KABINET JOKOWI

Mengenal Calon Kuat Menkominfo

CNN Indonesia
Kamis, 23 Okt 2014 13:47 WIB
Sejumlah nama calon kuat Menteri Komunikasi dan Informatika telah beredar. Nama-nama ini dianalisa rekam jejaknya oleh KPK dan PPATK.
Presiden Jokowi ditemani pimpinan TNI, Kapolri, dan KaBIN memberikan konferensi pers di halaman Istana Negara, Jakarta Pusat.
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo akan segera mengumumkan nama menteri yang membantunya selama lima tahun ke depan, termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang menentukan masa depan industri teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) di Indonesia.

Sejumlah nama calon kuat Menkominfo telah beredar pekan ini, antara lain Rosarita Niken Widiastuti, Rudiantara, dan Gatot S. Dewa Broto. Terakhir, nama Ferry Mursyidan Baldan dari Partai Nasional Demokrat juga disebut sebagai calon kuat Menkominfo.

Nama-nama ini terlebih dahulu bakal dianalisa rekam jejaknya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rosarita Niken Widiastuti

Niken saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI) sejak 2010 dan menjadikannya sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai direktur utama sejak lembaga ini berdiri September 1945.

Kepada CNN Indonesia, Niken mengaku bekerja di RRI sejak 1982 ketika masih kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. “Dahulu saya bekerja jadi reporter, lalu jadi penyiar, dan produser,” ujarnya saat dihubungi Rabu (22/10).

Perempuan kelahiran 30 Oktober 1960 ini mengaku belum pernah berbicara langsung dengan Jokowi terkait kabinet baru. Pertemuan terakhirnya dengan Jokowi terjadi pada 7 September 2014 ketika grup musik Slank meluncurkan lagu terbaru Indonesia Wow di Auditorium RRI.

“Waktu itu tidak bicara soal kabinet. Saya tidak mau berandai-andai ke depannya bagaimana,” ucapnya.

Rudiantara

Nama Rudiantara sudah malang-melintang di industri telekomunikasi sejak 1986 setelah menyelesaikan studi di Universitas Padjajaran, Bandung. Ia menduduki posisi penting di perusahaan operator seluler Indosat, Telkomsel dan XL Axiata (dahulu Excelcomindo Pratama) hingga 2006.

Rudiantara sempat keluar dari industri telkomunikasi dengan menjabat sebagai wakil direktur utama Semen Gresik dan wakil direktur utama Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Pria kelahiran 3 Mei 1959 ini lalu kembali ke industri telekomunikasi sebagai komisaris di Telkom. Kini, Rudiantara duduk sebagai komisaris di Indosat dan merangkap jabatan pula di beberapa perusahaan lain.

Presiden Direktur dan CEO Indosat, Alexander Rusli, mengaku sudah kenal lama dengan Rudiantara. Menurutnya, Rudiantara punya filosofi yang sama dengan Presiden Jokowi.

“Dia mengerti teknologi sehingga tidak akan gamang dalam mengambil keputusan,” ujar Alexander kepada CNN Indonesia.

Gatot S. Dewa Broto

Gatot S. Dewa Broto juga tidak asing bagi pelaku industri telekomunikasi. Sebelum pindah sebagai deputi di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot adalah kepala hubungan masyarakat (humas) di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Kecakapan Gatot dalam bidang hubungan masyarakat diakui oleh berbagai pihak dengan banyaknya penghargaan yang dia dapatkan. Terakhir, Gatot meluncurkan buku bertajuk “The PR” yang membahas sepak terjangnya menjadi juru bicara Kemenkominfo.

Ketika dihubungi CNN Indonesia, Gatot menjelaskan empat program 100 hari yang akan dilakukannya jika terpilih sebagai Menkominfo. Program pertama, menjalin kerja sama dengan mitra swasta dan pemerintah untuk memperkuat infrastruktur telekomunikasi, terutama internet.

Kedua, menyediakan perangkat bagi presiden dan wakil presiden agar bisa tetap memantau kondisi tanah air dan rakyat. “Saya harap bisa memfasilitasi kebiasaan presiden yang suka blusukan,” ucap Gatot.

Ketiga, mempercepat digitalisasi televisi agar pemanfaatan spektrum frekuensi lebih efisien. Terakhir, memperbaiki program kehumasan pemerintah agar komunikasi dengan media dan masyarakat bisa berjalan baik.

Gatot memberi contoh, ketika nanti pemerintah harus menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), maka Kemenkominfo harus berada di garis depan untuk berkoordinasi dengan Pertamina dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral agar tidak berjalan masing-masing memberi penjelasan kuat kenaikan BBM ini.

Ferry Mursyidan Baldan

Lulusan FISIP Universitas Padjajaran ini sempat menjadi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam tahun 1990 sampai 1992. Karir politik Ferry dimulai sejak 1992 dengan bergabung ke Partai Golkar dan menjadi anggota MPR. Karirnya bersama Golkar berlanjut sampai 2009.

Tahun 2010, Ferry berpaling ke Partai Nasional Demokrat. Ferry kini menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan di Partai NasDem. Ia dan Siti Nurbaya, disebut-sebut bakal mengisi kabinet Jokowi-JK dari NasDem.

Pria kelahiran 16 Juni 1961 ini, enggan menjawab pertanyaan tentang langkah pertama apa yang akan ia lakukan jika terpilih menjadi Menkominfo. “Kurang elok kalau bicara tapi belum ada pengumuman,” katanya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER