Politik Abu-abu PDI Perjuangan di Pembangunan Gedung DPR

Aulia Bintang | CNN Indonesia
Sabtu, 29 Agu 2015 12:40 WIB
PDI Perjuangan merasa pembangunan gedung DPR sebagai bentuk nawacita revolusi mental, namun di sisi lain partai banteng ini belum menegaskan dukungannya.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersama Wakil Sekretaris Jenderal Ahmad Basarah menyerahkan susunan kepengurusan DPP PDI Perjuangan ke Kementerian Hukum dan HAM. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polemik tujuh program pembangunan kawasan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia masih terus bergulir. Masalah anggaran hingga keterdesakan menjadi alasan yang mencuat ke permukaan.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai bahwa konsep awal dari DPR RIuntuk menjadi pusat dari mimpi anak bangsa yang digelorakan melalui revolusi untuk memerangi kapitalisme dan imperialisme.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa kompleks Parlemen Senayan menjadi bagian dari revolusi mental yang diperlukan dalam perjalanan bangsa Indonesia. Hal tersebut, lanjut Hasto, akan membuat adanya monumen yang bersifat edukatif.
"Kita ini bangsa berkembang dan kami melihat realitas adanya gedung baru memiliki objektivitas itu," kata Hasto saat ditemui di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (27/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu program pembangunan, museum DPR, menurut Hasto bisa menyatukan dan memperlihatkan kepemimpinan Indonesia di mata dunia. Museum tersebut memang perlu dihidupkan kembali.

Selain itu, banyaknya retak di beberapa bagian gedung DPR RI menambah kenyataan bahwa gedung tersebut memang butuh perbaikan. Kebutuhan infrastruktur dan perbaikan citra kinerja menjadi dua hal yang perlu diperhatikan pada DPR saat ini.

Namun perkataan Hasto tersebut bukan berarti PDI Perjuangan setuju dengan pembangunan monumental yang menurut Hasto masih harus dibicarakan lebih jauh bersama Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan.

"Ada momentumnya, tentu kami akan diskusikan lebih lanjut dengan pimpinan dewan," katanya.

Sebelumnya DPR RI merencanakan sebuah program pembangunan yang terdiri atas tujuh tahapan. Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah selaku ketua tim pembangunan merinci tujuh program pembangunan tersebut.

Tahap pertama dimulai dengan membangun alun-alun demokrasi yang berbentuk plaza reformasi bagi publik. Tempat ini akan menjadi tempat unjuk rasa dan penyampaian aspirasi publik terbesar di Indonesia. Tahap kedua adalah membangun museum dan perpustakaan. Fahri mengungkapkan pembangunan tersebut akan menggunakan gedung bundar yang lama. Menurut Fahri Gedung bundar adalah ikon nasional yang mendunia dan kaya pengetahuan.

Tahap ketiga adalah membangun akses publik ke gedung DPR RI untuk mempermudah tamu dan publik agar bisa mengunjungi fasilitas yang ada di perpustakaan, museum, dan ruang sidang di komplek parlemen tersebut.

Selanjutnya, tahap keempat, adalah pusat pengunjung. Pusat pengunjung akan dikelola sebagai aktivitas menerima pengunjung harian untuk menimba ilmu, berdiskusi, dan berwisata.

Tahap kelima adalah membangun ruangan pusat pengkajian legislasi dan revisi undang-Undang.
Tahap keenam adalah pembangunan ruang anggota dan tenaga dengan standar yang berlaku untuk semua anggota DPR dan staf pendukung. Saat ini, ujar Fahri, pembangunan sangat tidak terstruktur dan tiap anggota punya kreativitas ruangan masing-masing.

Tahap terakhir adalah integrasi kawasan untuk mengintegrasikan kawasan bagi anggota dan akan menjadi ikon baru dan menjadi tempat kunjungan warga negara Indonesia dan warga negara asing. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER