASGOC/Ary Kristianto |
Mantan personel Timnas Indonesia U-19 yang sukses menjuarai Piala AFF U-19 2013 itu membantah terpancing emosi lawan. Menurutnya, situasi di lapangan sama-sama ideal untuk merebut bola.
"Bukan terpancing emosi. Menurut saya bola 50-50," ujarnya.
Insiden kartu merah lawan Singapura membuat Putu harus menepi saat Garuda menghadapi Timor Leste di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (13/11). Perannya kemudian digantikan Gavin Kwan Adsit dan Indonesia menang 3-1.
Putu Gede berjanji bakal lebih jeli mengambil keputusan di lapangan bila kembali dipercaya tampil sejak menit awal melawan Thailand dalam lanjutan Grup B di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/11).
"Pelatih Bima Sakti meminta saya untuk lebih hati-hati lagi dan jeli mengambil keputusan di lapangan. Timnas Indonesia pokoknya harus menang dan curi poin dari Thailand," ujarnya.
(jun)