Jakarta, CNN Indonesia -- Siang itu, Jumat (17/4), pengacara kondang Elza Syarief meluncur dengan mobilnya ke Gedung Granadi di Jalan HR Rasuna Said, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Dia agak terburu-buru. Klien nomor satunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, meminta dia datang untuk rapat.
Padahal seingat Elza tak ada hal penting yang perlu dibicarakan dengan Tommy. " Tapi kalau Mas Tommy meminta rapat, saya memang harus datang segera," kata dia kepada CNN Indonesia, Rabu malam (24/4).
Elza paham betul siapa putra bungsu mendiang Presiden Soeharto itu. Wajar, Elza sudah lebih dari 20 tahun menjadi pengacara 'Pangeran Cendana.' Itu juga yang membuatnya menjadi orang dekat Tommy Soeharto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu sampai di Gedung Granadi, Elza naik lift menuju lantai 9. Di situlah Tommy Soeharto berkantor. Begitu sampai di ruangan kerja Tommy, sang 'Pangeran' sudah ada di sana.
Pertemuan yang digelar Tommy itu ternyata rapat rutin biasa. Datar, tidak ada hal mendesak yang mesti dibicarakan serius. Rapat itu lebih banyak mengecek sudah sejauh mana rencana-rencana yang ditetapkan Tommy Soeharto terwujud.
Menurut Elza, Tommy berencana untuk membangun universitas bernama Universitas Jenderal Besar Soeharto. Yayasannya sudah dibuat, dan Elza menjadi salah satu pengurusnya. Universitas itu akan menitikberatkan pada bidang kedokteran dan keperawatan, sebab Tommy punya rumah sakit untuk tempat praktik para mahasiswanya kelak, yakni Rumah Sakit Dharmais dan Rumah Sakit Pelita Harapan.
“Tapi di universitas itu nanti juga ada jurusan ekonomi manajemen,” kata Elza.
Rencana Tommy tak hanya itu. Dia juga hendak membangun Sekolah Tinggi Ilmu Hukum di atas sebagian lahan yang ia miliki di Sentul, Kabupaten, Bogor, Jawa Barat. Sekolah tinggi itu nantinya akan bekerjasama dengan Malaysia.
“Mas Tommy belakangan fokus di pendidikan. Dia menilai pendidikan Indonesia masih tertinggal,” ujar Elza.
Usai mengikuti rapat rutin bersama Tommy, Elza tak tahan untuk mengajukan pertanyaan soal Golkar, sebab sebelumnya dia melihat sebuah postingan di akun Twitter milik Tommy, @HutomoMP_9, pada Jumat (10/4).
Pada postingan itu, Tommy memasang foto dia bersama sang kakak, Siti Hediati ‘Titiek Soeharto’ Hariyadi, dan Ketua Umum Golkar Munas Bali Aburizal Bakrie beserta jajaran pengurus kubunya. Di atas foto, Tommy menulis “Tidak ada kata ‘tidak’ jika serius ingin membesarkan partai, dan tentunya selalu ada kata ‘tidak’ jika berniat merusak partai.”
Elza pun langsung bertanya, “Mas, yang di Twitter itu benar?” Elza ingin tahu apa betul Tommy ingin aktif bekiprah kembali di Golkar seperti tersirat dalam kalimat yang diposting di media sosial itu. (Baca:
Cerita Akbar Tandjung soal Pertemuan Tommy Soeharto dengan Ical)
Tommy tak menjawab pertanyaan Elza secara verbal. Ia hanya senyum-senyum lantas tertawa-tawa sambil menganggukkan kepala. “Dia mengangguk, berarti benar,” ujar Elza.
Mas Tommy itu orangnya tidak bisa dipaksa-paksa.Elza Syarief, pengacara Tommy Soeharto.
|
Jawaban itu cukup bagi Elza. Pengalaman panjang bersama Tommy mengajarkan dia satu hal. “Mas Tommy itu kalau ditanya serius dan jawabannya hanya senyum atau ketawa, percuma kita terus menanyakan hal itu. Jawabannya pasti akan tetap senyum-senyum atau ketawa,” kata Elza.
Pada saatnya nanti jika dirasa sudah tepat, ujar Elza, Tommy pasti akan menceritakan sendiri hal penting yang telah atau akan dilakukannya. “Mas Tommy itu orangnya tidak bisa dipaksa-paksa,” kata pengacara para selebriti itu.
Namun, imbuh Elza, meski jawaban soal Golkar yang diberikan Tommy sebatas senyum, tertawa, dan anggukan kepala, itu tak lantas berarti Tommy tak serius. “Salah kalau tidak dianggap serius. Mas Tommy itu serius dengan caranya,” kata dia. (Baca juga:
Akbar Tandjung: Tommy Soeharto Dukung Munas Luar Biasa Golkar)
Elza belum diajak banyak bicara oleh Tommy terkait persoalan politik. Namun apapun keputusan Tommy soal Golkar, Elza yakin hal itu sudah dipertimbangkan oleh klien utamanya tersebut. (Baca:
Tommy Soeharto Bisa Pimpin Golkar, Sudah Bertemu DPD I)
Dalam beberapa kali perbincangan soal Golkar antara Tommy dan Elza di waktu senggang, ada satu hal yang cukup sering dilontarkan Tommy. “Kalau dia memimpin Golkar, itu bukan karena uang yang ia punya, tetapi karena Golkar memang membutuhkan dia untuk memimpin Golkar. Jadi bekerja dan berjuang bersama-sama untuk membesarkan Golkar. Itu keinginan Tommy,” ujar Elza.
Membangun universitas dan memimpin Golkar. Dua hal itu ada di antara rencana-rencana sang 'Pangeran Cendana' di masa depan. Setapak-setapak, dia mulai berupaya mewujudkan mimpi-mimpi yang sempat tertunda. Konflik Golkar jadi momentum untuk unjuk gigi.
(hel/agk)