3 Kelemahan Thailand yang Bisa Dieksploitasi Timnas Indonesia U-19
Timnas Indonesia U-19 akan melawan Thailand U-19 dalam laga Grup A Piala AFF U-19 2022, Rabu (6/7). Berikut tiga kelemahan tim Gajah Perang Muda.
Mengacu dua pertandingan sebelumnya, saat Thailand bertemu Filipina (2/7) dan Myanmar (4/7), permainan tim asuhan Salvador Valero Garcia ini tidak terlalu istimewa.
Meski kolektivitas dan umpan-umpan Nattakit Butsing dan kawan-kawang menonjol, ada sejumlah titik lemah yang bisa dieksploitasi. Hal ini bisa dimaksimalkan Timnas U-19.
Mengenai hal ini Shin Tae Yong dan jajaran tim pelatih Timnas U-19 niscaya sudah punya gambaran. Pasalnya Shin dan kolega telah menyaksikan langsung The Young Elephant War berlaga.
Berikut 3 Kelemahan Thailand U-19:
1. Transisi Positif dan Negatif
Salah satu titik lemah yang paling kentara dari permainan Thailand adalah transisi. Saat transisi positif atau dari bertahan ke menyerang dan negatif dari menyerang ke bertahan, lambat.
Hal ini yang membuat Myanmar bisa melancarkan sejumlah peluang. Barisan gelandang Thailand tampak kurang kompak saat menerima serangan balik cepat dari lawan.
Hal sebaliknya dimiliki Timnas U-19. Muhammad Ferrari dan kawan-kawan tampil kompak saat ditekan dan diserang. Namun pola yang dibangun lebih sering tak rapi atau terburu-buru.
2. Bek Tengah Lambat
Pertahanan Thailand memang tampil solid dalam dua laga Grup A, tetapi tetap punya titik lemah. Salah satu yang paling kentara adalah soal kecepatan saat menerima serangan lawan.
Bek Nathan James misalnya, beberapa kali kalah dalam duel kecepatan dengan pemain Myanmar. Pemain berdarah Inggris ini bahkan sempat dua kali melakukan blunder berujung peluang lawan.
Namun Thailand belum main dengan skuad terbaiknya. Pemain yang tampil saat melawan Myanmar dan Filipina berbeda. Kekuatan utama Thailand kemungkinan dipasang melawan Timnas U-19.
3. Kiper Kurang Pengalaman
Meski tak terlalu kentara, salah satu titik lemah Thailand U-19 adalah posisi kiper. Dalam beberapa tahun terakhir Thailand kesulitan mendapatkan kiper yang dianggap berkualitas.
Dari tiga kiper yang dibawa ke Indonesia, sama-sama belum tampil di Timnas U-16. Dengan kata lain mereka ini adalah pemain yang baru merasakan atmosfer pertandingan ASEAN.
Jika barisan depan Timnas Indonesia U-19 bisa memberi tekanan pada awal laga, bukan tak mungkin kiper mereka akan terkejut. Daya kejut ini yang kiranya perlu diciptakan saat melawan Thailand.
(abs/jun)