Jakarta, CNN Indonesia --
Ketika Indonesia gagal berharap pada nomor lain yang lebih diandalkan di Yonex Thailand Open 2021, Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil memastikan Indonesia tidak hampa gelar di turnamen pembuka usai pandemi corona.
Ganda putri dalam kasta peta kekuatan di Pelatnas Cipayung saat ini ada di belakang nomor ganda putra, ganda campuran, dan tunggal putra. Tiga nomor tersebut dianggap punya potensi lebih besar untuk meraih gelar di berbagai turnamen yang diikuti.
Selain materi pemain, hal lain yang jadi alasan kuat adalah nama Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang masih jadi satu-satunya andalan di tengah banyaknya ganda-ganda top dari Jepang, China, Korea, dan juga Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Yonex Thailand Open, Indonesia mengirimkan kekuatan hampir 100 persen terkecuali Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang tak bisa tampil karena Kevin positif corona.
Dengan kondisi Jepang dan China tak menurunkan kekuatan terbaiknya, Indonesia jelas menanggung beban lebih berat untuk bisa meraih gelar. Namun nyatanya, satu per satu nomor andalan Indonesia berguguran.
Ganda putra yang di atas kertas masih bisa optimistis, harus gigit jari. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tampil di bawah level terbaik dan bahkan gagal menembus babak semifinal.
[Gambas:Video CNN]
Hiburan dan berita baik untuk nomor ganda putra hanyalah kejutan yang dihadirkan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang bisa mencapai babak semifinal.
Tunggal putra lewat Jonatan Christie dan Anthony Ginting tumbang di hadapan Viktor Axelsen. Jonatan tidak bisa mengimbangi Axelsen di perempat final, sedangkan Ginting membuang kesempatan untuk menaklukkan Axelsen di semifinal.
Di babak final, Praveen Jordan/Melati Daeva masih berdiri sebagai harapan Indonesia untuk meraih gelar. Tetapi, Praveen/Melati sedang mendapat hari buruk sehingga mereka kalah mudah di game pertama dan tumbang lewat rubber game.
Kekalahan Praveen/Melati membuat Indonesia tinggal berharap pada Greysia/Apriyani di final ganda putri. Mereka menghadapi wakil tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.
Dalam laga final, Greysia/Apriyani tampil solid sejak awal laga dimulai. Pertahanan Greysia/Apriyani yang kokoh membuat mereka bisa meraih poin demi poin.
Sebaliknya, Jongkolphan/Rawinda semakin tidak percaya diri lantaran serangan mereka seolah membentur tembok. Dalam reli-reli sengit yang tersaji, Greysia/Apriyani bisa menang telak 21-15 dan 21-12.
Skor tersebut tidak benar-benar menunjukkan perbedaan kekuatan yang jomplang antara Greysia/Apriyani dengan sang lawan, namun skor tersebut menunjukkan konsistensi Greysia/Apriyani dari poin ke poin hingga akhirnya mereka bisa menang dengan skor besar di laga yang terbilang ketat.
Secara total Greysia/Apriyani hanya kehilangan satu game dalam perjalanan mereka menuju juara di Thailand. Permainan Greysia/Apriyani pun terbilang konsisten dari babak pertama hingga juara.
Sejumlah hal menarik patut dicermati di balik sukses Greysia/Apriyani di Thailand kali ini. Apriyani makin menunjukkan kehebatannya dari sisi serangan. Smes Apriyani makin tajam dan cover lapangan Apriyani pun terbilang baik.
[Gambas:Video CNN]
Greysia juga sukses membuktikan bahwa jeda 10 bulan tanpa turnamen tidak membuat banyak perubahan. Stamina Greysia masih ada di level atas, bahkan ia tetap terlihat tegar dan kuat dalam laga yang berlangsung selama lebih dari satu jam.
Stamina yang prima ini yang kemudian menolong Greysia bisa mengimbangi Apriyani yang jauh lebih muda dalam hal ketahanan melakukan adu reli dengan lawan.
Mengetahui kabar bahwa Greysia datang ke Thailand dengan kondisi berduka, hal itu jelas menambah decak kagum terhadap kekuatan mental dan determinasi yang ada dalam diri Greysia.
Dari pola permainan, serangan dengan penempatan bola yang rapi kini membuat permainan Greysia/Apriyani makin memikat. Greysia/Apriyani juga tak hanya mengandalkan pertahanan semata, melainkan juga bisa bertindak sebagai penyerang ketika dibutuhkan.
 Greysia Polli/Apriyani Rahayu menyelamatkan wajah Indonesia di Yonex Thailand Open 2021. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Hal itu terlihat dalam laga lawan Lee So Hee/Shin Seung Chan. Kalah di game pertama karena defense mereka bisa ditembus smes-smes lawan, Greysia/Apriyani lebih agresif dan menekan serta menyerang di game kedua dan akhirnya bisa memenangi pertandingan.
Pembawaan Greysia/Apriyani pun terlihat lebih tenang dan menikmati permainan. Saat melakukan sejumlah kesalahan mendasar, mereka berusaha saling menyemangati tanpa kekecewaan yang berlebihan.
Di balik keberhasilan Greysia/Apriyani menjadi juara, tentu masih ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki. Salah satu hal yang utama adalah terkait servis Greysia yang seringkali jadi titik lemah.
Greysia harus bisa lebih percaya diri dalam melakukan servis sehingga ia bisa memulai permainan dengan lebih tenang ketika giliran servis berada di tangannya.
Masih ada dua turnamen untuk Greysia/Apriyani di Thailand, yaitu Toyota Thailand Open pekan ini dan disusul BWF World Tour Finals di pekan berikutnya.
Dengan bekal gelar juara yang direbut Greysia/Apriyani di Yonex Thailand Open, penggemar badminton Indonesia layak berharap pada mereka.