TESTIMONI

Firasat Suryo Agung, Si Manusia Tercepat Asia Tenggara

Suryo Agung Wibowo | CNN Indonesia
Rabu, 29 Apr 2020 19:00 WIB
Suryo Agung Wibowo Saat berfoto di markas Bayern Munchen, Stadion Allianz Arena, Munich.
Suryo Agung Wibowo mencetak rekor lari 100 meter di SEA Games 2009. (Istimewa)
SEA Games 2009 punya cerita tersendiri. Saya justru lebih tertekan dua tahun setelah SEA Games di Thailand. Mungkin karena saya merasa beban, minimal harus mengulangi pencapaian dua emas.

Saya juga merasa tak ada pertanda bagus ketika itu. Sebaliknya saat masa persiapan, saya mengalami cedera pada bagian abductor (otot paha). Waktu itu rasanya nyeri sekali. Sampai-sampai seperti mau menyerah.

Beruntung saya punya istri luar biasa. Dia selalu memotivasi saya. "Bisa, kamu pasti bisa, yang," demikian ujarnya kepada saya melalui sambungan telepon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suryo Agung Wibowo (kiri) bersama mantan Menpora RI, Imam Nahrawi. Dia tercatat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemenpora RI sejak 2008.Suryo Agung Wibowo (kiri) bersama mantan Menpora RI, Imam Nahrawi. Dia tercatat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemenpora RI sejak 2008. (Istimewa)
Setelah menjalani terapi oleh fisioterapis, kondisi otot saya lumayan membaik. Memang masih sedikit nyeri, tapi saya tahan.

Alhamdulillah saya masih bisa meraih target dua emas di nomor 100 meter dan 200 meter. Bahkan pencapaian saya terbilang istimewa karena mengalahkan rekor se-Asia Tenggara atas nama Mardi Lestari.

Sejak saat itu julukan Manusia Tercepat di Asia Tenggara melekat pada diri saya. Lagi-lagi saya merasa pencapaian ini sebagai rezeki anak. Pada 2009 anak kedua saya lahir, Aufa Qurrota Aini.

Mungkin juga mimpi keponakan bapak saya tentang mendapatkan banyak ikan, masih jadi firasat baik di SEA Games 2009. Itu juga SEA Games terakhir saya.


Saya memilih pensiun karena ingin fokus bekerja di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Saya sudah bekerja sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) sejak 2008.

Posisi saya sekarang sebagai Kepala Sub Bidang Pengembangan Bakat di Asdep Pembibitan dan IPTEK Olahraga Kemenpora. Tugas utama saya fokus untuk mencetak atlet-atlet generasi selanjutnya, terutama di dunia atletik.

Coba Karier di Sepak Bola

Setelah pensiun dari lintasan atletik, saya mencoba karier lain sebagai pesepakbola. Pada 2014 saya jadi salah satu pemain Persikab Kabupaten Bandung. Kebetulan teman saya asal Jakarta menjadi salah satu manajemen klub di sana.

Suryo Agung Wibowo saat memperkuat Persikab Kabupaten Bandung padaSuryo Agung Wibowo saat memperkuat Persikab Kabupaten Bandung pada. (Istimewa)
Awalnya ketika itu saya hanya jadi pelatih fisik. Namun saat sesi uji coba, saya diminta main oleh pelatih.

"Kamu bawa sepatu bola, kan? Pakai sepatumu, bajumu, ikut main di lapangan," ujar sang pelatih.

Rasanya sangat senang sekali. Maklum, profesi pesepakbola juga menjadi cita-cita saya sejak kecil sebelum terjun ke dunia atletik di kelas 2 SMA.

Klub Liga Inggris Liverpool, pemain seperti Robbie Fowler dan Michael Owen, pernah membuat saya bermimpi indah menjadi pesepakbola profesional.

Dahulu saking ingin jadi pesepakbola, saya sampai ikut tarkam (turnamen antarkampung) sejak kelas 2 SMP. Saya juga pernah ikut seleksi di Solo. Namun, saya dua kali gagal seleksi di klub Persis Solo.

Suryo Agung Wibowo (kiri) tak melewatkan kesempatan foto bersama bintang Barcelona, Lionel messi, di Olimpiade 2008.Suryo Agung Wibowo (kiri) tak melewatkan kesempatan foto bersama bintang Barcelona, Lionel Messi, di Olimpiade 2008. (Istimewa)
Jalan hidup saya justru berbelok ke dunia atletik saat SMA. Guru saya yang jeli melihat bakat atletik saya. Sempat juara pada ajang POPDA di nomor lompat jauh, saya pindah jalur ke nomor lari terutama 100 dan 200 meter.

Meski sempat mewujudkan cita-cita saya sejak kecil, saya hanya semusim jadi pesepakbola profesional. Ya, hanya semusim berseragam Persikab. Mungkin memang sudah lewat masanya menjadi atlet. Alhasil, saya lebih fokus pada pengabdian saya di Kemenpora hingga kini.

Bagi saya, mungkin sepak bola hanya menjadi kesenangan. Sedangkan lari merupakan kepuasan besar karena pencapaian saya di sana luar biasa. (bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER