PROGRAM MENTERI

Susi: Rokok Saya Lebih Mahal dari Pajak Kapal

CNN Indonesia
Jumat, 07 Nov 2014 12:19 WIB
Kapal-kapal penangkap ikan besar bebas keluar masuk Indonesia. Bea yang dipungut kepada mereka murah. Kata Menteri Susi Pudjiastuti, malah lebih mahal rokoknya.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti didampingi menteri terdahulu Sjarief C Sutardjo memberikan sambutan pada acara Serah Terima Jabatan di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu (29/10). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti nyaris tak percaya. Thailand yang luas lautnya hanya sepersepuluh laut nusantara ternyata nilai ekspor hasil lautnya dua sampai lima kali Indonesia.

“Indonesia ini menjadi satu-satunya negara tujuan fishing,” kata Susi di Jakarta, Jumat (7/11).

Menurut Menteri Susi, Indonesia satu-satunya negara yang memperbolehkan kapal asing melakukan penangkapan ikan di wilayahnya. “No restriction or anything,” katanya, geram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malah, kapal-kapal kargo bisa transit di tengah laut. Cukai yang ditetapkan untuk kapal-kapal besar memang kecil, cuma Rp 8.000 per gross ton per tahun. “Saya bilang rokok saya saja lebih mahal dari ini,” ujarnya.  

Di sisi lain, nelayan tradisional dengan kapal berbobot di bawah 10 gross ton, mendapat banyak pungutan dari pemerintah daerah. Susi mengatakan telah meminta kepala-kepala daerah untuk mencabut segala retribusi itu.

Oleh sebab itu Susi telah memanggil enam Duta Besar negara yang berhubungan dengan penangkapan ikan di wilayah RI, termasuk Tiongkok, pada Selasa (4/11) yang lalu.  
 
Kemarin Susi juga mendapat kabar baik. Moratorium izin penangkapan ikan oleh kapal-kapal besar telah ditandatangani oleh Kementerian Hukum dan HAM.  (Baca: Cerianya Menteri Susi karena Moratorium)

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER