Jakarta, CNN Indonesia -- Kegaduhan yang berujung pada aksi kekerasan antara warga Kampung Pulo dan aparat yang melakukan penggusuran membuat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi ingin turun langsung ke lapangan. Berbeda dengan pejabat lainnya yang selalu dikenali ketika terjun ke masyarakat, Prasetio mengaku banyak yang tidak mengenalinya.
"Saya ke sana tidak ada yang tahu siapa saya," kata Prasetio saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Jumat (21/8).
Di Kampung Pulo, Prasetio mengaku mendapatkan banyak informasi. Dugaan adanya provokator dibalik rusuhnya penggusuran tersebut yang dilontarkan oleh Gubernur DKI Jakarta juga diamini oleh Prasetio.
"Saya sudah mengkaji di lapangan, tidak ada masalah. Yang provokasi itu yang punya penyewaan 10 pintu dan 4 pintu. Tapi cuma dikasih satu unit hunian sama Pemprov," ujar Prasetio.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dugaan adanya provokator terbukti dengan tertangkapnya 27 orang pemuda yang terindikasi melakukan pelanggaran hukum.
Selain meninjau langsung ke lapangan, Prasetio pun menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah susun (rusun) Jatinegara Barat. Ia ingin melihat kondisi tempat relokasi warga Kampung Pulo yang telah disediakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
Ia penasaran dengan adanya anggapan bahwa harga yang harus dibayarkan warga ketika menghuni rusun tersebut sebesar Rp 10 ribu per hari dinilai terlalu mahal. Namun, setelah mendatangi lokasi, Prasetio menilai harga tersebut termasuk murah jika dikihat dari fasilitas dan kualitas rusun yang ada.
"Rugi kalau warga tidak mau tinggal di sana. Tempatnya layak tinggal dan layak hidup. Itu seperti Apartemen Kalibata City tempat tinggalnya," ujarnya. Dengan melihat fakta tersebut, ia pun menegaskan kalau rusun Jatinegara Baru sangat layak huni.
Prasetio juga mengungkapkan sudah banyak warga yang pindah ke sana. Menurut perhitungannya, dari seluruh warga yang tinggal di Kampung Pulo, sudah 90 persen yang pindah. "Dari sekian banyak yang direlokasi tinggal 10 persen," kata dia.
Politisi Partai PDIP tersebut menilai tujuan Pemprov DKI sebenarnya sudah sangat baik. Daripada harus membiarkan warganya terendam banjir setiap hujan deras mengguyur ibu kota.
"Rusunnya bagus dan nyaman, seharusnya tidak ada yang menolak. Mungkin karena perubahan pola hidup saja. Diajak hidup yang lebih manusiawi masa tidak mau?" ujar Prasetio.
(pit)