INOVASI GOOGLE

Google Ciptakan Pil Anti Kanker

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2014 17:57 WIB
Google punya divisi khusus yang fokus pada sains, proyek terakhir yang dikembangkan divisi ini adalah bagaimana menciptakan pil anti kanker.
Google coba menemukan pil untuk deteksi dini penyakit kanker (Reuters/Adrees Latif)
Jakarta, CNN Indonesia -- Google memiliki divisi bidang teknologi sains bernama Google X yang dibentuk untuk menciptakan inovasi baru demi kepentingan hidup manusia. Baru-baru ini Google berencana ciptakan pil untuk mengidentifikasi kanker di dalam tubuh.

Kepala divisi Google X Andrew Conrad pada hari Selasa (28/10) mengumumkan komposisi pil yang akan diciptakan.

Nanopartikel kecil bermagnet berukuran seperseribu dari lebar sel darah merah akan digunakan sebagai 'alat' pendeteksi tempat-tempat rawan kanker di dalam tubuh, dengan cara mengikatkan diri pada beragam sel molekul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Google X masih dalam tahap eksplorasi mengenai jumlah dosis nanopartikel untuk mengidentifikasi kanker dan penyakit lainnya, sejumlah ilmuwan juga akan diikutsertakan dalam proses pengembangan.

Sel kanker cenderung sering menandakan unsur protein atau gula yang tidak ditemukan pada sel darah sehat. Dengan adanya nanopartikel yang mengikat sel molekul potensi kanker, maka nanopartikel diharapkan bisa menjadi 'alat' yang berguna.
Kami mencoba hindari kematian dengan cara pencegahan penyakitConrad

Sejauh ini ada sebanyak 100 pekerja yang tengah menjalankan projek ini. Seperti dikutip dari The Verge, Jumat (31/10).

"Kami mencoba untuk hindari kematian dengan cara pencegahan penyakit," ujar Conrad. "Pada dasarnya, musuh kita adalah kematian. Karena kita punya teknologi yang bisa mengintervensi itu (kematian), kita perlu kembangkan energi dalam upaya tersebut."

Dalam kurun waktu lima tahun, projek Google X ini juga akan dilengkapi dengan perangkat wearable bermagnet yang dapat melacak partikel.

Projek pil nanopartikel akan menjadi subjek regulasi yang lebih berat ketimbang regulasi mengenai perangkat yang dapat digunakan di luar tubuh (wearable), karena cara kerjanya berada di dalam tubuh.

Dengan begitu, Google harus meyakinkan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat bahwa metode mereka sifatnya aman dan efektif.

Proses pengajuan kepada FDA tentunya harus disertai data lengkap, termasuk informasi mengenai dosis nanopartikel yang akan digunakan, sementara Google sendiri belum sampai pada tahap itu.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER