Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Fahri Hamzah mengaku tak merasa berbuat salah ataupun melakukan tindakan yang merugikan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dia mengaku sama sekali tak mengerti tuduhan yang menyebabkan dia dipecat dari semua jenjang keanggotaan PKS.
"Masalah berat apa yang menyebabkan saya diberhentikan. Saya tidak pernah ada masalah, saya tidak pernah ditegur, tidak pernah diberi surat peringatan satu ataupun dua, juga tidak ada catatan hukum," kata Fahri dalam jumpa pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (4/4).
Dia membandingkan perbuatannya dengan salah satu kader yang tertangkap tengah 'menonton' ketika sidang paripurna dan beberapa kader yang masuk bui namun juga tak dipecat. Dia balik menuding fraksi PKS yang tak pernah mengevaluasi kinerjanya meski dirinya selalu hadir dalam rapat. Dia bahkan mengatakan Ketua Majelis Syuro, Salim Segaf Aljufrie menyebutnya sebagai kader terbaik PKS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu publik ingin tahu dosa apa yang saya perbuat. Saya tidak pernah melanggar hukum dan etika, saya tidak pernah mencuri, berbohong dan korupsi," ucap Fahri.
Sebelum surat pemecatan resmi dikeluarkan, Fahri memang sudah diminta mengundurkan diri sejak September 2015. Agar masalah ini tidak semakin melebar, dia mencoba berkirim surat hingga enam kali namun tak kunjung direspons.
"Tiba-tiba saja saya dipecat dengan tudingan dialog atau gaya bicara saya tidak disiplin. Jika gaya ini dipermasalahkan kita kembali ke zaman kegelapan itu," tutur Fahri.
Justru, Fahri menganggap, gaya bicara menjadi khazanah dalam dunia perpolitikan. Dia mengakui gaya bicaranya memang terbuka dan apa adanya.
Fahri menuding ada pimpinan partai yang tidak suka pada dirinya. "Ini keinginan pimpinan partai, ketidaksukaannya yang membuat saya harus dipecat dan membuat saya dikriminalisasi," ujar Fahri.
Menurut Fahri tudingan itu sengaja diciptakan untuk membuat publik percaya bahwa dia layak dipecat.
(bag)