Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Senior Partai Golkar, Akbar Tandjung mempersilakan keluarga Soeharto maju kembali memimpin partai beringin ke depannya. Hal itu termasuk dicalonkannya Hutomo Mandala Putera alias Tommy Soeharto sebagai ketua umum berikutnya.
"Kemarin, (Tommy) sudah mau ikut Munas Riau tapi tidak jadi dan mundur. Dia menyadari saat itu iklimnya belum kondusif. Ke depan, kalau mau maju lagi silakan, "kata Akbar di kantornya, kemarin.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu menilai majunya Tommy jika Munas digelar merupakan hak semua kader yang merasa bagian dari Partai Golkar. Tidak ada pantas atau tidak pantas.
"Kami berikan hak semua orang yang merasa bagian organisasi Golkar dan dia mau mengikuti proses seleksi kepemimpinan," ujar Akbar.
Akbar berpendapat, kembalinya keluarga Soeharto memimpin Golkar ke depannya tidak dapat dipastikan dapat mengembalikan kejayaan partai. Sebab, kondisi politik berlangsung dinamis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau untuk memastikan bisa kembali, tentu politik tidak bisa dilihat dari segi matematika. Apalagi politik itu tergantung bagaimana perasaan dan hati rakyat," ucap Akbar.
Tokoh senior Golkar lain, Ibrahim Ambong menilai kembalinya keluarga Soeharto memimpin Golkar mungkin saja terjadi. Sebabnya, sejarah berdirinya Golkar tidak lepas dari Presiden Soeharto. Sehingga, keluarganya dilihat memiliki keterikatan moral.
Namun, anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu melihat Siti Hediyati Hariyadi atau yang lebih dikenal Titiek Soeharto lebih berpeluang dibanding Tommy. Titiek dianggap lebih berpengalaman karena saat ini juga terlibat dalam kepengurusan Golkar.
"Saya kira ada kalau melihat kiprahnya Bu Titiek. Kalau Pak Tommy belum pernah jadi pengurus. Bagaimana kami mengukur tentu susah juga," ujar Ibrahim.
Meski demikian, menurut anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Anwar Arifin, saat ini lebih penting membicarakan rekonsiliasi dan islah partai dibanding sosok untuk maju menjadi ketua umum mendatang.
"Di kalangan kami, belum sampai ke situ. Sekarang yang penting bersatu dan islah. Nanti siapa yang mau tampil itu hak delegasi," kata Anwar.
Pernyataan Anwar diamini oleh Akbar. Menurut Akbar, dengan kondisi konflik yang masih berlangsung, pembicaraan mengenai ketua umum menjadi tidak relevan dilakukan saat ini.
"Menurut saya dengan kondisi ini tidak relevan. Yang paling relevan bagaimana membangun kembali partai ini untuk dapat mengikuti agenda politik dan organisasi ke depan dan memberi kesempatan bagi kepemimpinan yang baru," ucap Akbar.
Wacana kembalinya keluarga Soeharto untuk memimpin Golkar sebelumnya dihembuskan Ketua DPP Partai Golkar hasil Munas Jakarta, Leo Nababan. Dia berpendapat sebaiknya calon-calon ketua umum dalam Munas nanti layak diberikan kepada kader-kader muda seperti Airlangga Hartanto, Tommy Soeharto, Ade Komarudin atau Agus Gumiwang.
(utd)