WAWANCARA EKSKLUSIF

Christian Hadinata: Saya Tak Pernah Dapat Perlakuan Rasial

CNN Indonesia
Jumat, 12 Feb 2021 13:16 WIB
Christian Hadinata merupakan salah satu pelatih dan pemain keturunan Tionghoa tersukses Indonesia.
Christian Hadinata kini sudah tidak berada di pelatnas PBSI. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)

9. Mental seperti apa yang dibutuhkan untuk bisa seperti Christian Hadinata yang tak pernah kalah di final Piala Thomas?

Kalau saya rumusnya sederhana, apalagi dalam pertandingan tim seperti Thomas Cup. Orang lain boleh kalah, tapi saya dan partner saya tidak boleh kalah.

Kalau tim kita menang 3-2, saya harus ada di salah satu kemenangan itu. Kalau regu saya yang kalah 2-3, saya harus yang ada di dua poin yang menang itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mental pokoknya setiap event yang saya hadapin saya anggap saja final dan saya tidak berusaha mencoba menghilangkan. Misalnya, biasanya ada kalimat, "Enggak apa-apa saya kalah, tapi kan teman saya menang", jangan sampai begitu.

Indonesia juara Piala Thomas 1998 di Hong Kong (Dokumentasi istimewa dari Candra Wijaya)Indonesia juara Piala Thomas 1998 di Hong Kong (Dokumentasi istimewa dari Candra Wijaya)

Saya enggak peduli temen saya kalah atau menang yang penting saya harus menang.

10. Dalam kehidupan sehari-hari di luar sebagai atlet, apakah Christian Hadinata pernah mendapatkan perlakuan rasial?

Tidak pernah sama sekali. Malah sampai detik ini menurut saya luar biasa banget kalau saya ke mall orang masih kenal. Masih ajak foto, ngobrol, sama sekali tidak ada pandangan yang minus. Justru saya terharu banget orang masih kenal saya dan mau menyapa, bahkan minta foto.

11. Mengapa setelah pensiun sebagai pemain, Christian Hadinata langsung meneruskan karier sebagai pelatih?

Sebetulnya ada jeda waktu dua tahun setelah pensiun jadi atlet. Saya magang jadi pelatih dulu di PB Djarum. Kalau orang Jawa bilang, "Enggak ujuk-ujuk jadi pelatih", karena pilihan jadi pelatih di bulutangkis itu luar biasa berat.

Saya sempat berpikir karier sebagai atlet lumayan bagus apakah jadi pelatih juga bisa membuat prestasi anak-anak didik bagus? Ada juga pertanyaan dalam diri seperti itu.

Sebelum memutuskan jadi pelatih, saya harus belajar dulu. Magangnya dulu di PB Djarum. Ada namanya Mas Anwari, beliau ikut mengajari saya jadi pelatih di Djarum Kudus. Saya banyak konsultasi sama dia. Sekarang beliau sudah meninggal dunia lebih dulu.

12. Salah satu kemenangan fenomenal Indonesia di masa Christian Hadinata jadi pelatih adalah ketika menang Piala Thomas 1998 di Hong Kong saat kerusuhan rasial di Indonesia terjadi. Apa yang bisa diingat oleh Christian Hadinata tentang momen itu?

Memang keadaannya waktu itu sulit, tapi luar biasa buat saya, pelatih dan atlet itu justru jadi motivasi lebih besar untuk menunjukkan apa yang terjadi di Indonesia waktu itu tidak semuanya begitu. Kami ingin kasih tahu, kami bawa nama baik negara yang saat itu sedang kacau.

Dan saat itu kami diapresiasi banget sama lawan. Mereka heran keadaan di Tanah Air seperti itu, tapi main luar biasa jadi juara. Momen bersejarah.

Rasa khawatir ada waktu itu, karena keadaan dalam negeri kacau tapi kami percaya bahwa pimpinan kami, manager kami Pak Agus Wirahadikuauma meminta nomor telepon keluarga terdekat. Beliau memerintahkan petugas aparat untuk menjaga keluarga kami. Dan itu juga yang bikin kami tenang.

Memang sesuatu yang sulit untuk dicerna dalam logika kita. Kita di luar negeri berjuang mati-matian untuk bawa nama baik negara, tapi justru di dalam negeri terjadi kekacauan. Tidak pernah terbayang waktu itu bagaimana.

13. Bagaimana cara Christian Hadinata menenangkan pemain di Piala Thomas 1998 dan di saat bersamaan menghilangkan kekhawatiran terhadap kondisi keluarga di Indonesia?

Pertama kita sendiri jangan ikut panik. Kedua, harus betul-betul karena tiap pagi, siang, sore, malam kan lihat di TV kejadian itu diulang-ulang terus. Pemimpin dan pelatih kami diminta harus berpikir positif. Kami juga telepon langsung ke orang rumah memastikan mereka aman dan ada petugas yang jaga, semua oke. Jadi itu buat kami lebih tenang saat itu.

Saya bilang ke pemain, kita harus menunjukkan kemampuan terbaik meski kondisi negara sedang tidak karuan. Kita harus tetap menunjukkan sebagai bangsa yang besar dan melakukan hal yang positif melalui olahraga bulutangkis.

Christian Hadinata, legenda bulutangkis Indonesia. (CNN Indonesia/ M. Arby Rahmat)Christian Hadinata selalu senang bisa mengalahkan China saat masih menjadi pemain. (CNN Indonesia/ M. Arby Rahmat)

Sedikit banyak kami waktu itu berharap pandangan orang luar negeri terhadap Indonesia tidak seburuk kejadian di Indonesia. Kondisi itu juga membakar jiwa nasionalisme pemain dan semua ofisial untuk membuktikan dengan berjuang kalau kita bukan bangsa lemah.

14. Bagaimana kehidupan etnis Tionghoa setelah reformasi terjadi menurut Christian Hadinata?

Memang satu sisi kebebasan mengemukakan pendapat terbuka luas. Memang tetap dengan catatan harus dengan koridor tertentu yang harus dipatuhi, meskipun kadang suka ada yang melewati batas-batas koridor tersebut.

Jadi bebas mengemukakan pendapat. Banyak kritik yang baik sejauh membawa hasil positif dan bagus.

15. Apa harapan Christian Hadinata terhadap kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia saat ini?

Secara umum saya rasa sudah bagus. Meskipun sekarang kita semua sedang dalam kesulitan, semua berusaha keras untuk saling membantu, saling mendorong untuk bertahan. Kita harus bisa jadi contoh juga hidup bernegara yang baik dalam bidang masing-masing.

Harapannya, harusnya tidak ada batas lagi antara etnis dengan yang bukan etnis. Jangan ada sekat-sekat lagi, semua kita satu sebagai bangsa warga negara Indonesia yang bisa membangun Indonesia bersama-sama dalam bidang masing-masing.

16. Dengan pengalaman di dunia badminton selama sekitar 50 tahun, apa hal spesial yang membuat etnis Tionghoa punya kemampuan hebat di dunia badminton?

Waktu saat saya jadi pelatih saya selalu sampaikan bahwa prestasi bukutangkis Indonesia kalau saya analogikan seperti di atletik itu pertandingan lari estafet 4x100 meter. Dulu senior kita sudah berprestasi luar biasa, ibaratnya mereka pelari pertama.

Setelah saya main sebagai pelari kedua, pemegang tongkat kedua, selanjutnya larinya tetap kecang untuk menyerahkan tongkat ke pelari selanjutnya. Semua bertanggung jawab.

Sekarang eranya Kevin Sanjaya Sulamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan semua sektor lain saatnya mereka memegang tongkat. Tidak boleh kesusul sama lawan untuk menyerahkan tongkat estafet ke pemegang tongkat selanjutnya.

17. Banyak yang berpendapat kehebatan badminton di China tak lepas dari migrasi sejumlah pemain badminton yang sebelumnya berasal dari Indonesia. Bagaimana Christian Hadinata melihat pandangan itu sebagai pemain yang aktif di tahun 70-an alias satu dekade setelah proses migrasi besar-besaran terjadi?

Besar banget pengaruhnya, karena orang-orang kita yang ke sana, China, adalah mereka yang mempopulerkan bukutangkis di Indonesia. Jadi sekarang bulutangkis di China jadi sangat kuat. Istilahnya orang kita yang ke sana menajdi pioneer untuk bulutangkis.

China jadi kuat, jadi termotivasi juga buat pemain mereka sekarang, kita juga kan adi terinspirasi. Kejadian itu sangat berpengaruh buat perkembangan bulutangkis di China sampai saat ini.

(ttf/har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER