Jakarta, CNN Indonesia --
Deontay Wilder mendapat larangan bertanding setelah babak belur dihajar
Tyson Fury dalam perebutan gelar juara dunia
tinju WBC. Namun larangan bertanding itu tak akan mempengaruhi rencana
rematch.
Sesuai prosedur keselamatan bertinju, Komisi Atletik Nevada [NSAC] memberikan larangan bertinju selama enam pekan setelah Wilder kalah dari Fury.
Dalam larangan tersebut, Wilder yang mengalami cedera di pertarungan tidak boleh bertanding dalam kurun waktu tersebut demi keselamatan dan kesehatan petinju dalam waktu jangka panjang. Wilder dilarang bertinju hingga 28 April dan dilarang melakukan sparring hingga 8 April.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Larangan bertinju tersebut secara keseluruhan tidak akan mengganggu rencana Wilder untuk kembali naik ring. Dikutip dari
Express, Wilder punya opsi untuk mengaktifkan klausul
rematch dalam waktu satu bulan sejak pertarungan pertama berakhir.
 Deontay Wilder tak berdaya di hadapan Tyson Fury. Foto: Al Bello/Getty Images/AFP) |
"
Rematch kemungkinan besar akan terjadi. Kami akan mendapatkannya. Saya ingin langsung kembali ke pertarungan itu," ujar Wilder.
Wilder sendiri mengalami luka di bagian wajah dan telinganya juga mengeluarkan darah. Setelah pertandingan berakhir, Wilder bahkan tidak bisa menghadiri konferensi pers karena harus langsung dilarikan ke rumah sakit karena menjalani pemeriksaan lanjutan. Wilder akhirnya mendapat tujuh jahitan akibat lukanya tersebut.
Wilder menyatakan kekalahan yang diterima dari Tyson Fury tak lepas dari bobot kostum 18kg yang dikenakan saat menuju ring. Kostum tersebut membuat Wilder kelelahan hingga akhirnya tak bisa memeragakan gerakan-gerakan seperti seharusnya.
(ptr/nva)