Banyak Ajukan Proyek, Peran Pimpinan DPR Dipertanyakan

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2015 06:00 WIB
Tagline 'Membangun DPR Modern' disebut semboyan menipu. Pimpinan DPR pun dinilai lupa dengan tugasnya.
Ketua DPR RI Setya Novanto menuliskan harapan mengenai pembangunan alun-alun demokrasi saat peresmian rencana pembangunannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/5). DPR berencana membangun lokasi untuk masyarakat menyuarakan aspirasi atau berdemonstrasi agar tidak melakukan aksi di ruang publik yang mengganggu kenyamanan masyarakat lain. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai peran para pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah melenceng jauh dari tugasnya. Peneliti Formappi Lucius Karus menilai Ketua dan Wakil Ketua DPR terkesan sibuk dengan pembangunan dan proyek.

"Pimpinan DPR ini menampilkan bakat yang khas, yaitu sibuk dengan pembangunan dan proyek," kata Lucius dalam jumpa pers yang diselenggarakan Koalisi Kawal Anggaran di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta, Senin (15/6).

Bahkan Lucius menilai janji Ketua DPR Setya Novanto untuk mewujudkan DPR modern hanya tipuan belaka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tagline yang disebutkan membangun DPR sekarang sebagai DPR modern, itu tagline menipu dan banyak dijadikan alasan menyusun rancangan program dan proyek," ujar Lucius.

Menurut dia, wacana DPR modern, pembangunan gedung, sampai dana aspirasi merupakan watak bisnis yang berasal dari para pimpinan DPR. Hal ini, bagi Lucius, tercermin dari apa yang mereka katakan.

"DPR modern mereka seolah ingin membentuk DPR yang wah, tampil dengan gedung dan sarana mewah dan anggotanya harus punya uang yang luar biasa banyak," ujar Lucius.

Padahal, kata Lucius, tugas sebagai pimpinan DPR bukanlah mencetuskan ide atau wacana untuk melahirkan sesuatu. Tapi bagaimana mereka tampil sebagai juru bicara untuk menyampaikan apa yang sudah dilakukan anggotanya.

"Banyak sekali wacana yang berkembang di publik yang lahir dari kekeliruan atau semangat memimpin dari pimpinan DPR. Sebagai pimpinan bukan berarti dia bisa kemudian melahirkan sesuatu. Itu menyimpang dari peran dia yang justru sebenarnya sebagai pihak yang meluruskan apa yang dilakukan anggotanya," katanya.

Dengan adanya peran pimpinan DPR yang menyampaikan wacana untuk melahirkan sesuatu justru dinilai Formappi hanya membuat kuaruh. "Peran pimpinan yang seperti ini membuat kisruh misalnya dana aspirasi dan tipu muslihat DPR modern," ujarnya.

Untuk itu, Formappi menganjurkan agar para pimpinan DPR, dalam hal ini ketua dan para wakilnya agar kembali pada peran yang sesungguhnya.

"Perannya sudah melenceng jauh dari fungsinya sebagai jubir DPR. Empat orang wakilnya juga setali tiga uang. Saya berharap supaya mereka kembali ke fungsi mereka sebagai jubir DPR yang menjelaskan apa yang dihasilkan DPR," kata Lucius.

Beberapa waktu lalu, Ketua DPR Setya Novanto pernah mencetuskan keinginannya unik membuat DPR modern. DPR modern yang dimaksud yaitu menyampaikan informasi transparan dan terbuka kepada rakyat, terhadap seluruh kinerja, tugas, pokok, dan fungsinya sebagai wakil rakyat.

Mereka juga diharuskan menjalankan seluruh teknologi komunikasi dan informasi yang ada dengan benar sekaligus menampung dan menindaklanjuti seluruh aspirasi rakyat. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER