Roy Jones Jr. adalah salah satu bintang besar dalam dekade emas tinju dunia di 90-an dan awal 2000-an. Ia jadi satu-satunya petinju yang memulai karier di kelas welter super dan mampu jadi juara dunia kelas berat.
Roy Jones aktif di dunia tinju ketika tinju masih kebanjiran bintang-bintang di berbagai kelas. Nama Roy Jones ikut mendapat kilau sinar sebagai bintang, terutama di kelas light heavyweight.
Jones pertama kali jadi juara dunia ketika memenangkan gelar kelas menengah IBF dengan mengalahkan Bernard Hopkins di tahun 1993. Kemenangan itu merupakan salah satu kemenangan penting Jones lantaran Hopkins juga termasuk petarung elite yang sebelumnya menorehkan 22 kemenangan beruntun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setahun berselang, Jones merebut sabuk juara dunia kelas menengah super dengan menaklukkan James Toney. Lima kali mempertahankan sabuk kelas menengah super selama dua tahun, Jones naik kelas lagi ke light heavyweight dan memenangkan gelar interim lawan Mike McCallum di laga perdananya di kelas tersebut.
Jones merasakan kekalahan perdana dalam kariernya saat ia didiskualifikasi lantaran melakukan pukulan ilegal ketika duel lawan Montell Griffin. Namun Jones kemudian sukses menebusnya dengan kemenangan KO di laga rematch.
![]() |
Jones mencapai puncak sukses di kelas light heavyweight karena ia berhasil jadi raja di kelas ini. Ia bisa memenangkan sabuk juara dunia versi empat badan tinju, yaitu WBA, WBC, IBF, dan IBO di kelas light heavyweight.
Roy Jones tak tergoyahkan dan tak terkalahkan selama lima tahun di kelas light heavyweight.
Tawaran Laga Kelas Berat
Setelah merajai light heavyweight, datang tawaran bagi Roy Jones untuk tampil di kelas berat. Saat itu pemegang sabuk WBA kelas berat adalah John Ruiz yang berhasil merebutnya dari Evander Holyfield.
Jones menyanggupi tantangan itu dan akhirnya ia tampil di duel perebutan gelar kelas berat. Meski bertubuh lebih kecil, Jones tampil dominan dan merebut gelar kelas berat versi WBA.
Setelah jadi juara dunia kelas berat, Roy Jones sempat diyakini bakal terus bertahan di kelas itu. Sejumlah tawaran menarik mulai mengapung, termasuk rencana duel lawan Mike Tyson yang saat itu sudah di pengujung kariernya.
Andai ia bertahan di kelas berat, bukan tak mungkin Jones menghadapi duel-duel besar seperti melawan Lennox Lewis, Mike Tyson, dan Evander Holyfield yang merupakan bintang tinju kelas berat. Selain itu, Jones mungkin juga sempat mencicipi laga lawan Klitschko bersaudara yang merupakan generasi baru penguasa kelas berat.
![]() |
Pada akhirnya Roy Jones memilih kembali ke light heavyweight dan justru mengalami penurunan karier. Ia merasakan kekalahan demi kekalahan meski hal itu tak membuatnya berhenti bertinju. Ia terus tukar pukulan di ring hingga tahun 2018.
Semua pengandaian itu buyar. Namun ada satu kegagalan masa lalu yang bisa diwujudkan oleh Jones saat ini, yaitu duel lawan Mike Tyson.
Meski semua telah berubah, termasuk usia kedua petinju yang belasan tahun lebih tua, setidaknya ada sensasi satu ring bersama Mike Tyson yang bisa diwujudkan Roy Jones.
"Ketika saya memenangkan gelar kelas berat, satu-satunya laga kelas berat yang saya ingin lakukan adalah duel lawan Mike Tyson."
"Jadi ketika saya mendapatkan kesempatan 20 tahun kemudian untuk berada satu ring dengan Mike, tentu saja saya akan melakukannya. Bagaimana mungkin saya berkata tidak?" ujar Jones, dikutip dari Boxingscene.
(ptr/sry)