Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pemilik suara dari Asosiasi Provinsi (Asprov)
PSSI tidak menutup kemungkinan mendesak Ketua Umum sekaligus Gubernur Sumatera Utara
Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya dalam
Kongres PSSI yang rencananya digelar di Hotel Sofitel, Bali, pada Minggu (20/1).
Pada akhir 2018, tekanan agar Edy turun dari kursi PSSI 1 sempat menguat seiring buruknya penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Timnas Indonesia gagal lolos ke babak semifinal sehingga pendukung Garuda kecewa.
Apalagi, PSSI kembali ditempa masalah dengan ditangkapnya beberapa orang pejabat PSSI sebagai tersangka pengaturan skor. Ketua Asprov PSSI Sulawesi Tenggara Sabarudin Labamba akan melihat dinamika Kongres PSSI terhadap desakan untuk melengserkan Edy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harapkan teman-teman [pemilik suara Kongres PSSI] sensitif lihat dinamika PSSI. Dan mendatang, PSSI harus lebih bagus dan maju. Forum ini kami jadikan untuk evaluasi kalau ada hal-hal yang dievaluasi," kata Sabarudin kepada CNNIndonesia.com pada Sabtu (19/1).
Kongres tersebut akan diikuti 85 pemilik suara yang juga anggota PSSI. Para pemilik suara itu terdiri dari 34 Asprov, 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, dan 1 Asosiasi Futsal.
"Kami akan melakukan evaluasi organisasi terhadap program kerja selama ini. Evaluasi perkembangan dinamika internal PSSI selama ini," ucap Sabarudin.
 Edy Rahmayadi sudah menduduki kursi ketua umum PSSI selama lebih dari dua tahun. (Dok. PSSI) |
Lebih lanjut, Sabarudin juga berbicara mengenai kinerja Edy di PSSI selama ini. Ia mengharapkan pemimpin PSSI mau fokus dalam menjalankan amanah organisasi.
"Dan fokus melakukan pengawasan kegiatan PSSI sehingga tidak menimbulkan masalah seperti mafia bola, harus fokus. Masih banyak hal yang harus ditingkatkan," ujar Sabarudin.
"Puas itu kalau sudah terpenuhi semuanya, ini masih banyak hal yang harus kami kritisi dan evaluasi. Sehingga mendatang, kami berharap kepemimpinan PSSI betul-betul fokus dan menjadi organisasi yang bermartabat dan profesional," ujarnya menambahkan.
Senada dengan Sabarudin, Ketua Asprov DKI Jakarta Uden Kusuma Wijaya berharap agar kinerja Edy menjadi salah satu yang dibahas dalam Kongres PSSI. Ia juga ingin kongres tahunan tersebut menghasilkan sebuah kebijakan yang baru untuk kebaikan dan perubahan mendatang.
"Kami sesuai mekanisme saja. Kami akan baca [situasi] ada atau tidak kemauan itu [mendesak Edy mundur dalam Kongres PSSI]," ucap dia.
Mengenai kepemimpinan Edy,Uden lebih melihat kepada kebijakan yang dihasilkan. "Saya merasa 'sentuhan'-nya [Edy], sehingga kami merasa berjalan sendiri-sendiri saja. Tidak ada upaya untuk diberdayakan," ucapnya melanjutkan.
Sementara itu Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono tidak mengetahui ada desakan untuk melengserkan Edy di Kongres PSSI. Ia mengatakan organisasi punya mekanisme terhadap siapapun untuk menyampaikan hak dan pendapat.
"Saya tidak lebih dari situ. Saya tidak dalam kapasitas berkomentar hal ini. Selebihnya, PSSI ingin sampaikan organisasi ini memiliki mekanisme untuk menyampaikan aspirasi. Sehingga sederhananya, siapa saja boleh [berpendapat]. Namun mekanisme dan aturan mesti dimengerti," tutur Joko.
(map/nva/bac)