Jakarta, CNN Indonesia -- Bek
Timnas Indonesia U-19 Amiruddin
Bagas Kaffa memilih tetap di Barito Putera dan melepas kepergian saudara kembarnya, Amiruddin
Bagus Kahfi, menjalani latihan di Inggris bersama Garuda Select.
Bagas sempat kaget dan khawatir ketika mendapatkan kabar Bagas mengalami cedera patah pergelangan kaki di Inggris. Pengalaman saat menjadi juara Piala AFF U-16 bersama Timnas Indonesia dan pelatih Fakhri Husaini pun menjadi momen spesial yang tak bakal pernah dilupakannya.
Lantas bagaimana Bagas memulai kariernya di dunia sepak bola? Bagaimana sosok Bagus di mata kembarannya? Berikut wawancara eksklusif
CNNIndonesia.com bersama Bagas Kaffa?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana awal seorang Bagas bermain sepak bola dan jadi pemain profesional?Awalnya hobi saya bukan bermain sepak bola. Saya dulu mainan motor trail sama Bagus. Di sisi lain saya juga main sepak bola, tapi hanya sebagai sampingan saja. Tapi akhirnya saya disuruh memilih antara sepak bola atau motor trail. Saya dan Bagus memilih sepak bola.
Bapak dan keluarga juga mendukung fokus saya ke sepak bola sampai sekarang. Bisa menjadi pemain profesional seperti sekarang itu karena mungkin memang dari kecil sudah berlatih dan sering ikut turnamen-turnamen. Bahkan sampai jarang masuk sekolah karena turnamen terus.
Pernah terpikir bakal jadi pemain sepak bola bareng sama Bagas?Tidak sama sekali, tidak pernah kepikiran bakal bisa masuk Timnas juga. Dulu sama Bagus cuma nonton Timnas main pakai baju Timnas terus foto di lapangan.
Tapi dulu bapak bilang ke saya sama Bagus. Bilangnya begini "Mas Bagas, mas Bagus besok mas harus bisa ada di lapangan sana, ditonton orang-orang."
Semenjak itu saya jadi termotivasi oleh kata-kata bapak, bagaimana caranya saya harus bisa mewujudkan mimpi bapak itu.
 Amirudin Bagas Kaffa (kiri) dan adiknya, Bagus Kahfi saat laga Piala AFF U-16. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc/18) |
Apa tanggapan Bagas soal julukan 'Si Kembar' lapangan hijau yang menakutkan lawan?Itu juga bagian dari indahnya rencana Allah. Kalau dipikir unik juga ya kembar, tapi keduanya bisa ada dalam skuat Garuda untuk membela negara.
Kenapa memilih tidak ikut ke Inggris memperkuat Garuda Select?Karena saya lebih memilih berada di Barito Putera. Saya menghormati kontrak di Barito Putera.
Bagaimana reaksi kamu ketika mengetahui Bagus cedera?Kebetulan waktu itu saya melihat pertandingan Bagus secara
live streaming. Jadi saya tahu persis bagaimana Bagus waktu terjatuh. Sedih banget waktu lihatnya, campur aduk rasanya.
Kasihan juga seperti bisa merasakan apa yang Bagus rasakan. Namanya juga anak kembar, pasti ada insting yang kuat. Saya kira juga biasa saja lukanya, ternyata cukup parah. Kaget banget sih.
[Gambas:Video CNN]Sudah hampir enam bulan Bagus di Inggris. Apa yang paling buat Bagas rindu dengan Bagus?Kalau kangen sih pasti. Rasanya seperti berbeda karena ini perdana juga pisah sama Bagus dalam waktu yang lama, seperti ada yang kurang rasanya.
Hal yang paling dirindukan dari Bagus tuh apa ya, mungkin jahilnya, marah-marahnya, atau tingkah lucu lainnya. Ya, dia suka mengganggu pas lagi main
game.
Apa Bagas sudah ada tawaran dari klub Eropa seperti Bagus?Untuk saat ini belum. Kalau ada rezeki nanti pastinya ingin.
Apa pengalaman paling berkesan buat Bagas di Timnas U-16?Sampai kapan pun berada di Timnas U-16 adalah momen yang paling berkesan menurut saya. Sebab kami bisa jadi juara Piala AFF 2018 dan nyaris bisa lolos ke Piala Dunia U-17, tapi ternyata belum rezeki.
Momen yang paling spesial itu sulit dideskripsikan karena momen ini terlalu berkesan untuk saya. Sampai sekarang momen itu yang paling berkesan buat saya, mungkin juga buat teman-teman saya bahkan masyarakat Indonesia.
Bagaimana sosok coach Fakhri Husaini di mata Bagas?Pelatih yang hebat, luar biasa di mata saya.
Apa sifat di Bagus yang tidak ada di kamu?Tidak ada. Semua sifat Bagus ada di saya semuanya.
(ttf/har)