Indonesia dan Beban Pelopor Skor 5x11 di Bulutangkis
Andai skor 5x11 di bulutangkis resmi dipakai terhitung 2022 dan berjalan terus selamanya, Indonesia punya beban sebagai pelopor perubahan skor tersebut di banyak pertandingan dan turnamen yang diikuti.
Pebulutangkis Indonesia saat ini sudah terbebani oleh catatan gemilang senior-senior mereka di masa lalu. Menjadi atlet bulutangkis Indonesia, berarti sudah siap dengan target tertinggi.
Dalam sejarah bulutangkis, pebulutangkis Indonesia tidak diplot untuk jadi nomor dua. Semua dibebankan untuk jadi nomor satu dunia, juara dunia, dan juara Olimpiade.
Kini, bila skor 5x11 itu diberlakukan, beban pemain-pemain Indonesia tersebut bakal bertambah sebagai pengaju proposal perubahan skor badminton menjadi 5x11 poin.
Sebagai negara yang mengajukan proposal, Indonesia tentu dituntut penggemar bulutangkis untuk bisa mendapatkan keuntungan dari perubahan ini. Bakal jadi pertanyaan dan kritikan besar andai Indonesia justru terseok-seok dan malah terpuruk ketika skor 5x11 diberlakukan di banyak turnamen.
Perjalanan ide perubahan skor badminton menjadi 5x11 ini sudah berlangsung sejak 2014. Saat itu, sejumlah turnamen sudah dipakai sebagai uji coba untuk pelaksanaan format 5x11 poin.
Dalam beberapa kali voting, format 5x11 poin tidak pernah memenuhi syarat dengan persetujuan 2/3 anggota BWF. Terakhir, pengajuan format 5x11 poin kembali gagal di 2018 karena momen yang dianggap terlalu berdekatan dengan kualifikasi Olimpiade.
Kini, di 2021, nama Indonesia bersama Maladewa muncul sebagai pengaju proposal perubahan skor badminton menjadi 5x11 poin. Presiden BWF Poul-Erik Hoyer Larsen pun menyambut dengan riang gembira karena poin 5x11 sudah lama menjadi visinya.
Keputusan tentang perubahan skor bakal dilakukan pada Rapat Tahunan BWF pada 22 Mei mendatang. Bila jumlah anggota yang sepakat memenuhi persyaratan, perubahan skor itu baru akan dimainkan pada 2022 mendatang, jadi tidak akan berpengaruh pada Olimpiade 2020 di Juli-Agustus 2021 yang masih tetap akan menggunakan sistem 3x21 poin.
Pada rapat 2018 lalu, 129 suara setuju sedangkan 123 suara menolak perubahan format menjadi 5x11 poin. Dengan kondisi kekuatan bulutangkis yang terbilang merata saat ini, ada peluang untuk merebut suara mayoritas di rapat kali ini. Terlebih lantaran perubahan tidak dilakukan di masa krusial.
Pilihan poin 5X11 kali ini tidak bersifat mutlak. Percobaan akan dilakukan selama satu tahun dengan opsi bisa kembali ke format semula (3x21) bila menimbulkan banyak ketidakpuasan.
Andai ketuk palu tanda format 5x11 berbunyi pada 22 Mei mendatang, tiap-tiap negara tentu bakal menyiapkan program khusus dan beralih fokus untuk strategi format 5X11 poin. China bahkan sudah menggelar kejuaraan nasional dengan format tersebut pada tahun lalu.
Tiap negara bakal berlomba menjadi yang lebih unggul dan memaksimalkan adaptasi di tengah perubahan format baru. Namun Indonesia akan selalu dibayangi oleh tajuk sebagai pencetus proposal perubahan dengan tuntutan seharusnya sudah siap untuk menjadi yang terbaik ketika ide tersebut diwujudkan.