TESTIMONI

Windy Cantika, Warisan Mama dan Cedera Jelang Olimpiade

Windy Cantika Aisah | CNN Indonesia
Rabu, 04 Agu 2021 19:00 WIB
Lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah bercerita seputar perjalanannya meraih medali perunggu Olimpide Tokyo 2020.
Windy Cantika jatuh cinta pada angkat besi karena keinginannya sendiri. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Saya bersyukur bisa dikenalkan angkat besi sama Mama (Siti Aisah) yang juga atlet angkat besi (peraih perunggu Kejuaraan Dunia 1988).

Pertama kali kenal olahraga ini itu karena diajak Mama melihat kakak yang kedua berlatih angkat besi, berlatihnya di rumah juga di Bandung.

Tapi waktu kakak latihan, Windy lebih sering mengganggu kakak dan Mama. Kata Mama, daripada mengganggu akhirnya Windy dikasih paralon [pipa] untuk angkat-angkat begitu, belajar teknik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Windy sendiri lama-lama senang dengan angkat besi. Jadi masuk angkat besi itu bukan karena terpaksa, tapi karena keinginan sendiri setelah melihat Mama dan kakak latihan. Sampai akhirnya orang tua berpikir menyalurkan bakat Windy ke angkat besi saja, mengikuti karier Mama juga.

Dulu itu Windy sudah masuk Pelatda Kabupaten Bandung saat duduk di kelas 4 atau 5 SD, waktu umur 9. Lalu masuk ke asrama PPLP usia 12, dan masuk ke Pelatnas usia 16.

Kalau awal-awal berlatih angkat besi atau di usia SD itu masih bisa main-main seperti anak-anak kecil lainnya. Cuma ketika masuk asrama umur 12 saja baru merasakan tidak bisa bermain.

Lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah (kanan) melakukan angkatan saat sesi latihan disaksikan CdM Kontingen Indonesia Rosan Roeslani (tengah) dan Kepala Pelatih Angkat Besi Dirja Wihardja (kiri) di Arena Angkat Besi Olimpiade Tokyo 2020, Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Kamis (22/7/2021). Cantika akan bertanding dalam kelas 49 Kg putri Olimpiade Tokyo 2020 pada Sabtu 24 Juli 2021. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.Windy Cantika menghabiskan masa remajanya dengan berlatih angkat besi dan sekolah. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Bahkan untuk urusan pendidikan buat kerja kelompok saja saat itu Windy tidak bisa. Jadi waktu Windy saat itu benar-benar untuk latihan dan sekolah saja.

Kalau semisal waktu SMP masuk sekolahnya siang, latihannya pagi. Lalu ketika pagi ada kelas olahraga dan sekolahnya sore, jadi Windy latihannya malam. Dari situ akhirnya sekolah di sekolah olahraga di Bale Endah.

Tapi akhirnya medali ini jadi pembuktian Windy utamanya kepada orang tua, keluarga, untuk diri sendiri juga, termasuk untuk negara.

Saya tahu ada rumor lifter China peraih emas [Hou Zhihi] yang diduga menggunakan doping, tapi saya tidak ambil pusing, tidak ingin banyak berkomentar dan berasumsi apa-apa.

Kalaupun tetap dapat perunggu, ya diterima saja, saya sudah sangat bersyukur.

Windy juga tidak memperhatikan gelagat lifter China itu ketika pemanasan. Waktu pemanasan Windy tidak melihat dan memperhatikan atlet lain, lebih fokus ke diri sendiri.

Orang bilang kalau pakai doping, terutama angkat besi putri biasanya performanya seperti atlet laki-laki, karena dopingnya itu kan berupa hormon laki-laki, makanya tidak diperbolehkan.

(har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER