Jakarta, CNN Indonesia -- Mirip langkah Indonesia saat
rupiah keok dari dolar Amerika Serikat (AS), Sri Lanka juga merespons dengan membatasi
impor mobil dan barang mewah. Pengumuman pembatasan impor itu dilakukan pada Sabtu (29/9) didasari nilai tukar rupee Sri Lanka jatuh atas dolar AS.
Mata uang rupee Sri Lanka telah kehilangan nilai 10 persen dari dolar AS pada tahun ini. Pada awal tahun butuh 155 rupee untuk membeli dolar AS, menjelang akhir pekan lalu meningkat menjadi 170 rupee.
Kementerian Keuangan Sri Lanka melarang impor kendaraan bagi seluruh institusi negara selama satu tahun. Pelayanan publik juga tidak diperbolehkan mengimpor mobil dalam konsesi tarif untuk enam bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Importir kendaraan selain bus, truk, dan ambulans diwajibkan memiliki 200 persen margin untuk membuka
letters of credit (garansi pembayaran eksportir). Itu naik dua kali lipat dari sebelumnya sudah dinaikan menjadi 100 persen.
Pinjaman perusahaan pembiayaan berdasarkan rasio harga mobil hibrid juga telah ditingkatkan. Sekarang bank hanya dapat memberikan setengah pinjaman, dibanding sebelumnya yang mencapai 70 persen.
"Pemerintah akan terus memantau fluktuasi pertukaran mata uang, dan mengambil langkah setepat-tepatnya," terang Kementerian Keuangan Sri Lanka dalam pernyataan resmi yang dilansir
economynext.
Pada Agustus lalu, pemerintah Sri Lanka telah meningkatkan pajak kendaraan kecil secara drastis sebagai langkah pengurangan impor. Namun disebut masih ada tekanan pada nilai tukar karena impor besar-besaran.
Sejauh ini Sri Lanka setidaknya sudah mengimpor 7.000 unit kendaraan. Lebih dari 55 persen kendaraan impor dibiayai oleh bank dan perusahaan pembiayaan.
(gfs/fea)