Jakarta, CNN Indonesia --
Khabib Nurmagomedov memutuskan pergi dari UFC, dan siapa yang layak untuk menggenggam sabuk juara kelas ringan setelah era Khabib selesai?
Bos UFC Dana White tanpa ragu menegaskan bahwa ia masih yakin Khabib bakal kembali bertanding, setidaknya satu kali lagi untuk mencoba menggenapkan rekor 30-0 dalam kariernya.
Tak bisa dimungkiri, White sangat berhasrat untuk menggelar rematch Khabib vs McGregor. Tanpa menghitung dengan detail, hanya sambil tutup mata pun White tahu potensi besar bila laga tersebut benar-benar terlaksana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khabib sudah lama menolak rematch lawan McGregor akibat serangan-serangan verbal pada Khabib yang dianggapnya tak bisa dimaafkan. Kekalahan McGregor dari Dustin Poirier makin menjauhkan duel impian rematch Khabib vs McGregor.
Setelah kekalahan McGregor, Khabib tanpa ragu menyatakan ia jauh di atas level petarung-petarung UFC lainnya. Dan faktanya memang demikian karena ia juga sudah mengalahkan Poirier, plus Justin Gaethje.
[Gambas:Video CNN]
White menyatakan ia tengah mempersiapkan rayuan terakhir untuk Khabib sebelum akhirnya benar-benar menyerah untuk menggodanya kembali bertarung. Melihat gelagat yang ada dan sikap Khabib selama ini, duel yang mungkin ditawarkan pada Khabib tidak lagi berhubungan dengan kelas ringan.
Kemungkinan besar rayuan terakhir UFC pada Khabib adalah duel lawan Georges St-Pierre. GSP adalah satu-satunya lawan yang masih membuat Khabib penasaran. Abdulmanap Nurmagomedov semasa hidupnya juga sempat menyatakan keinginannya melihat Khabib menghadapi GSP.
 Khabib masih berstatus sebagai juara kelas ringan UFC sejauh ini meski sudah menyatakan pensiun. (AP Photo/John Locher) |
UFC tidak lagi dalam posisi mempertahankan reputasi Khabib saat ini, beda halnya ketika Khabib benar-benar masih aktif sebagai petarung. Sebelum Khabib pensiun, UFC tidak pernah menggubris rencana duel Khabib vs GSP karena khawatir pamor Khabib jatuh akibat kalah dari GSP.
Selain itu, UFC sempat kecewa karena GSP mengingkari janjinya untuk kembali aktif usai menang lawan Michael Bisping. Pada laga tahun 2017, GSP langsung kembali non aktif setelah merebut gelar kelas menengah dari Bisping. Hal itu yang tak ingin kembali dialami oleh UFC bila mereka mempertemukan Khabib vs GSP.
Namun UFC kini tak lagi dipusingkan masalah itu. Khabib dan GSP sama-sama sudah berstatus pensiun. UFC bisa memeras keringat terakhir dari Khabib dengan memfasilitasinya untuk duel lawan GSP. GSP juga terbuka dengan duel lawan Khabib meski ia juga punya syarat ketat, terutama tentang batas bobot tubuh.
 Bila Khabib vs GSP resmi berduel, laga tak mungkin berlangsung di kelas ringan sehingga peluang sabuk juara kelas ringan Khabib dicopot masih tetap besar. (Mike Stobe/Getty Images/AFP) |
GSP tidak mau bertanding di batas kelas ringan dan ingin duel lawan Khabib, bila terlaksana, ditampilkan di catchweight alias di berat yang disepakati. GSP yakin Khabib di hari biasa punya bobot tubuh setara dengan dirinya sehingga batas bobot tubuh seharusnya tak jadi masalah untuk Khabib.
Dengan gambaran demikian, peluang Khabib untuk terus memegang sabuk kelas ringan makin mengecil, bahkan bila Khabib menyetujui duel lawan GSP.
Dalam beberapa bulan ke depan, UFC kemungkinan besar bakal benar-benar mencabut gelar kelas ringan Khabib bila mereka tak lagi melihat peluang untuk merayu Khabib tampil di kelas ringan.
Gelar yang lowong kemudian jadi menarik untuk diperebutkan lantaran banyaknya petarung dengan karakter kuat di kelas ringan UFC saat ini.
Jika merujuk pada daftar peringkat kelas ringan UFC, Dustin Poirier jelas ada di daftar pertama sebagai orang yang berhak atas duel perebutan gelar. Selain itu, Poirier juga baru saja menang TKO atas Conor McGregor yang merupakan salah satu kandidat dalam perburuan kelas ringan.
Dengan skema peringkat UFC, hal yang paling masuk akal adalah mempertemukan Charles Oliveira yang ada di peringkat ketiga dengan Justin Gaethje yang saat ini ada di posisi kedua.
Oliveira layak untuk kembali mendapatkan duel besar setelah ia menaklukkan Tony Ferguson. Gaethje juga layak untuk kembali punya kesempatan menapak ke atas setelah kalah dari Khabib pada tahun lalu.
 Charles Oliveira adalah lawan paling cocok dari segi peringkat dan performa terkini untukn berhadapan dengan Dustin Poirier dalam duel perebutan gelar yang lowong.(AFP/Dylan Buell) |
Pemenang duel Oliveira lawan Gaethje bakal langsung bertemu Poirier dalam perebutan gelar yang lowong. Hal ini adalah skema paling masuk akal dalam perebutan gelar kelas ringan dan juara baru di kelas tersebut sudah bisa tampak di akhir tahun 2021.
Faktor-faktor Kejutan
Di luar skema sederhana yang mungkin bisa diterima banyak pihak, ada sejumlah faktor kejutan yang membuat perburuan gelar di kelas ringan UFC tidak berjalan sesederhana itu.
Salah satu sosok yang bisa membuat kejutan adalah Michael Chandler. Mantan juara Bellator itu mampu memulai debut di UFC dengan kemenangan meyakinkan atas Dan Hooker. Chandler kini ada di peringkat keempat dan disebut-sebut bisa jadi kandidat lawan Poirier dalam duel perebutan gelar.
[Gambas:Video CNN]
Poirier menegaskan ia menolak lawan Chandler karena merasa Chandler terlalu mudah dan diberi jalan yang lapang untuk duel perebutan gelar. Poirier bersedia duel lawan Oliveira yang menurutnya lebih layak.
Poirier bahkan sempat menyatakan memilih jadi penonton bila Chandler yang dimajukan. Poirier lebih rela jadi penonton dan melihat duel Chandler vs Oliveira memperebutkan sabuk yang lowong.
 Michael Chandler mendapat keistimewaan di UFC lantaran statusnya sebagai juara Bellator. (AFP/Ethan Miller) |
Ucapan Poirier memang terlihat penuh ketegasan dan manis namun tentu ia bakal melakukan kesalahan besar bila menolak duel perebutan gelar lawan Chandler. Sebagai petarung, Poirier cukup memikirkan dirinya sendiri.
Ketika ia mendapatkan haknya sebagai petarung dalam duel perebutan gelar, tak seharusnya ia perlu memusingkan nasib Oliveira atau petarung lainnya.
Skema lain yang bisa menjadi kejutan adalah trilogi Poirier vs McGregor yang kemudian langsung diganjar oleh perebutan sabuk juara.
Bila laga ini yang langsung dipilih oleh UFC sebagai perebutan gelar lowong, McGregor tentulah layak untuk tetap dilabeli sebagai 'anak emas UFC'. Untuk laga ini sendiri, Poirier bahkan tak menutup pintu karena ia juga sudah setuju untuk menghadapi laga ketiga lawan McGregor.
Andai UFC ingin memilih jalan berputar dan melibatkan lebih banyak petarung untuk memperebutkan gelar juara, nama Tony Ferguson tentu kembali diikutsertakan.
Meski menelan dua kekalahan beruntun dari Gaethje dan Oliveira, Ferguson masih punya nilai jual besar, setidaknya dengan batasan satu kali kalah lagi.
Ferguson bisa saja diadu dengan Chandler sebagai bentuk pembuktian kedua petarung. Ferguson ingin bangkit dan Chandler ingin menyatakan bahwa ia memang layak untuk mendapatkan duel perebutan gelar.
 Justin Gaethje dan Tony Ferguson juga bisa terlibat dalam perburuan gelar kelas ringan yang lowong. (AFP/Douglas P. DeFelice) |
Bisa pula dengan skema mempertemukan Gaethje lebih dulu dengan McGregor sehingga jalan menuju perebutan gelar makin panjang dan status juara kelas ringan bisa tetap lowong.
Gaethje sudah menyatakan ingin duel lawan McGregor dan petarung Irlandia itu juga butuh laga yang bisa membuatnya membuktikan janjinya untuk bangkit.
Untuk skema jangka panjang, UFC juga masih punya satu kartu menarik lainnya untuk dipertemukan, yaitu McGregor lawan Ferguson. Laga ini memang hampir mustahil untuk disematkan sebagai duel perebutan gelar dalam waktu dekat karena keduanya tengah terpuruk.
Namun duel McGregor vs Ferguson bakal menjual lantaran karakter kedua petarung yang sudah lama saling perang, terlebih bila UFC memberi iming-iming pemenang duel bakal makin dekat dengan duel perebutan gelar berikutnya.
Meski rencana UFC terhadap skema pertarungan di kelas ringan masih gelap, setidaknya satu hal yang bisa dijanjikan adalah laga-laga kelas ringan sepanjang 2021 mendatang bakal berlangsung dengan tensi tinggi penuh ketegangan.