Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden ke-5 Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyempatkan diri untuk menjadi pembicara kunci dalam acara bertema konstitusi di kompleks DPR/MPR RI. Dalam pidatonya, Megawati mengeluarkan guyonan terkait kisruh partai politik yang sempat melanda parlemen Indonesia.
Kisruh partai politik di parlemen terjadi saat 10 partai yang masuk ke DPR RI terbagi menjadi dua kubu, yaitu Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). PDI Perjuangan yang tergabung di KIH terpaksa harus mengakui keunggulan KMP di parlemen dan harus puas "hanya" berkuasa di pemerintahan.
Meski begitu, Megawati mengaku bahwa dirinya tidak terlalu memperdulikan eksistensi KMP. Bagi dia, KMP tidak ada artinya sama sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang 'so what?', bagi saya tak ada artinya," kata Megawati di kompleks DPR RI, kemarin.
Guyonan pun dikeluarkan Megawati terhadap Zulkifli Hasan. Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua MPR RI tersebut diakui Megawati pernah diajak bergabung dengan PDI Perjuangan.
"Pak Zul itu saya minta masuk PDI Perjuangan, tapi menurut saya itu adalah cara politik praktis," kata Megawati sembari menunjuk ke arah Zulkifli yang kebetulan juga menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional.
Dengan bergabungnya Zulkifli ke PDI Perjuangan, Megawati mengungkapkan bahwa partai pimpinannya bisa saja memenangkan voting yang ada di DPR RI. Megawati pun menyindir sistem voting yang saat ini sangat sering terjadi dalam pengambilan keputusan.
"Saya pernah berujar pada fraksi untuk apa ikut voting toh nantinya kalah juga," katanya.
Ditemui pasca Megawati memberikan pidato, Zulkifli mengatakan bahwa guyonan yang dilontarkan Megawati adalah bentuk keinginan untuk memajukan negeri.
Menurut Zul, perbedaan posisi PAN dan PDI Perjuangan jangan sampai memisahkan tali persaudaraan antar partai politik yang memiliki tujuan sama.
"Bisa saja kami di luar pemerintahan bersama-sama dengan PDI Perjuangan yang di dalam pemerintahan terkait dengan keputusan strategis. Itu bukan politik praktis," ujarnya.
Terkait dengan kebenaran perihal ajakan Megawati, Zul enggan berkomentar banyak. Dia hanya berujar soal kedua partai politik bisa saja melalui jalan yang sama untuk menyelesaikan suatu masalah.
(pit)