Saya beruntung bisa jadi salah satu pemain Indonesia yang bermain di kompetisi luar negeri. Mendapat kepercayaan di beberapa klub Hong Kong dan berkesempatan melawan AC Milan.
Tawaran bermain datang setelah saya mencetak gol saat Timnas Indonesia lawan Hong Kong. Sempat kaget tapi saya semangat mencoba tantangan baru. Belum lagi gaji yang ditawarkan lebih tinggi.
Klub pertama saya di Hong Kong adalah Instant-Dict. Di sana saya pertama kali disukai orang-orang Hong Kong karena berhasil menjadi top skor dengan torehan 20 gol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian saya sempat ke Happy Valley, tapi tak berjalan sukses di sana sehingga balik ke Indonesia untuk memperkuat PSM Makassar sebelum kembali ke Liga Hong Kong bersama South China pada 2002.
Kitchee SC jadi klub terakhir sekaligus penutup karier manis saya di Hong Kong pada periode 2002-2004. Bersama klub ini mendapat kesempatan bermain melawan tim raksasa Italia Milan di laga persahabatan pada Mei 2004.
Saya tak pernah bermimpi bisa cetak gol ke gawang Milan. Tapi, semuanya terjadi begitu saja seperti mimpi. Apalagi saya bisa cetak dua gol sekaligus!
Sebenarnya dua gol tersebut terjadi berkat kerja sama tim yang baik. Bukan karena saya seorang. Saat itu Kitchee diperkuat pemain pinjaman dari Fulham Luis Boa Morte dan beberapa pemain cabutan dari Eropa termasuk eks penyerang Real Madrid asal Yugoslavia Predrag Mijatovic.
Gol pertama tercipta berkat aksi gemilang Boa Morte yang sukses melewati bek legendaris Paolo Maldini. Sementara saya mengandalkan insting untuk menyambut umpan silang Boa Morte di depan gawang.
Gol tersebut melecut motivasi tim yang sempat tertinggal 0-1 lewat aksi Andriy Shevchenko. Alhasil, kami berhasil membalikkan keadaan melalui skenario yang hampir mirip. Yakni, umpan tarik dari pemain sayap.
Kali ini, serangan dimulai dari sisi kiri lewat kaki Cheung Kin-Fung. Umpan tariknya dari sisi kiri saya sambut dengan sontekan kaki kiri dan ternyata gol!
Saya senang bukan kepalang bisa mencetak gol kedua ke gawang Milan, tim raksasa asal Italia. Apalagi Kitchee berhasil mempertahankan keunggulan 2-1 di akhir laga. Sebuah pengalaman indah yang tak akan terlupakan dalam hidup saya.
Demikian sepenggal cerita dari saya. Mungkin belum semua terungkap tapi setidaknya beberapa kisah ini cukup berkesan dalam hidupnya.
(bac/jun)