Jakarta, CNN Indonesia -- Partai NasDem dan Partai Golongan Karya (Golkar) membentuk tim kerja untuk merumuskan Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum (RUU Pemilu) yang kini sedang digodok di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Telah dibentuk kesepakatan tim bersama DPP Golkar dengan DPP Nasdem untuk merumuskan pembahasan itu (dan) dapat disepakati dari awal oleh dua partai ini," kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat jumpa pers di kantor DPP Nasdem, Jakarta, Selasa (17/1).
Paloh menjelaskan tim kerja dari dua partai itu dibentuk untuk menghindari perbedaan pandangan. Dua tim kerja tersebut akan bekerja sama merumuskan RUU Pemilu di tahap partai politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tidak ada perdebatan di antara dua partai ini atau perbedaan pandangan dua partai ini pada pembahasan di fraksi dan komisi," kata Paloh.
Pembahasan RUU Pemilu terbilang krusial bagi partai politik terutama yang berkaitan dengan urusan ambang batas parlemen dan ambang batas pencalonan presiden. Ambang batas suara sangat memengaruhi suatu partai untuk bisa mendapatkan kursi DPR atau tidak, serta memengaruhi suatu partai bisa mencalonkan presiden atau tidak.
Dalam darf RUU Pemilu, partai politik bisa mencalonkan presiden bila memliki kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah saat Pemilu. Partai yang tidak mencapai angka tersebut tidak bisa mencalonkan presiden dan harus berkoalisi dengan partai lain bila ingin mencalonkan presiden.
Kemudian mengenai ambang batas parlemen, dalam draf RUU pemilu ambang batas parlemen sebesar 3,5 persen dari suara sah saat pemilu. Partai yang mendapat suara kurang dari angka tersebut tidak akan mendapatkan kursi DPR.
Sampai saat ini, Paloh mengaku belum membahas secara pasti berapa angka yang disetujui oleh Nasdem dan Golkar untuk angka ambang batas parlemen serta ambang batas pencalonan presiden. Namun tim kerja dari kedua partai itu akan bekerja dengan cepat.
"Jadi Insya Allah kedua tim kerja dari Golkar dan Nasdem dalam waktu singkat minggu ini sudah menyelesaikan rumusan yang menjadi pembahasan sekarang ini," kata Paloh.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto memyampaikan penjelasan serupa. Ia menganggap pembentukan tim sangat penting sehingga harus menjalin kerja sama dengan Partai Nasdem.
"Kami dengan NasDem akan terus berupaya bekerja sama. Apa lagu di parlemen yang berkaitan dengan RUU Pemilu dan UU lainnya," kata Setya.
Lebih lanjut, Paloh mengatakan Nasdem dan Golkar akan mengajak partai lain untuk memiliki kesepakatan yang sama. Lobi politik menurutnya harus dilakukan. Ia berharap partai lain memiliki kesepakatan yang sama.
"Kami ingin mengajak kesepakatan kawan (partai) yang lain. Supaya lebih mudah dari pada di sana (di DPR) ramai-ramai, bisa diluar kan," kata Paloh