Hanoi, CNN Indonesia --
Timnas Indonesia U-23 memastikan satu tempat di semifinal SEA Games 2021 (SEA Games 2022) dengan transformasi permainan yang meyakinkan.
Dalam laga perdana melawan Vietnam pada 6 Mei, tim asuhan Shin Tae Yong ini kedodoran. Jangankan bermain dengan indah, memberi perlawanan yang sengit pun tidak. Timnas U-23 dibantai 0-3.
Pemusatan latihan di Korea Selatan selama dua pekan dan tiga kali uji coba, seperti sia-sia. Karakter main Fachrudin Aryanto dan kawan-kawan jomplang dibanding tipikal saat Piala AFF 2020 (2021) di Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikutnya melawan Timor Leste pada 10 Mei. Dalam laga di Stadion Viet Tri, Pho Tho, ini Timnas U-23 menang 4-1. Kendati menang telak permainan Garuda Muda tak cukup mencerminkan karakter sebuah tim juara.
Tiga pemain senior yang dipanggil untuk menjadi pembeda malah seperti sedang migran atau sakit kepala sebelah. Fachrudin, Marc Klok, dan Ricky Kambuaya tampil bak layangan putus.
Umpan mereka sering salah, ceroboh, dan tak stabil saat duel satu lawan satu. Sudah begitu bola yang mereka kuasai mudah direbut lawan.
 Timnas Indonesia menunjukkan tren peningkatan dari kualitas permainan di lapangan. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA) |
Dalam pertandingan ketiga melawan Filipina pada 13 Mei, situasinya mulai berubah. Kekhawatiran bakal ditahan The Young Azkals, seperti dirasakan Vietnam, bisa disangkal. Timnas U-23 mulai tampil digdaya.
Kombinasi bola-bola pendek dan panjang, akselerasi dari sayap, juga antisipasi serangan balik mulai efektif. Hanya antisipasi bola mati yang masih terlihat lemah. Klok sebagai dirigen lini tengah pun enerjik menjadi katalisator.
Karakter olah bola Ricky yang seperti jurus mabuk; limbung dan susah ditebak, berkali-kali membuahkan hasil. Pemain yang baru dipinang Persib Bandung dari Persebaya Surabaya ini mulai menemukan sentuhan terbaiknya.
Witan Sulaeman yang sebelumnya kesulitan mengeluarkan kualitas terbaiknya juga mulai berbahaya. Adapun Egy Maulana Vikri yang sebelumnya seperti kehilangan sentuhan magis, sedikit demi sedikit mulai bisa mengeluarkan gocekan patah pinggang.
Terakhir, segenap pemain Timnas U-23 mulai nyaman dan tampil bersenang-senang saat melumat Myanmar dengan skor 3-1 pada 15 Mei. Kemenangan ini membuahkan tiket ke semifinal.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Jatah lima pergantian pemain benar-benar dimaksimalkan Shin Tae Yong selama fase grup SEA Games 2021 (2022). Dari empat laga, hanya Fachrudin dan Rizki Ridho yang tak tergantikan.
Sisanya ada yang tampil empat kali, tetapi digantikan dan atau menggantikan. Dari 20 pemain yang didaftarkan ke SEA Games hanya satu pemain yang belum punya menit main, Elkan Baggott. Itu pun karena belum bergabung ke Vietnam.
Pengalaman dan jam terbang Shin sebagai pelatih kelas dunia, tampak jelas. Ia tak mengeluarkan seluruh strategi permainan yang disiapkan selama fase grup. Ada yang disembunyikan.
Muhammad Ridwan misalnya, baru tampil sekali. Striker Persik Kediri ini hanya tampil 45 menit saat melawan Filipina. Meski mencetak satu gol dan tak mengalami cedera, Shin seperti sengaja memarkirnya.
Padahal, trisula Witan, Ridwan, dan Egy bisa menjadi kekuatan. Pasalnya ketiga pemain ini sudah pernah main bersama di Persab Brebes. Dalam ajang Piala Soeratin 2016 itu Egy tampil trengginas dengan mengemas 22 gol semusim.
Pelatih Vietnam, Park Hang Seo sepertinya sadar betul dengan 'akal bulus' Shin Tae Yong ini. Karenanya Park selalu hadir di Stadion Viet Tri saat Timnas U-23 tampil. Ia memantau langsung apa yang dilakukan Shin.
 Shin Tae Yong sudah memberikan kesempatan turun ke lapangan bagi para pemain yang ada dalam daftar skuadnya. (ANTARA FOTO/ZABUR_KARURU) |
Posisi bek sayap kiri, yang seharusnya milik Firza Andika mulai permanen jadi milik Alfeandra Dewangga. Apalagi bek PSIS Semarang ini punya lemparan ke dalam yang juga apik, seperti halnya Pratama Arhan.
Bedanya, Dewa tidak punya akselerasi selicin Arhan. Sebagai bek tengah atau gelandang bertahan yang direposisi, tusukan-tusukan Dewa belum sempurna. Meski begitu, ia mulai bisa beradaptasi dengan baik.
Dua pemain muda 17 tahun, Ronaldo Kwateh dan Marselino Ferdinan juga makin percaya diri. Utamanya Marselino yang telah membukukan satu gol lewat penalti saat jumpa Filipina, tampil atraktif ketika melawan Myanmar dan kembali mencatatkan namanya di papan skor.
Itulah deretan transformasi positif dari Timnas Indonesia U-23 selama fase grup. Dengan perkembangan yang signifikan ini, Garuda Muda punya potensi merepotkan lawan pada babak semifinal nanti.
Dengan penampilan yang kian solid dan prima, jumpa Thailand bukan jadi soal. Shin Tae Yong kiranya hanya perlu memperbaiki koordinasi lini belakang yang sering panik.
[Gambas:Video CNN]