Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu perangkat pertandingan mengungkapkan transaksi terindikasi
pengaturan skor di sejumlah pertandingan
Liga 1.
Pria yang dirahasiakan identitasnya itu melontarkan pengakuan di program
talkshow Mata Najwa di Trans7, Rabu (20/2) malam.
Narasumber itu bahkan mengatakan seluruh wasit yang berjumlah 42 di Liga 1 itu tahu adanya pengaturan skor di kompetisi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perangkat pertandingan ada 42 wasit Liga 1, semua melakukan pengaturan [skor] tahu pasti," ucap sumber yang diwawancarai Najwa Shihab.
Lebih mengejutkan lagi ia membeberkan semua perintah tersebut datang dari Komite Wasit untuk melakukan pengaturan skor.
"Order semua Komite Wasit, jadi kalau 'main' ya semua sudah tahu. Nanti pihak klub hubungi wasitnya. Kalau menang dapat sekian," ujar sang sumber.
Sang sumber juga menyebut inisial NK, salah satu anggota Komite Wasit PSSI, yang terlibat. Ada pula anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI berinisial IB yang terlibat langsung.
 Salah satu laga Arema FC disebut juga terindikasi pengaturan skor. (Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika) |
"Exco bisa hubungi ke Komite Wasit [kemudian ke] PP [Perangkat Pertandingan]. Pertandingan yang melibatkan Exco di Liga 1, Arema FC vs Borneo FC di 2018," ucap narasumber itu.
"IB, dia memerintahkan agar Arema menang memerintahkan ke wasit, imbalan sekitar Rp20-25 juta dibagi-bagi."
CNNIndonesia.com mencoba mengontak manajer Arema FC Rudy Widodo, namun belum ada respons hingga berita ini diturunkan.
Begitu pula pada laga Borneo FC vs PSM Makassar, narasumber tersebut mengatakan laga itu juga tak lepas dari mafia pengaturan skor.
"Yang saya tahu Borneo vs PSM Makassar. Yang diharuskan Borneo menang, Exco telepon YN. Kemudian dia menelepon salah satu Komite Wasit, kemudian ke wasit, perintahnya [Bormeo] harus menang. Skor Borneo menang imbalannya Rp70 juta untuk dibagi-bagi ke seluruh perangkat [pertandingan]. Segala cara yang penting Boreno menang," terang pria itu.
CNNIndonesia.com mencoba menghubungi Presiden Borneo FC Nabil Husein pada Kamis (21/1) pagi, namun tak ada jawaban.
 Bali United disebut-sebut menang atas Persela Lamongan karena sudah diatur. (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana) |
Sedangkan pihak PSM Makassar melalui staf media klub, Andi Syadzwina, enggan berkomentar terkait tudingan laga tersebut sudah diatur skornya.
Berikutnya, sumber Mata Najwa itu juga menyebut laga di Liga 1 2018 antara Bali United vs Persela Lamongan skornya juga sudah diatur untuk memenangkan Serdadu Tridatu.
"Order [perintah] YT melalui kurir YT. Dia adiknya salah satu Exco [PSSI] mengorder Bali United menang atas Persela. Menjanjikan Rp40 juta untuk PP [Perangkat Pertandingan]."
"Bukan rahasia umum lagi kalau Bali menang. Setiap pertandingan Bali pasti dikasih. Kalau menang Rp40 juta. Yang memberikan itu Dani, dia yang memberikan. Sudah jadi rahasia umum, semua wasit tahu itu," terangnya.
Saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, CEO Bali United Yabes Tanuri tak mau berkomentar terkait tuduhan kemenangan klubnya sudah diatur.
CNNIndonesia.com juga mencoba menghubungi Ketua Komite Wasit Condro Kirono terkait tuduhan keterlibatan komite itu soal pengaturan skor di Liga 1. Namun, tak ada jawaban darinya.
Sementara itu salah anggota Komite Wasit Purwanto mengaku tidak mengetahui soal dugaan keterlibatan para perangkat pertandingan tersebut.
"Saya tidak tahu-menahu. Saya ini hanya mengurusi masalah teknis, untuk memastikan kebugaran fisik para wasit. Itu saja," ucap Purwanto.
(bac/har/sry)